Senin, 30 Juni 2008

BERTAMBAH CANTIK DENGAN KONTRASEPSI ? (BUKAN IKLAN)

Ini bukan advetorial. Cuma mau membagi pengalaman memberikan Pil KB ini ke pasien-pasien ku. Dari pengalaman itu aku mengamati perubahan yang signifikan terutama pada wajah, yang tampak lebih putih, berseri dan tambah cantik. Semua pasien ku cantik2 lho.(Nggak ada wanita yang nggak cantikkan?). Bagi yang sedang menyusui sebaiknya bersabar dulu untuk segera bertambah cantik, takut ASI nya ntar macet.


Memang harga produk ini sedikit lebih mahal di banding pil KB biasa. Bapak-bapak pasti nggak akan keberatan kok, dengan harga terjangkau isteri2 kelihatan bertambah cantik serta kulit bertambah halus dan mulus.


PS
Harus nya Bayer-Schering bayar aku nich...he..he...he

Minggu, 29 Juni 2008

YUK BIKIN VAGINA BARU (NGILMU DIKIT SEKALI-2)

Lagi hoby posting gambar... (Moga aja image hosting-nya bonafit dan nggak ngadat)

Dibawah ini adalah gambar-gambar operasi membuat vagina baru pada wanita yang tidak memiliki lubang vagina. Lho kok ada...? Ya adalah...nama kelainannya "Agenesia Vagina" = Vagina tidak tumbuh. Gejala kelainan ini yang utama adalah tidak haid2. Dan kalau menikah tidak bisa melakukan senggama.


GAMBAR 1


Gambar 1. Memperlihatkan persiapan awal operasi...terlihat pada wanita ini hanya memiliki lubang pipis (terpasang selang kuning/catheter). Seharus nya secara normal, tepat dibawah lubang pipis (urethra) ini ada liang vagina. Disini tidak terlihat adanya liang vagina. Kenapa diikat benang jahit? Untuk mempermudah operasi, ntar dilepas lagi kalau sudah selesai (Nggak luculah kalau dibiarin...).


GAMBAR 2

Gambar 2. Memperlihatkan liang vagina baru yang berhasil di buat tepat dibawah lubang pipis. Besarnya dikira2-in muat kaliber yang dibutuhkan (tergantung ras dan keturunanan...you know what I mean...)


GAMBAR 3

Gambar 3. Disini sedang dipersiapkan potongan kulit pasien yang diambil dari kulit paha atau dari bokongnya dan prostese (similiar to dildo) yang dibungkus dengan bahan latex seperti kondom. Selanjutnta potongan kulit dilingkarkan disekeliling prostese ini dengan bagian kulit luar dilipatkan kebagian dalam prostese (kalau terbalik ntar nggak lengket ke liang vagina baru).


GAMBAR 4


Gambar 4. Prostese yang diselimuti kulit tadi dimasukkan kedalam liang vagina buatan. Lalu dibiarkan selama beberapa hari...Setelah terjadi penyembuhan prostese di lepas. Terjadilah Vagina Baru.

Untuk diketahui, setelah vagina ini terbentuk bukan dibiarkan begitu saja, ntar akan nutup lagi...Harus dilakukan dilatasi secara berkala (alat khusus) agar liang ini tetap eksis. Capek deh...

Vagina baru ini tidak membuat wanita ybs otomatis bisa hamil. Karena bisanya kelainan ini satu paket artinya rahimnya juga sering nggak ada. Fungsi liang vagina dibuat hanya sekedar untuk bisa melakukan senggama dan tentunya tidak se"canggih" ciptaan TUHAN.

Aku pernah jumpa kasusnya. Tapi belum dioperasi karena biaya, lagian operasinya mungkin hanya di Jakarta (???) atau bahkan di luar. Tapi salut buat suaminya...tetap mencintai sang isteri.
Ternyata masih banyak laki-laki yang baik dan mulia di dunia ini ya...

Sumber asli gambar dapat dilihat DISINI(jangan marah ya om yang punya gambar..nggak dikomersilkan kok)

Semoga ada gunanya....

MAU LIHAT KELAMIN LAKI-LAKI ? INI NICH....(NO-PORN)

LIHAT PADA GAMBAR YANG BERTANDA PANAH PUTIH........GAMBAR INI HASIL USG BAYI USIA LEBIH KURANG DELAPAN BULAN....AH LUCUNYA......(MAKANYA JANGAN SOK MACHO....HE...HE....HE....MAU LIHAT YANG CEWEK?....JUST WAIT FOR THE NEXT EDITION.

kelamin laki

This picture belong to dr.Didi.K, SpOG, anyone can use it for any puspose.

Sabtu, 28 Juni 2008

Diphteria, tetanus, polio and pertussis Vaccines

Diphtheria
Diphtheria is caused by bacteria which are found in the mouth, throat and nose. Diphtheria causes a membrane to grow around the inside of the throat.
This can make it diffi cult to swallow, breathe and can even lead to suffocation.
The bacteria produce a poison which can spread around the body and cause serious complications such as paralysis and heart failure. Around 10 percent of people who contract diphtheria die from it.
Diphtheria can be caught through coughs and sneezes from an infected person.

Tetanus
Tetanus is caused by bacteria which are present in soils, dust and manure. The bacteria can enter the body through a wound which may be as small as a pin prick. Tetanus cannot be passed from person to person.
Tetanus is an often fatal disease which attacks the nervous system. It causes muscle spasms first felt in the neck and jaw muscles. Tetanus can lead to breathing diffi culties, painful convulsions and abnormal heart rhythms.
Because of the effective immunisation, tetanus is now rare in Australia, but it still occurs in adults who have never been immunised against the disease or who have not had their booster vaccines.

Whooping cough
Whooping cough is a highly contagious disease which affects the air passages and breathing. The disease causes severe coughing spasms. Between these spasms, the child gasps for breath. Coughing spasms are often followed by vomiting and the cough can last for months.
Whooping cough is most serious in babies under 12 months of age and often requires admission to hospital. Whooping cough can lead to complications such as haemorrhage, convulsions,
pneumonia, coma, infl ammation of the brain, permanent brain damage and long term lung damage. Around one in every 200 children under six months of age who catches whooping cough will die.
Whooping cough can be caught through coughs and sneezes from an infected person.

Polio
Polio may cause mild symptoms or very severe illness. It is a virus which affects the digestive and nervous systems. It causes fever, vomiting and muscle stiffness and can affect the nerves, causing permanent crippling.
The disease can paralyse breathing and swallowingmuscles, leading to death. Between two and five percent of people with polio die from it and about half of all patients who survive suffer permanent paralysis.
Polio can be caught if the faeces of an infected person contaminates food, water or hands.

Diphtheria, tetanus, whooping cough and polio can be prevented with a safe and effective combination vaccine called Infanrix hexa®. Several injections are needed before good protection is provided. The Infanrix hexa® vaccine contains a small amount of diphtheria and tetanus toxins, which are modifi ed to make them harmless. It also contains purified parts of the pertussis bacterium and three types of inactivated polio viruses with small amounts of antibiotics and preservative.

Pre-immunisation checklist
Before your child is immunised, tell the doctor or nurse if any of the following apply:
  • Are unwell on the day of immunisation (temperature over 38.5˚C)
  • Have had a severe reaction to any vaccine
  • Have a severe allergy to any vaccine component (for example, neomycin).
Possible side effects of diphtheria, tetanus, whooping cough and polio vaccine
Reactions to diphtheria, tetanus, whooping cough
and polio vaccine are much less frequent than the
complications of the diseases.
Common side effects
• Irritable, crying, unsettled and generally unhappy
• Drowsiness or tiredness
• Low grade fever
• Soreness, redness and swelling at the injection
site
• A temporary small lump at the injection site.
Sometimes a booster dose of diphtheria, tetanus
and whooping cough vaccine can cause a very
large local reaction of redness and swelling in the
limb. This reaction should be reported to your
immunisation provider and may require a visit to
the doctor.
Extremely rare side effects
• Hypotonic-hyporesponsive episode (HHE).
Infant may show signs of paleness, limpness
and be unresponsive. This may occur one to 48
hours following vaccination. The whole episode
may last from a few minutes to 36 hours.
Follow-up of children with HHE shows no longterm
neurological or other side effects.
• Severe allergic reaction.
If mild reactions do occur, they may last one to
two days. The side effects can be reduced by:
• Drinking extra fl uids
• Not overdressing
• Placing a cold, wet cloth on the sore injection
site
• Giving your child paracetamol to reduce any
discomfort (note the recommended dose for the
age of your child)
If reactions are severe or persistent, or if you are
worried, contact your doctor or hospital.

KONTRASEPSI DARURAT (KASUS PRA-NIKAH)

Dalam post ini aku nggak akan menulis panjang lebar mengenai kontrasepsi darurat (kondar). Karena sepertinya sudah banyak yang bikin.Disini aku cuma mau menceritakan salah satu kasus yang pernah aku temukan.

Seorang wanita muda sebut saja namanya Bunga yang ikut merantau bersama kakak perempuannya. Bunga memiliki paras yang lumayan manis, baru tamat SMA usianya baru 17 tahun. Seperti biasanya ada bunga - ada kumbang. Kumbang pun datang mendekati bunga.

Menurut keterangan kakak bunga, si kumbang sangat baik hati dan tidak sombong...kumb-kumb mari kemari... Sang kakak pun cepat terkesan akan sikap kumbang. Apalagi gaya, tutur kata, sikap layaknya seperti MANSUR (preman surau)

Beberapa waktu kemudian, di kota tetangga tempat tinggal kumbang-bunga diadakan konser sebuah group band ternama dari ibukota. Sebagai pasangan anak muda, keduanya pun tak ingin ketinggalan menyaksikannya. Kumbang pun minta izin kepada kakak si bunga. Sudah dapat ditebak.. sang kakak pun mengizinkn adiknya untuk dibawa oleh si kumbang pergi ke konser band tersebut. Dengan track record yang sangat meyakinkan bahkan sang kakak mengizinkan untuk bermalam di kota tempat konser berlangsung.

Sabtu malam minggu berangkatlah kedua sejoli ke kota yang dituju, lalu kembali sore keesokan harinya. Sang kumbang pun mengantarkan pulang bunga kembali dalam keadaan "utuh" tidak kurang satu apapun kerumah kakak nya. Cuma ada satu yang kurang dari bunga....dia terlihat tidak seceria seperti biasanya...tetapi hal ini luput dari perhatian sang kakak.

Sampai 2 hari kemudian akhirnya si kakak curiga, lalu mencoba bertanya. Pada awalnya bunga tidak mau berterus terang. Akhirnya karena terus didesak bunga mengakui telah melakukan "...SENSOR..."dengan sang kumbang. Sang Kumbang pun dihubungi, dan dengan sikap seorang gentleman diapun mengakui perbuatannya dan siap bertanggungjawab. (walaupun sebenarnya perbuatan yang dilakukan terhadap bunga tidak gentle).

Tetapi sang kakak bingung...karena orangtuanya pasti akan murka jika mengetahui keadaan bunga. Karena mereka sudah mengenal betul watak keras si Ayah. Dalam kedaan bingung tidak menentu itulah entah siapa yang memberitahu kan supaya segera membawa bunga ke dokter kandungan.

Dari pemeriksaan dokter didapatkan memang ditemukan robekan baru pada hymen bunga. (Nah dari sini baru peranan kontrasepsi darurat di tokohkan, sebelum ini hanya "bunga2 cerita"). Seperti pada link tulisan yang ditampilkan. Pada kasus ini bunga masih dapat terhindar dari kehamilan dengan bantuan kontrasepsi darurat, dalam hal ini dokter mempergunakan Postinor2©. Dimana kehamilan masih dapat dicegah dalam waktu maksimal 72 jam sejak "....SENSOR...".

Maka "selamat" lah bunga dan sang kakak dari angkara murka orang tua. Selanjutnya bunga dipulangkan kembali ke kampung halamannya..tanpa si kakak mau melaporkan kasus adiknya ke polisi dengan tujuan agar tetangga sekitar tidak mengetahuinya. Waw sungguh beruntung si MANSUR.......MAU AH JADI MANSUR...........

PS
Kondar sangat berguna buat wanita yang jablai...misalnya suami sering berlayar...atau tinggal berjauhan karena beda tempat tugas atau (maaaf) memang "pure jablai". Karena bertemunya jarang2 dari pada memakai kontrsepsi rutin yang tentunya ada efek samping, lebih baik memakai kondar lebih aman dan nyaman. Begitu juga dengan korban perkosaan biasanya diberikan pil ini untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Pemberian Kondar legal di Indonesia dan tidak termasuk kategori aborsi...

Kamis, 26 Juni 2008

WANITA HAMIL DAN PENERBANGAN

Seorang waniata hamil yang akan bepergian dengan pesawat udara diharuskan membawa secarik surat keterangan dari dokter yang nenyatakan berapa usia kehamilannya.

Sebetulnya berapakah usia hamil yang aman untuk penerbangan ? Yang teraman adalah setelah usia 12 minggu dan sebelum 28 minggu (trimester II). Setelah itu risiko kenaikan tekanan darah dan kelahiran kurang bulan semakin tinggi.

Dibeberapa negara dan perusahaan penerbangan menjalankan policy yang berbeda-beda. Ada yang mengizinkan terbang pada usia hamil 36 minggu jika lama penerbangan kurang dari 4 jam. Di Indonesia sendiri batas usia kehamilan untuk tetap diizinkan terbang adalah 32 - 34 minggu.

Bagaimana jika usia kehamilan sudah melebihi batas tetapi tetap ngotot mau terbang dan dokter tidak memberi izin ? Datang saja langsung kebandara dan bilang : MY OWN RISK alias risiko tanggung sendiri. Kemudian menanda tangani surat perjanjian dengan air liner nya.

Senin, 23 Juni 2008

TIPS FOR MAN : MENDAMPINGI ISTRI MENJALANI PERSALINAN

Posting ini mencoba melihat proses persalinan dari posisi suami, karena dalam praktek aku sering menemukan banyak kejadian yang tidak mengenakkan justru dari suami pasien, seperti memarahi bidan jaga, atau terus bertanya mana dokternya kok belum datang2...(dokter obgyn kan baru akan datang jika pembukaan lengkap atau ada laporan akan kelainan pd proses persalinan. Tapi sebagai provider tentunya aku tetap sabar dan bersikap sewajarnya kepada customer. (cari sesuap nasi/sebakul intannya kan dari mereka he he he......)

Tips ini terutama ditujukan kepada suami yang akan menjadi bapak buat pertama kalinya. Namun tidak ada salahnya juga buat calon anak ke 2 ke 3 dstnya. Calon bapak yang kurang persiapan biasanya menghadapi proses persalinan isterinya dengan perasaan yang tidak menentu dan stress melulu.
  • RAJIN MEMBACA/CARI INFO SEGALA SESUATU YANG ADA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES PERSALINAN JAUH HARI SEBELUM PROSESNYA MULAI.
  • BANYAK BERTANYA KEPADA DOKTER OBGYN PADA SAAT MEMERIKSAKAN ISTERI SEGALA SESUATU YANG INGIN DIKETAHUI TENTANG PROSES PERSALINAN.
  • PERSIAPKAN SEGALA PERLENGKAPAN UNTUK MELAHIRKAN SEPERTI DI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT "SIAP ANTAR JAGA". BAGI YANG TIDAK PUNYA MOBIL/KENDARAAN SEBAIKNYA SUDAH JANJIAN DENGAN ORANG YANG DIKENAL UNTUK BERSEDIA KAPAN SAJA MENGANTARKAN.
  • KALAU INGIN MENDAMPINGI DISAMPING ISTERI TERCINTA SAAT PERSALINAN PASTIKAN ANDA KUAT MELIHAT DARAH (BANYAK YANG KLENGER, PUCAT PASI DAN MAU TUMBANG).
  • TENANGKAN ISTERI DAN JANGAN IKUT-IKUT PANIK, KALAU TIDAK BISA TENANG MALAH IKUT2AN PANIK SEBAIKNYA TUNGGU DILUAR RUANGAN SAJA. KARENA NANTI ASISTEN DOKTER (BIDAN) YANG MENUNGGUI BAKAL JADI SASARAN SUAMI (DIMARAHIN DLSBNYA).
  • MENGEATAHUI BAHAWA PROSES KELAHIRAN PADA ANAK PERTAMA BISA LAMA YAITU BERKISAR 12 - 14 JAM. JADI JANGAN SETIAP SEBENTAR MENDESAK2 BIDAN ATAU DOKTER.
  • UNTUK MENGETAHUI PERKEMBANGAN PROSES MELAHIRKAN DAPAT DILAKUKAN DENGAN PERHITUNGAN : PEMBUKAAN AKAN BERTAMBAH 1 CM /JAM PADA ANAK I ( ANAK KE-2 SETERUSNYA 2 CM/JAM). SO JANGAN SETIAP SEBENTAR BERTANYA. KARENA PENILAIAN KEMAJUAN PERSALINAN (PERIKSA DALAM) HANYA DILAKUKAN SETIAP 4 JAM AGAR IBU TERHINDAR DARI INFEKSI.
  • PEMBUKAAN PERSALINAN DIKATAKAN LENGKAP ADALAH 10 CM. DAN BABY SIAP DILAHIRKAN DENGAN CATATAN POSISI UBUN-UBUN KECIL MENDEKATI POSISI JAM 12 PADA LINGKARAN JAM. (=POSISI DEPAN= UBUN2 KECIL TEPAT DIBAWAH TULANG KEMALUAN). ARTINYA WALAUPUN SUDH PEMBUKAAN LENGKAP KALAU UBUN-UBUN BELUM TEPAT, DOKTER AKAN MEMERINTAHKAN SUPAYA IBU TIDUR MIRING KE ARAH UBUN-UBUN KECIL. SO BAPAK JANGAN MAKSA2...
  • TETAP DAMPINGI IBU SAMPAI PROSES "NGOBRAS" SELESAI DILAKUKAN DOKTER. DARI PENGALAMAN, KEBANYAKAN SUAMI LANGSUNG MENINGGALKAN ISTERI BEGITU ANAK LAHIR, SEHINGGA IBU MERASA "DIMANFAATKAN" HANYA SEBAGAI MESIN PEMBUAT ANAK. KALAU ADA KELUARGA LAIN SEPERTI ORANG TUA, BIARKAN SAJA MEREKA MENGURUS JABANG BABY. SEDANGKAN BAPAK TETAP MENUNGGUI IBU SAMPAI PROSES (BLA BLA) PASKA PERSALINAN SELESAI.
  • JANGAN LUPA BERI REWARD KEPADA ISTERI BERUPA CIUMAN (SHUIT......2) DI KENING PADA SAAT JABANG BABY LAHIR, YANG ARTINYA: " TERIMA KASIH YAYANGKU, INILAH BUAH CINTA KASIH KITA BERDUA".........

  • Itulah beberapa tips-tips yang dapat aku buat berdasarkan pengalaman kerja sehari-hari saat menangani proses kelahiran.

    Kalau ada yang kurang ntar aku tambahin belakangan. Atau ada tips tambahan dari visitors? silakan ber"comment"ar.

    Sabtu, 21 Juni 2008

    “ABORSI LEGAL”: MUNGKINKAH ?

    Secara umum setiap pasangan yang menikah mendambakan anak. Namun pada keadaan tertentu terjadinya kehamilan tidak diinginkan oleh pasangan dimaksud (unwanted pregnancy). Apalagi tentunya pasangan yang belum resmi menikah sudah pasti tidak menginginkannya kehamilannya.

    Untuk pasangan yang resmi, pemerintah melalui program Making Pregnancy Safer sebenarnya sudah mengantisipasinya. Yaitu memberikan akses untuk ber KB yang seluas-luasnya, jangan sampai pasangan tersebut belum mau hamil tetapi tidak ber KB. Kenyataan masih banyak ditemukan unwanted pregnancy, baik karena tidak berdisiplin memakai KaBe, atau dengan sengaja tidak ber KB tetapi tidak mau hamil.

    Jika terjadi kehamilan setiap pasangan mencoba "mengatasi" sendiri. Ada dengan mengkonsumsi jamu-jamu tradisional, pijet ke dukun beranak, memakan makanan yang ”panas” dan lain sebagainya. Tentunya semua hal tersebut tidak efektif /tidak berhasil. Aku pernah jumpa kasus seorang adik yang perutnya sampai dinjak-injak oleh sikakak sangking mau menggugurkan karena aib yang luar biasa jika ketahuan masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Tapi toh tetap juga nggak mau keluar "aib" tersebut.

    Selanjutnya mereka meminta bantuan ”proffesional” (dukun ,tenga kesehatan dll). "Bantuan" dari profeisonal dapat berupa obat-obatan, tindakan medis maupun tindakan yang diluar standar medis seperti memasukkan ranting kayu oleh dukun yang akibatnya sangat fatal. Kematian terbesar pada abortus adalah akibat perdarahan dan infeksi.

    Setiap dokter sewaktu dilantik mengucapkan sumpah, dimana dalam salah satu kalimatnya: menghargai dan menghormati kehidupan mulai dari saat konsepsi (=bertemunya sel telur dengan sperma). So seorang dokter yang baik akan selalu mentaati sumpahnya dengan tidak melakukan aborsi. Ditambah lagi negara kita tidak mengenal aborsi legal, selain aborsi untuk alasan medis, dimana jika kehamilan diteruskan akan membahayakan jiwa ibu. Misalnya ibu dengan kelainan jantung yang berat.

    Di beberapa negara tindakan aborsi legal dengan berbagai alasan dapat dibenarkan . Bahkan aborsi atas permintaan sendiri (on demand) sudah ada (KLIK DISINI UNTUK MELIHAT DAFTAR NEGARA SERTA TINDAKAN ABORSI YANG DILEGALKAN) Dalam daftar ini terlihat Indonesia hanya mengizinkan aborsi dengan alasan NYAWA. Sedangkan kategori alasan lain: KESEHATAN, MENTAL, PERKOSAAN, BAYI CACAT , SOSIAL dan PERMINTAAN SENDIRI jelas-jelas dilarang. Dalam tabel ini juga terdapat negara-negara yang mengizinkan semua alasan diatas seperti Albania, China, Austria dst. Sedangkan sebagaian negara lainnya melegalkan dengan catatan tertentu seperti hamil kurang 3 bulan. Yang lebih sadis negara seperti Chile, Malta, El-Salvador melarang semua alasan melakukan aborsi termasuk untuk menyelamatkan jiwa ibu. Artinya kalau ada wanita dengan penyakit yang dilarang untuk hamil (jantung), kalau nekat hamil juga berarti siap untuk mati.

    Bagi wanita Indonesia yang mengalami unwanted pregnancy secara UU jika melakukan aborsi jelas saja akan berurusan dengan pihak berwajib. Baik wanitanya, penolong dan semua yang terlibat didalamnya akan mendapat sanksi. (BACA DISINI)

    Kasihan betul nasib wanita kita.....walaupun sebetulnya kehamilan tersebut terjadi akibat bukan karena kemauannya seperti korban perkosaan (terutama yang lambat melaporkan ke polisi), kegagalan KaBe dlsbgnya, tetap terpaksa harus menerima takdirnnya. Jadi pilih yang mana : MATI atawa DIPENJARA (5 tahun) ??? THE CHOICE IS YOURS.

    ADA JUGA KOK PILIHAN LAIN:
    1. PERGI KENEGARA YANG MELEGALKAN ABORSI (UNTUK YANG BANYAK DUIT)
    2.BAYAR MAHAL DOKTER YANG MAU NGERJAKAN ABORSI DAN TIDAK KETAHUAN
    (ADA NGGAK YA?, JUGA UNTUK YANG BANYAK DUIT)
    3.ATAU ANDA PUNYA USUL LAIN? SILAKAN BERI KOMENTAR ANDA......

    Kamis, 19 Juni 2008

    HYMEN IMPERFORATA = Selaput dara tidak berlubang

    Maaf judul tulisan tidak mempergunakan bahasa awam karena alasan tehnis (kata "hymen" lebih banyak dicari ketimbang "selaput dara"). Judul diatas terjemahannya kira2 selaput dara yang nggak ada lobangnya. Nah lho....kok bisa?.

    Untuk netter mungkin sebagian besar (bahkan semua) sudah pada tahu bentuk letak selaput dara karena dengan mudah dapat menemukannya di dunia maia, namun bagi orang awam banyak yang nggak tahu bahkan wanita sebagai pemilik "hak paten" masih banyak yang tidak mengetahuinya.

    Lokasinya dibawah bibir kecil vagina (labia minor). Bentuknya melingkar di pintu vagina dan memiliki lubang ditengahnya (ANATOMI HYMEN). Pada hymen imperforata lubang ditengahnya nggak ada. Kelainan ini bersifat bawaan. Sering terjadi keterlambatan identifikasi. Karena ibu2 baru membawa anaknya ke dokter jika sudah sampai massa datangnya haid pertama (menarche) si anak nggak haid2 juga. Malah pernah ada kasus dimana si anak dituduh telah hamil karena tidak haid2 dan perutnya semakin mebesar (di kampung lah).

    Frekuensi kejadian memang kecil yaitu berkisar antara 1/10.000 - 1/1000 anak perempuan.
    Akibat dari kelainan ini adalah terjadinya penumpukan darah yang awalnya di rongga vagina, terus ke rongga rahim dan ke saluran telur (tuba). Rata-rata sorang wanita dewasa normalnya mengeluarkan darah haid perisklus : 35 cc. Untuk anak perempuan mungkin belum sebanyak itu. Kita asumsikan saja sama jumlahnya, maka pertahun darah yang menumpuk 12 x 35 cc = 420 cc (hampir setengah liter). Selanjutnya kalikan saja jumlah tahun terlambat ketahuan dengan jumlah tersebut. Wah....lumayan banyak kan.

    Dokter biasanya dengan mudah bisa mengenali kelainan ini dengan pemeriksaan USG. Sedangkan pada pemeriksaan ditemukan vagina yang tidak berlubang dengan penonjolan hymen (Klik disini atau Klik disana)( Mudah2an links tujuan masih oke)


    Hasil USG: U= Rahim
    V= Vagina, penuh ter-
    isi cairan (darah).

    Tindakan utama untuk kasus hymen imperforata adalah operasi, namanya hymenotomy. Posedur dilakukan dalam kamar operasi agar terhindar dari infeksi. Dilakukan sayatan berbentuk X, menghasilakn 4 sudut persimpangan, tiap sudut dijahit kearah luar (dasar hymen). Pada saat dilakukan sayatan maka akan keluarlah darah haid yang telah menumpuk sekian lama di rongga vagina dan rahim. Hasil operasi biasanya sangat memuaskan. Dan tidak lupa dibuatkan surat keterangn diatas ketas bermaterai tentang prosedur yang sudah dilakukan pada anak perempuan tersebut. (Hanya di Indonesia diluar nggak tahu, mungkin karena orang kita sangat meng-agung2kan virginitas, atau biar calon suaminya ntar nggak komplen)

    PENTING TENTANG HYMEN
    • Tidak semua wanita akan berdarah saat hubungan seks pertama kali
    • Jika tidak berdarah bisa berati tidak perawan, benar atau salah sama sekali
    • Agak sulit menentukan apakah seorang gadis masih virgin, bahkan dengan pemeriksaan ginekologi sekalipun
    • Hymen bukan selaput yang tidak bisa tembus (impermeable) dan ada risiko hamil jika pasangan anda ejakulasi di pintu vagina, bahkan tanpa penetrasi dan tanpa robekan hymen sekalipun.

    HARI GINI GAK PUNYA SPERMA ?

    Judul tulisan ini nyontek iklan sebuah operator seluler ( nggak disebutin, kecuali pasang iklan (ha-ha 10x). Yah gitu deh...kenyataannya. Ada sebagian kecil pria yang didalam cairan mani (semen) nya tidak ada sperma. Buat yang belon gitu ngerti perumpamaannya sbb : ikan dalam air. sperma adalah ikannya dan cairan mani adalah airnya. Ngerti kan ! Tapi tentunya sperma tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Diperlukan mikrosk0p dan cairan tertentu (reagen) untuk bisa melihat dan menghitung jumlah sperma.

    Sebagai gambaran, nilai-nilai normal pemeriksaan sperma adalah : Volume : 2-5 ml, Jumlah sperma: > 20 juta/ml, Gerakan pada 6-8 jam : > 40 %, jumlah sperma yang nggak normal: kurang dari 20 persen dan kadar gula semen (fruktosa): 120-450 mikrog/ml. (dikutip dari bukunya pak Ali Baziad). Pada kasus ketiadaan sperma maka dalam hasil analisa cuma ada volume: sekian cc, jumlah sperma: nihil alias nggak ada.

    Penyebab ketiadaan sperma ini bisa bersifat bawaan lahir (congenital) atau didapat (acquired). Beberapa diantaranya : zakar yang nggak turun2 dari rongga perut. Hati2 buat ibu2, anaknya dicek2 juga, gampang kok. Coba raba kantong (scrotum) anak ibu pada saat dimandikan, apakah komplit ada 2 biji, karena kalau telat dioperasi bakal nggak ada keturunan tuh anak kalau sdh gede punya istri). Yang susahnya kalau dari sononya memang sudah nggak ada, maka cuma bisa pasrah aja dah.
    Panas bisa jadi biang kerok juga misalnya suka pake celana dalam ketat, mandi berendam di air panas. Gondongan/Baguak (mumps) akan menyebabkan zakar ikut meradang. Setelah sembuh mengecil (atrofi) dan nggak bisa produksi sperma lagi, ini bersifat permanen. Penyebab lain: sumbatan saluran sperma. Dan ada banyak lagi penyebab lainnya. Nggak semuanya disebut disini, ntar bosan.

    Nih ada juga warning buat cewek2. Kalau milih pacar (yang serius, bakal jadi dijadiin miswa dan untuk penerus keturunan) jangan seperti membeli kucing dalam karung. Pastikan punya "nya" lengkap jumlahnya. Caranya gimana ? Nggak perlulah di ajarin, sudah pada pandai semuanya.
    Bagaimana wanita yang sudah terlanjur nikah dengan pria yang nggak punya sperma ? Kalau cinta berat... tetap pertahankan rumah tangga. Lakukan saja adopsi anak. Beres dah persoalan. (Tidak dianjurkan lho nikah lagi dengan pria "normal" Ntar banyak yang marah ke aku).

    Bagaimana cara mengatasi penyebab ketiadaan sperma? Tindakan operasi bisa dilakukan pada yang salurannya tersumbat atau penyebab lain yang bisa dilakukan tindakan bedah. Yang ngerjaiin operasinya dokter ahli bedah saluran kencing (urolog).

    Untuk kelainan lain yang tidak bisa dikoreksi ? IKHLAS supaya hidup bisa tenang......... (Pasti nggak rela kan punya anak dari sperma "DONOR" bank sperma ?)

    Selasa, 17 Juni 2008

    MASA SUBUR WANITA

    Tulisan ini tidak akan membuat anda bingung dalam menghitung/menentukan masa/hari subur seorang wanita. Karena tulisan ini hanya menjelaskan pemakaian gadget untuk menetukan masa subur. Klik link pada sidebar "PREGNANCY GADGETS" atau gampangnya KLIK DISINI. (Bagusnya buka jendela baru saja)

    Pada kotak baris 1 masukkan data hari pertama haid anda, selanjutnya masukkan lamanya siklus menstruasi (jarak hari mulai haid sampai haid bulan berikutnya) pada baris 2. (default = 28 days, merupakan angka rata-rata wanita secara umum)

    Untuk baris" luteal phase" biarkan aja angka aslinya (14 days). Angka ini merupakan angka rata-rata pada wanita dan biasanya paling banyak meleset 1 hari (gitu kata yang punya kalendar).

    Selanjutnya pilih jenis kelamin bayi yang diinginkan : boy, girl atau no preference (apa saja yang diberi oleh Tuhan). Tinggal pencet "view calendar".

    Perhatikan warna-warna yang berbeda pada kalendar. Lihat keterangannya di "legend". Warna HIJAU ada 3 degradasi dari mulai kurang subur, sedang-sedang aja dan sangat subur. Sedangkan MERAH mulai dari hari haid yang paling deras sampai menjadi sedikit. Untuk haid normal biasanya 5 -7 hari.



    ScreenShot Kalendar Ovulasi

    Pada Gadget berikutnya ada cara memprediksi jenis kelamin, menghitung waktu perkiraan lahir berdasarkan hari pertama haid dan memperkirakan jenis kelamin berdasarkan umur dan bulan "bikin" baby. Juga ada prediksi berdasarkan Tabel Prediksi China (kurang akurat, just for fun).

    Selamat mencoba

    Jumat, 13 Juni 2008

    Protokol penatalaksanaan Difteri

    Difteri adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh Corynebacterium Diphteriae dimana gejala klinik (local maupun umum) yang ditimbulkannya adalah merupakan akibat dari eksotoksin yang dihasilkan oleh bakteri ini.

    Klasifikasi difteri secara klinik meliputi :

    Difteri respiratorik
    a. Dfiteri hidung
    b. Difteri tonsil dan faring
    c. Difteri laring/trakea

    Difteri non respiratorik

    Diagnosis berdasarkan gejala klinik :

    1. Gejala utama.
    Berupa membran khas terutama pada tonsil dan dinding faring dengan sifat membran : tebal, putih kelabu, pinggir hiperemis dan udem , sukar diangkat dan mudah berdarah.

    2. Gejala tambahan.

    a. Difteri hidung. Ditemukan sekret serosanguinus dari lubang hidung dan tanda-tanda infeksi pada lubang hidung dan bibir atas.
    b. Difteri tonsil dan faring.
    · Demam subfebril
    · Anorexia, sakit menelan
    · Pembesaran kelenjar servikal/submandibula
    · Bull neck (adenitis servikal, periadenitis dan udem jaringan sekitarnya. Dimana batas batas m.sternocleidomasteoideus, angulus mandibulae dan medial clavicula tidak jelas lagi.
    c. Difteri laring
    · Bentukmengonggong
    · Suara serak, stridor
    · Ada obstruksi pernafasan : sesak, retraksi dinding thoraks, sianosis
    · Difteri laring mudah didiagnosis secara klinis bila ada difteri tonsil dan faring. Bila tidak ada tanda-tanda difteri tonsil dan faring, maka diagnosis difterilaring harus dilanjutkan dengan pemeriksaan laringoskopi

    Diagnosis berdasarkan pemeriksaan bakteriologik :

    Berupa preparat apusan langsung dari biakan (isolasi kuman difteri) dari bahan apusan mukosa hidung dan tenggorok (nasofaringeal swab).

    BEDA DIFTERI DAN TONSILITIS FOLIKULARIS

    Difteri

    Tonsilitis Folikularis

    · Demam subfebril

    · Sakit ringan/sedang

    · Membran putih keabu-abuan, mudah berdarah, sulit lepas, tebal, tak terbatas pada tonsil.

    · Demam tinggi

    · Sakit berat

    · Membran putih kekuningan, tipis, tidak mudah berdarah, mudah dilepas, terbatas pada tonsil.


    Pemeriksaan Penunjang
    Tujuan :

    a. Konfirmasi diagnostik
    b. Menentukan ada tidaknya komplikasi
    c. Pengamatan lanjut selama prognosis

    Jenis pemeriksaan :

    a. Bakteriologik. Preparat apusan kuman difteri dari bahan apusan mukosa hidung dan tenggorok (nasofaringeal swab)
    b. Darah rutin : Hb, leuosit, hitung jenis
    c. Urin lengkap : aspek, protein dan sedimen
    d. Enzim CPK, segera saat masuk RS
    e. Ureum dan kreatinin (bila curiga ada komplikasi ginjal)
    f. EKG dilakukan sejak hari 1 perawatan lalu minimal 1x seminggu, kecuali bila ada indkasi biasa dilakukan 2-3x seminggu.

    PENATALAKSANAAN
    Tindakan Spesifik

    Tujuan :

    a. Menetralisir Toksin
    b. Eradikasi Kuman
    c. Menanggulangi infeksi sekunder

    Jenis Tindakan (Ada 3 jenis pengobatan) :

    1. Serum Anti Difteri (SAD)
    Dosis diberikan berdasar atas luasnya membrane dan beratnya penyakit.
    · 40.000 IU untuk difteri sedang, yakni luas membran menutupi sebagian/seluruh tonsil secara unilateral/bilateral.
    · 80.000 IU untuk difteri berat, yakni luas membran menutupi hingga melewati tonsil, meluas ke uvula, palatum molle dan dinding faring.
    · 120.000 IU untuk difteri sangat berat, yakni ada bull neck, kombinasi difteri laring dan faring, komplikasi berupa miokarditis, kolaps sirkulasi dan kasus lanjut.

    SAD diberikan dalam dosis tunggal melalui drips IV dengan cara melarutkannya dalam 200 cc NaCl 0,9 %. Pemberian selesai dalam waktu 2 jam (sekitar 34 tetes/menit).

    Oleh karena SAD merupakan suatu serum heterolog maka dapat menimbulkan reaksi anafilaktik pada pemberiannya. Untuk mencegah rx anafilaktik ini maka harus dilakukan :

    Uji Kepekaan
    · Pengawasan tanda vital dan reaksi lainnya seperti perluasan membran, selama dan sesudah pemberian SAD terutama sampai 2 jam setelah pemberian serum.
    · Adrenalin 1:1000 dalam dalam semprit harus selalu disediakan ( dosisnya 0,01 cc/kg BB im, maksimal diulang 3x dengan interval 5-15 menit ).
    · Sarana dan penanggulangan reaksi anafilaktik harus tersedia.

    Uji Kepekaan yang dilakukan terdiri dari :

    Tes kulit
    · SAD 0,1 cc pengenceran 1:10 dalam NaCl 0,9% intrakutan. Hasilnya dibaca setelah 15-20 menit.
    · Dianggap positif bila teraba indurasi dengan diameter paling sedikit 10 mm.

    Tes Mata
    · 1 tetes pengenceran SAD 1:10 dalam NaCl 0,9% diteteskan pada salah satu kelopak mata bagian bawah
    · 1 tetes NaCl 0,9% digunakan sebagai kontras pada mata lainnya.

    Hasilnya dilihat setelah 15 – 20 menit kemudian

    · Dianggap (+) bila ada tanda konjungtivitis ( merah, bengkak, lakrimasi )
    · Konjungtivitis diobati dengan adrenalin 1:1000

    Bila salah satu tes kepekaan (+), maka SAD tidak diberikan secara sekaligus (single dose) tetapi secara bertahap, yaitu dengan dosis yang ditingkatkan secara perlahan-lahan (desensibilisasi) dengan interval 20 menit. SAD diencerkan dalam NaCl 0,9% dengan dosis sebagai berikut :

    · 0,05 cc dari pengenceran 1:20 secara subkutan
    · 0,1 cc dari pengenceran 1:20 secara subkutan
    · 0,1 cc dari pengenceran 1:10 secara subkutan
    · 0,1 cc tanpa pengenceran secara subkutan
    · 0,3 cc tanpa pengenceran secara subkutan
    · 0,5 cc tanpa pengenceran secara subkutan
    · 1 cc tanpa pengenceran secara subkutan
    · SAD yang sisa diberikan secara drips IV. Bila ada tanda-tanda reaksi anafilaktik segera berikan adrenalin 1:1000.

    2. Antibiotik

    · Penicillin prokain 100.000 IU/kgBB selama 10 hari. Maksimal 3 gram/hari.
    · Eritromisin (bila alergi PP) 50 mg/kg BB secara oral 3-4 kali/hari selama 10 hari.

    3. Kortikosteroid

    · Indikasi : Difteri berat dan sangat berat (membran luas, komplikasi bull neck)
    · Prednison 2 mg/kgBB/hari selama 3 minggu.
    · Deksametason 0,5-1 mg/kgBB/hari seca IV (terutama untuk toksemia)

    Tindakan Umum

    Tujuan :
    a. Mencegah terjadinya komplikasi
    b. Mempertahankan/memperbaiki keadaan umum
    c. Mengatasi gejala /akibat yang timbul

    Jenis Tindakan :

    1. Perawatan tirah baring selama 2 minggu dalam ruang isolasi
    2. Jamin intake cairan dan makanan. Bentuk makanan disesuaikan dengan toleransi, untuk hal ini dapat diberikan makanan lunak, saring/cair, bilaperlu sonde lambung jika ada kesukaranmenelan (terutama pada paralysisis palatum molle dan otot-otot faring).
    3. Jaminkemudahan defekasi. Jika perlu berikan obat-obat pembantu defekasi (klisma, laksansia, stool softener) untuk mencegah mengedan berlebihan.
    4. Bila anak gelisah beri sedative : diazepam/luminal
    5. Pemberian antitusif untukmengurangi batuk (difteri laring)
    6. Aspirasi sekret secara periodic terutama untuk difteri laring.
    7. Bila ada tanda-tanda obstruksi jalan nafas :
    · Berikan Oksigen
    · Trakeostomi, yang mana disesuaikan dengan tingkat dispneu laryngeal menurut Jackson :

    I. Penderita tenang dengan cekungan ringal suprasternal
    II. Retraksi suprasternal lebih dalam + cekungan epigastrium dan penderita gelisah
    III. Retraksi supra dan infrasternal, penderita gelisah
    IV. Penderita sangat gelisah, ketakutan, muka pucat kelabu dan akan kehabisan tenaga, lalu tampak seolah-olah tenang, tertidur dan akhirnya meninggal karena asfiksia

    Trakeostomi hanya diindikasikan pada tingkat II dan III.


    PENGAMATAN LANJUT

    Pengamatan lebih lanjut diperlukan dengan tujuan untuk mengevaluasi penyembuhan danmangawasi kemungkinan terjadinya komplikasi.

    Jenis Tindakan

    1. Pemeriksaan fisis

    · Aktivitas kesadaran, suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan (perubahan respirasi, stridor dan tanda-tanda retraksi).
    · Terbentuknya membran baru (minimal 2 jam setelah pemberian SAD)
    · Perubahan suara dan cara makan penderita
    · Bunyi jantung, irama jantung, frekuensi jantung dan pembesaran jantung.

    2. Pemeriksaan EKG secara serial


    PERAWATAN PASCA TRAKEOSTOMI

    · Memerlukan perhatian lebih banyak
    · Kanula diikat kuat di belakang leher dan diusahakan jangan sampai terlepas pada waktu batuk atau ditarik oleh anak sendiri
    · Mengusahkan agar keluar masuknya udara pernafasan cukup lembab dan bersih dengan cara menutup lubang kanula dengan kasa yang dilembabkan
    · Oksigen tambahan perlu untuk meringankan pernafasan penderita
    · Aspirasi lendir secara steril. Kateter yang masuk ± 2 kali panjang kanula atau 3-4 inchi kemudian ditarik 1 cm dan sedapat mungkin diputar 360° pada waktu pengisapan agar semua permukaan terkena isapan. Lamanya pengisapan 5-10 detik (max 15 detik). Diberikan tenggang waktu minimal 3 detik untuk pengisapan selanjutnya.
    · Awasi tanda-tanda sumbatan pada kanulamaupun jalan nafas bagian bawah. Antara lain : perubahan respirasi , retraksi suprasternal, perubahan warna kulit dan kegelisahan.
    · Anak kanulka mulai dilepaskan bila tak tampak lagi tanda-tanda obstruksi pernafasan.
    · Luka trakeostomi setelah kanula diangkat tidak dijahit tapi dibiarkan menutup sendiri. Perawatan luka cukup dengan kasa steril.


    KOMPLIKASI

    1. Miokarditis
    · Biasanya timbul akhir minggu kedua atau awal minggu ketiga perjalanan penyakit
    · Pemeriksaan fisis : irama derap, bunyi jantung melemah atau meredup, kadang-kadang ditemukan tanda-tanda payah jantung.
    · Gambaran EKG : depresi segmen ST, inversi gelombang T, blok AV, BBB, takikardi ventrikel, fibrilasi ventrikel dan perubahan interval QT.
    · Lab : kadar enzim jantung meningkat (LDH, CPK, SGPT, SGOT)
    · Rontgen : Jantung membesar bila terdapat gagal jantung

    2. Kolaps Perifer
    · Terjadi pada akhri minggu I perjalanan penyakit
    · Tanda-tanda kolaps perifer (renjatan) :
    a. Tekanan darah menurun (systole ≤ 80 mmHg)
    b. Teklanan nadi menurun (<>
    c. Kulit keabu-abuan, dingin dan basah.
    d. Anak gelisah.

    Jenis tindakan terhadap komplikasi :
    1. Tirah baring minimal 2 minggu
    2. Hindari kerja jantung yang berlebihan
    3. Kortikosteroid : dexametason 1 mg/kgBB/hari secara IV
    4. Digitalis diberikan secara hati-hati untuk mengatasi payah jantung
    5. Atasi renjatan yang timbul dengan :
    - Pemberian cairan IVFD (tergantung derajat renjatan)
    - Berikan obat-obat inotropik (+) : dopamine 5-20 kg/BB/menit per drips.
    - Permberian oksigen
    6. Bila perlu pasang pacemaker untuk mengatasi aritmia yang berat.


    PEMULANGAN PENDERITA

    a. Bila kelainan klinis dan fisis telah hilang
    b. Biakan 2 kali berturut-turut negatif (bila keadaan memungkinkan).
    c. EKG normal 3 kali berturut-turut.
    d. Tidak ada kesulitan dalam pemberian makanan dan defekasi
    e. Sebelum dipulangkan, penderita dan keluarganya yang serumah diberi vaksinasi dasar difteri dan booster.

    written by : Halfian Syam

    Rabu, 11 Juni 2008

    Sepsis pada anak-anak

    sepsis pada anak, skin sepsis,sepsis,medicine stuff
    Mungkin saudara-saudara yang kuliah di jurusan kesehatan terutama anda yang calon dokter telah mengenal istilah ini. Tapi kadang ada beberapa istilah yang cukup mirip dan kadang membingungkan untuk dibedakan masing-masing istilah tersebut. Secara umum Sepsis atau septikemia adalah suatu reaksi sistemik tubuh yang bersifat toksik karena adanya agen toksik. Bila terjadi pada anak, biasanya ditemukan pada anak-anak yang mengalami infeksi berat.

    Beberapa istilah :

    Beberapa kriteria harus diketahui : sepsis, sindrom sepsis, renjatan septik (early and refractory septic shock) dan kegagalan organ berganda (multiple organ failure, multiple organ dysfunction syndrome).

    a. SEPSIS
    Harus ada bukti/tanda/petunjuk adanya suatu infeksi (klinis atau laboratorium) + Systemic inflammatory response syndrome (SIRS) atau reaksi inflamasi sistemik.

    Dimana SIRS ditandai oleh :

    • Suhu rectal > 38 ° atau malah <> 15.000/mm3 atau <> 2 SD di atas nilai mean sesuai umur (bayi : > 160/menit, anak : > 150/menit)
    • Takipneu : frekuensi pernafasan > 2 SD di atas nilai mean sesuai umur ( bayi : > 60/menit, anak : >50/menit).
    • Minimal dari 2 kriteria di atas harus dipenuhi.

    b. Syndroma Sepsis (Severe Sepsis)
    Adalah suatu sepsis ditambah adanya gangguan perfusi organ.Dimana gangguan perfusi organ berate perfusi jaringan tidak adekuat.

    Ciri-cirinya :
    • Perubahan akut status mental : gelisah (irritability), soporous, koma dan lethargy.
    • Kulit lembab, dingin, sampai sianosis.
    • Oligouria (<1> 20 mg/dl)
    • Capillary refill > 5 detik atau nadi rebounding.
    Catatan : Minimal satu kriteria di atas harus dipenuhi.

    c. Renjatan Septik (Septic Shock)
    Ditandai oleh sindrom sepsis ditambah dengan adanya renjatan.

    Renjatan : TD systole lebih dari 2 SD dibawah nilai mean sesuai umur (bayi : <65> 1 jam) walaupun dengan resusitasi yang adekuat.
    Renjatan septic yang tidak diatasi dan berlanjut terus dapat menyebabkan Multiple Organ Failure atau Multiple Organ Dysfunction Syndrome (MODS).

    c. MODS
    Merupakan keadaan akhir bila keadaan renjatan septic tidak dapat dikendalikan. Biasanya merupakan Komplikasi dari berbagai kondisi Seperti :
    a. DIC (Disseminated Intravascular Coagulation)
    b. ARDS ( Acute respiratory Distress Syndrome)
    c. ARF (Acute Renal Failure)
    d. AHF (Acute hepatic failure)
    e. Acute CNS dysfunction

    Untuk informasi lebih lanjut silahkan kunjungi : http://en.wikipedia.org/wiki/Sepsis

    Jumat, 06 Juni 2008

    DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER

    Demensia merupakan istilah umum untuk berbagai penyakit dan kondisi yang menyebabkan hilangnya memori yang progresif dan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas harian. Penyakit ini merupakan penyakit dengan penurunan kemampuan kerja dari otak. Istilah demensia meliputi gejala-gejala seperti : gangguan dalam berfikir, menilai, berbahasa dan kemampuan dalam melakukan aktivitas harian secara normal. Demensia juga dikaitkan dengan masalah-masalah emosional dan perilaku, seperti : depresi, kecemasan, halusinasi, paranoia dan tingkah laku sosial yang tidak patut seperti sumpah serapah, menimbun barang-barang, berkelana dan pola tidur yang berubah.

    Demensia terdiri dari gejala-gejala gangguan kognitif global yang tidak disertai gangguan derajat kesadaran, akan tetapi bergandengan dengan perubahan tabiat yang dapat berkembang secara mendadak atau sedikit demi sedikit pada tiap dari semua golongan usia, terutama dari golongan usia yang tua. Demensia sendiri harus dibedakan dari proses menua yang normal. Pada proses menua normal, pasien mungkin mengalami gangguan fungsi kognitif tetapi tidak progresif dan tidak menyebabkan gangguan fungsi pekerjaan dan sosial.

    Pasien dengan demensia biasanya nanti dibawa ke rumah sakit oleh keluarga, pengasuh atau polisi bila mengeluh pasien telah berkeliaran, bingung, perilaku yang tak wajar, agresif, depresif, cemas dan perilaku yang didorong wahamnya.

    Penyebab paling umum dari demensia adalah penyakit Alzheimer yang merupakan dua per tiga dari keseluruhan kausa demensia. Penyakit Alzheimer merupakan penyakit dengan onset yang lambat dan gradual. Pertama kali menyerang bagian otak yang mengontrol memori dan selanjutnya bagian otak lain yang mengatur fungsi intelektual, emosional dan tingkah laku, sehingga seringkali disertai sindrom-sindrom perilaku seperti psikosis, agitasi dan depresi.

    Penyakit Alzheimer ini biasanya timbul antara umur 50 dan 60 tahun. Terdapat degenerasi korteks yang difus pada otak di lapisan-lapisa luar terutama di daerah frontal dan temporal. Atropi ini dapat dilihat pada pneumo-ensefalogram dimana tampak sisterna ventrikel membesar serta banyak hawa di ruang subarakhnoid (giri mengecil dan sulkus-sulkus melebar).

    EPIDEMIOLOGI
    Penyakit Alzheimer mengenai sekitar 5 juta orang di Amerika Serikat dan lebih dari 30 juta orang di seluruh dunia. Peningkatan jumlah penderita penyakit Alzheimer di negara-negara industri adalah seiring dengan peningkatan angka harapan hidup usia tua yang kian pesat di negara-negara tersebut. Beberapa hal yang berkaitan dengan epidemiologi :

    a. Faktor Demografi
    Insiden demensia meningkat sesuai umur, dimana mengenai 15-20 % individu di atas usia 65 tahun, dan 45 % di atas usia 80 tahun. Berdasarkan gender, terdapat perbedaan frekuensi etiologi dimana untuk pria terdapat angka yang tinggi untuk demensia yang disebabkan oleh kelainan vaskular dibanding yang disebabkan oleh penyakit Alzheimer. Secara keseluruhan frekuensi demensia adalah sama pada wanita dan pria, meski beberapa studi menunjukkan bahwa resiko untuk terkena Alzheimer adalah lebih tinggi pada wanita dibanding pria oleh karena hilangnya efek neurotropik dari estrogen pada wanita di usia menopause.

    b. Tren
    Secara dramatis, peningkatan angka harapan hidup juga meningkatkan angka penyakit demensia. Mereka yang memiliki keluarga dekat yang menderita demensia, memiliki kecendruangan lebih tinggi untuk terkena demensia dibandingkan populasi lainnya. Dan mereka yang menderita Down Syndrome cenderung untuk terkena Demensia Alzheimer suatu saat nanti.

    GEJALA KLINIS
    Gejala klinis yang berkaitan dengan defisit kognitif multipel antara lain :
    a. Gangguan memori, termasuk ketidakmampuan untuk mempelajari informasi yang baru atau me-recall informasi yang telah dipelajari sebelumnya.
    b. Gangguan berbahasa (aphasia).
    c. Gangguan dalam kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik meskipun fungsi organ motorik masih utuh (apraxia).
    d. Gangguan dalam mengenali objek, meskipun fungsi organ sensorik masih utuh. (agnosia).
    e. Gangguan dalam kemampuan untuk merencanakan, mengorganisasikan, berpikir sekuensial dan abstrak (gangguan fungsi eksekutif).

    Dalam perjalanannya, penyakit Alzheimer dapat dibagi dalam 3 fase meliputi :

    1. Fase awal (Ringan).
    Pada tahap ini pasien mulai mengalami kehilangan memori maupun fungsi kognitif lainnya, tapi pasien masih dapat mengkompensasinya dan masih dapat berfungsi secara normal dan independen dengan sedikit pertolongan. Sikap apati dan kecenderungan menarik diri yang merupakan gambaran di semua fase, mulai timbul di fase ini. Ciri-cirinya :
    a. Gangguan Kognitif dan memori :
    • Bingung, lupa nama dan kata-kata dan menghindar berbicara untuk mencegah kesalahan.
    • Mengulang pertanyaan dan kalimat.
    • Lupa kisah hidup mereka sendiri dan peristiwa yang baru terjadi.
    • Kurang mampu untuk mengorganisasikan dan merencanakan sesuatu serta untuk berpikir logik.
    • Menarik diri dari lingkungan sosial dan tantangan-tantangan mental.
    • Disorientasi waktu dan tempat ; dapat tersesat di tempat-tempat yang familiar.
    b. Gangguan berkomunikasi mulai timbul :
    • Mulai mengalami kesulitan dalam mengekspresikan diri mereka sendiri.
    • Kadang tidak mampu untuk berbicara dengan benar meski masih dapat berespon dan bereaksi terhadap apa yang dikatakan kepada mereka ataupun terhadap humor yang dilontarkan.
    • Mengalami kesulitan untuk memahami bahan bacaan
    c. Perubahan kepribadian mulai timbul :
    • Apatis, menarik diri dan menghindari orang lain.
    • Cemas, agitasi dan iritabel.
    • Tidak sensitif terhadap perasaan orang lain
    • Gampang marah terhadap hal-hal yang mendatangkan frustasi, rasa lelah, ataupun kejutan.
    d. Perilaku yang aneh mulai timbul :
    • Mencari dan menimbun benda-benda yang tidak berharga.
    • Lupa makan secara teratur ataupun hanya makan satu jenis makanan saja.

    2. Fase menengah (sedang).
    Gambaran utama dari fase ini adalah penurunan fungsi dari berbagai sistem tubuh pada saat yang bersamaan dan membuat ketergantungan pada orang lain yang merawat menjadi meningkat. Gangguan kognitif dan memori makin memberat, kepribadian mulai berubah dan masalah-masalah fisik mulai meningkat. Muncul sikap agresif, halusinasi dan paranoid.

    Ciri-cirinya :
    a. Gangguan Kognitif dan memori yang signifikan:
    • Lupa kisah hidupnya sendiri dan peristiwa yang baru terjadi..
    • Mengalami kesulitan untuk mengingat nama dan wajah teman dan keluarga. Tapi masih dapat membedakan wajah yang familiar dengannya dari yang tidak dikenalnya.
    • Masih mengingat nama sendiritapi kesulitan untuk mengingat alamat dan nomer telefon..
    • Tidak dapat berpikir logik secara jernih. Tidak dapat mengatur pembicaraan mereka sendiri Tidak dapat lagi mengikuti instruksi oral maupun tulisan. Masalah keuangan dan aritmetika semakin meningkat..
    • Terputus dari realitas. Tidak mengenal diri sendiri di depan cermin dan dapat menganggap suatu cerita di televisi sebagai suatu kenyataan..
    • Disorientasi cuaca, hari dan waktu..
    b. Gangguan berkomunikasi :
    • Mengalami kesulitan dalam berbicara, memahami, membaca dan menulis.
    • Mengulang-ulang cerita, kata-kata, pertanyaan dan bahasa tubuh.
    • Masih dapat membaca tapi tidak berespon dengan tepat terhadap materi bacaannya.
    • Kesulitan menyelesaikan kalimat
    c. Perubahan kepribadian mulai signifikan :
    • Apatis, menarik diri, curiga, paranoid (seperti menuduh pasangan berhianat atau anggota keluarga ada yang mencuri).
    • Cemas, agitasi dan iritabel, agresif dan mengancam
    • Halusinasi dan delusi muncul. Dapat melihat, mendengar, mencium dan mengecap sesuatu yang tidak nyata.
    d. Perilaku aneh yang timbul :
    • Perilaku seksual yang menyimpang (seperti : menganggap orang lain sebagai pasangannya dan bermasturbasi di depan umum)
    • Berbicara sendiri. (hampir sepertiga hingga setengah penderita alzheimer berbicara sendiri)
    • Perubahan siklus tidur yang normal ( terjaga sepnajang malam, tidur sepanjang siang)
    e. Peningkatan dependensi :
    • Dapat makan sendiri, tapi butuh bantuan untuk makan dan minum yang cukup
    • Membutuhkan bantuan untuk berpakaian yang sesuai dengan cuaca atau situasi
    • Membutuhkan bantuan untuk menyisir rambut, mandi, sikat gigi, dan menggunakan toilet.
    • Tidak dapat lagi ditinggalkan sendiri dengan aman (dapat meracuni diri sendiri, membakar diri sendiri).
    f. Penurunan kontrol sadar :
    • Inkontinensia uri dan feses.
    • Tidak merasa nyaman duduk di kursi atau di toilet.

    3. Fase Lanjut (berat).
    Pada fase ini dapat dijumpai kemunduran kepribadian, gejala kognittif dan fisik memberat. Tingkah laku yang liar di fase awal perkembangan penyakit berubah menjadi lebih tumpul. Beberap ciri khasnya :
    a. Kognitif dan memori yang makin memburuk :
    • Tidak mengenali lagi orang yang familiar, termasuk istri dan anggota keluarga yang lain.
    b. Kemampuan komunikasi benar-benar lenyap :
    • Tampak merasa tidak nyaman. Tapi dapat berteriak bila disentuh ataupun bergerak.
    • Tidak mampu untuk tersenyum dan berkata-kata, atau berbicara cengan inkoheren.
    • Tidak dapat menulis dan memahami material bacaan.
    c. Kontrol sadar terhadap tubuh hilang :
    • Tidak dapat mengontrol gerakan, otot-otot terasa kaku.
    • Inkontinensia urin dan fecal komplit.
    • Tidak dapat berjalan, berdiri, sit up, ataipunmengangkat kepala tanpa bantuan orang lain.
    • Tidak dapat menelan makanan dengan mudah, sering tersedak .
    d. Dependensi komplit terhadap orang lain :
    • Membutuhkan bantuan di segala aktivitas hidupnya.
    • Membuthkan perawatan sepanjang waktu.
    e. Penurunan dearajat kesehatan yang bermakna :
    • Sering terjadi infeksi, kejang-kejang, penurunan berat badan, kulit menjadi tipis dan gampang luka serta adanya refleks-refleks abnormal.
    f. Tubuh melemah :
    • Menolak makan atau minum, berhenti kencing, tidak dapat berespon terhadap lingkungan.
    • Hanya dapat merasakan dingin dan rasa tidak nyaman, serta hanya berespon minimal terhadap sentuhan.
    • Kelelahan dan tidur yang berlebihan.
    • Organ-organ sensoris tidak berfungsi lagi ; bila organ sensoris masih berfungsi, otak tidak mampu menerima input.
    g. Perubahan kepribadian :
    • Apatis, menarik diri.
    • Kepribadian yang tumpul.
    h. Perilaku yang aneh :
    • Menyentuh sesuatu benda berulang-ulang.

    PATOFISIOLOGI
    Patologi anatomi dari Penyakit Alzheimer meliputi dijumpainya Neurofibrillary Tangles (NFTs), plak senilis dan atropi serebrokorteks yang sebagian besar mengenai daerah asosiasi korteks khususnya pada aspek medial dari lobus temporal.

    Meskipun adanya NFTs dan plak senilis merupakan karakteristik dari Alzheimer, mereka bukanlah suatu patognomonik. Sebab, dapat juga ditemukan pada berbagai penyakit neurodegeneratif lainnya yang berbeda dengan Alzheimer, seperti pada penyakit supranuklear palsy yang progresif dan demensia pugilistika dan pada proses penuaan normal. Distribusi NFTs dan plak senilis harus dalam jumlah yang signifikan dan menempati topograpfik yang khas untuk Alzheimer. NFTs dengan berat molekul yang rendah dan terdapat hanya di hippokampus, merupakan tanda dari proses penuaan yang normal. Tapi bila terdapat di daerah medial lobus temporal, meski hanya dalam jumlah yang kecil sudah merupakan suatu keadaaan yang abnormal.

    Selain NFTs dan plak senilis, juga masih terdapat lesi lain yang dapat dijumpai pada Alzheimer yang diduga berperan dalam gangguan kognitif dan memori, meliputi : (1) Degenerasi granulovakuolar Shimkowich (2) Benang-benang neuropil Braak , serta (3) Degenerasi neuronal dan sinaptik.

    Berdasarkan formulasi di atas, tampak bahwa mekanisme patofisiologis yang mendasari penyakit Alzheimer adalah terputusnya hubungan antar bagian-bagian korteks akibat hilangnya neuron pyramidal berukuran medium yang berfungsi sebagai penghubung bagian-bagian tersebut, dan digantikan oleh lesi-lesi degeneratif yang bersifat toksik terhadap sel-sel neuron terutrama pada daerah hipokampus, korteks dan ganglia basalis. Hilangnya neuron-neuron yang bersifat kolinergik tersebut, meneyebabkan menurunnya kadar neurotransmitter asetilkolin di otak. Otak menjadi atropi dengan sulkus yang melebar dan terdapat peluasan ventrikel-ventrikel serebral.

    ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
    Penyebab dari Alzheimer masih belum diketahui secara pasti, tapi perpaduan berbagai faktor resiko diduga sebagai penyebabnya. Faktor-faktor tersebut antara lain :

    - Bertambahnya usia, riwayat keluarga yang positif, dan cedera kepala.
    - Toksin dari lingkungan.
    - Stres, kecemasan dan sikap pesimis yang berlebihan.
    - Genetik :
    - Lipoprotein E-epsilon 4 yang rapuh dan gampang mengalami mutasi.
    - Protein prekursor amiloid (APP) pada kromosom 21.
    - Trisomi kromosom 21 (down’s syndrom). Pasien dengan sindrom down cenderung terkena alzheimer onset dini pada usia di atas 30 tahun.
    - Gen presenilin I yang terdapat di kromosom 14. Mutasi pada gen inilah yang berkaitan erat dengan Alzheimer familial.
    - Gen presenilin II pada kromosom 1. Mutasi pada gen ini berkaitan erat dengan penyakit Alzheimer yang terjadi pada penduduk di daerah sungai Volga, Rusia.

    PEDOMAN DIAGNOSIS
    Pasien kemungkinan terkena demensia akibat Penyakit Alzheimer bila memenuhi kriteria untuk demensia dan memiliki perjalanan penyakit yang gradual dan bertahap. Meskipun untuk diagnosis yang pasti haruslah dengan konfirmasi secara histopatologi atau melalui pemeriksaan postmortem, kriteria berikut ini cukup memadai untuk menegakkan diagnosis.

    Berdasarkan PPDGJ – III pedoman diagnostik untuk demensia :
    • Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya piker yang sampai mengganggu kegiatan harian seseorang (personal activities of daily living) seperti : mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, buang air besar dan kecil.
    • Tidak ada gangguan kesadaran (clear consciousness)
    • Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit 6 bulan.


    Pedoman diagnostik untuk Demensia pada penyakit Alzheimer (F00.) :
    • Terdapatnya gejala demensia
    • Onset bertahap (insidious onset) dengan deteriorasi lambat. Onset biasanya sulit ditentukan waktunya yang persis, tiba-tiba orang lain sudah menyadari adanya kelainan tersebut. Dalam perjalanan penyakitnya dapat terjadi suatu taraf yang stabil (plateau) secara nyata.
    • Tidak adanya bukti klinis, atau temuan dari pemeriksaan khusus yang menyatakan bahwa kondisi mental itu dapat disebabkan oleh penyakit otak atau sistemik lain yang dapat menimbulkan demensia (misalnya hipotiroidisme, hiperkalsemia, defisiensi vitamin B12, defisiensi niasin, neurosifilis, hidrosefalus bertekanan normal, atau hematoma subdural).
    • Tidak adanya serangan apoplektik mendadak, atau gejala neurologik kerusakan otak fokal seperti hemiparesis, hilangnya daya sensorik, defek lapangan pandang mata, dan inkoordinasi yang terjadi dalam masa dini dari gangguan itu (walaupun fenomena ini di kemudian hari dapat bertumpang tindih).

    Pedoman diagnostik untuk Demensia pada penyakit Alzheimer Onset Dini (F00.0) :
    • Demensia yang onsetnya di bawah 65 tahun
    • Perkembangan gejala cepat dan progresif (deteriorasi)
    • Adanya riwayat keluarga yang berpenyakit Alzheimer yang merupakan faktor yang menyokong diagnosis tetapi tidak harus dipenuhi.
    Pedoman diagnostik untuk Demensia pada penyakit Alzheimer Onset Lambat (F00.1) :
    • Sama tersebut di atas, hanya onset sesudah 65 tahundan perjalanan penyakit yang lamban dan biasanya dengan gangguan daya ingat sebagai gambaran utamanya.
    Pedoman diagnostik untuk Demensia pada penyakit Alzheimer, tipe tak khas atau campuran (atypical atau mixed type) (F00.2) :
    • Yang tidak cocok dengan untuk F00.0 atau F00.1 Tipe campuran adalah Demensia Alzheimer + Vaskuler.
    Selain itu , untuk yang tidak terklasifikasikan digolongkan dalam penyakit Alzheimer YTT (F00.9).

    DIAGNOSIS BANDING
    Demensia harus dibedakan dari proses menua normal, delirium dan depresi. Pada proses menua biasa, pasien mungkin mengalami gangguan fungsi kognitif, tetapi tidak progresif dan tidak menyebabkan gangguan fungsi pekerjaan dan sosial. Pada delirium, onsetnya cepat, akut dan seringkali dengan kesadaran yang naik turun. Meskipun demikian, pasien dengan demensia seringkali gejalanya bertumpang tindih dengan delirium dan depresi. Berikut perbandingan demensia, delirium, dan depresi dengan gangguan kognitif (pseudodemensia) :

    Gambaran

    Demensia

    Delirium

    Pseudodemensia

    Umur

    Riwayat

    Awal

    Lamanya

    Perjalanan

    Taraf kesadaran

    Orientasi

    Afek

    Alam pikiran

    Daya Ingat

    Persepsi

    Psikomotor

    Tidur

    Atensi & kesadaran

    Reversibilitas

    Biasanya lansia

    Kronik

    Lambat laun

    Berbulan-bulan/bertahun-tahun

    Kronik progresif

    Normal

    Intak pd awalnya

    Labil tapi tidak cemas

    Turun jumlahnya

    Jgk pendek dan jgk panjang terganggu

    Halusinasi jarang (kecuali fase berat)

    Normal (kecuali fase berat)

    Sedikit terganggu

    Sedikit terganggu

    Umumnya ireversibel

    Tak spesifik

    Akut

    Cepat

    Berhari-hari/berminggu-minggu

    Naik turun

    Naik turun

    Terganggu,periodik

    Cemas dan iritabel

    Sering terganggu

    Jgk pendek terganggu secara nyata

    Halusinasi (terutama visual)

    Retardasi, agitasi ,atau campuran

    Terganggu

    Amat terganggu

    Sering reversibel

    Tak spesifik

    Gangguan afek

    Samar

    Berhari-hari/berminggu-minggu

    Cepat

    Distress

    Apatis

    Depresi

    Turun jumlahnya

    Agak terganggu

    Kadang-kadang

    Apatis

    Terganggu

    Apatis

    Reversibel



    Demensia pada Alzheimer juga berbeda dengan demensia akibat kelainan vaskuler, dimana pada kelainan vaskuler akan disertai gejala fokal (seperti defisit fungsi sensoris dan motoris fokal) pada tahap yang dini.

    TERAPI
    Pendekatan terapi pada penyakit Alzheimer didasarkan pada teori yang berkembang sesuai patogenesis dan patofisiologis penyakit dan kebutuhan untuk memperbaiki gejala-gejala kognitif dan tingkah laku yang mengalami gangguan, meskipun hingga saat ini belum ada terapi yang benar-benar secara meyakinkan mencegah Alzheimer ataupun memperlambat perjalanannya.
    Terapi medis untuk Alzheimer meliputi :
     Obat-obatan Psikotropik dan intervensi perilaku
     Berbagai intervensi farmakologis dan perilaku dapat memperbaiki gejala klinik penyakit Alzheimer, seperti : kecemasan, agitasi dan perilaku psikotik, yang memang pendekatan terbaiknya adalah secara simptomatis saja. Obat-obatan ini sangat berguna meski keefektifannya sedang dan bersifat sementara saja dan tidak mampu untuk mencegah perkembangan penyakit dalam jangka waktu yang lama.
     Intervensi perilaku meliputi pendekatan patient centered ataupun melalui pelatihan tenaga yang siap memberikan bantuan perawatan terhadap pasien. Intervensi-intervensi ini dikombinasikan dengan farmakoterapi seperti penggunaan anxiolytic untuk anxietas dan agitasi, neuroleptik untuk keadaan psikotiknya dan anti depressan untuk keadaan depresinya.
     Beberapa obat psikotik yang dianjurkan untuk digunakan oleh banyak praktisi adalah : haloperidol, risperidone, olanzapine dan quetiapine. Obat-obatan ini diberikan dalam dosis minimal yang masih efektif untuk meminimalisir efek samping, oleh karena sebagian besar pasien adalah mereka yang berusia lanjut.
     Cholinesterase Inhibitors (ChEIs).
     Strategi yang digunakan secara luas untuk mengatasi gejala-gejala alzheimer adalah mengganti kehilangan neurotransmitter asetilkolin di korteks serebri. Seperti diketahui, pada penyakit Alzheimer terdapat kehilangan yang substansial dari asetilkolin, penurunan jumlah enzim asetiltransferase (enzim untuk biosintetis asetilkolin) dan hilangnya neuron-neuron kolinergik di daerah subkortikal (nukleus basalis dan hippokampus).yang memiliki serabut projeksi ke korteks.
     Observasi ini menghasilkan teori bahwa manifestasi klinis dari alzheimer timbul sebagai akibat dari hilangnya persarafan kolinergik ke korteks serebri. Akibatnya, dikembangkanlah berbagai senyawa yang mampu menggantikan defek kolinergik ini dengan cara mengintervensi proses degradasi asetilkolin oleh asetilkolinesterase sinaptik (spesifik), ataupun oleh asetilkolinesterase non sinaptik (non spesifik) yang sering disebut sebagai butyrylkolinesterase (BuChE).
     Obat-obatan yang dianjurkan diantaranya adalah tacrine (cognex), donepezil (aricept), rivastigmine (exelon) dan galantamine (reminyl). Hanya tacrin dan rivastigminlah yang juga menghambat BuChE. Hal ini penting untuk kemanjuran terapi, sebab dalam perjalanan penyakit Alzheimer, BuChE akan meninggi dan di sintesis oleh berbagai lesi Alzheimer termasuk oleh plak senilis. Efek obat-oabtan ini antara lain : (1) Memperbaiki fungsi kognitif pada fase yang lanjut (2) Memperbaiki gangguan perilaku (3) Menolong pasien dengan demensia akibat gangguan vaskuler yang sering muncul bersamaan dengan Alzheimernya.
     Obat-obatan ini hanya berefek sementara sebab tidak memperbaiki penyebab dasar dari hilangnya asetilkolin di korteks, yakni degenerasi neuron yang tetap berlangsung secara progresif.
     Antagonis N-methyl-D-aspartate (NMDA). Merupakan obat generasi baru yang amat berguna pada Alzheimer fase lanjut. Kombinasi dengan asetilkolinesterase inhibitor terbukti lebih manjur. Mamantine adalah contoh obat golongan ini, yang juga dapat digunakan untuk keadaan neurodegeneratif lainnya seperti huntington disease, demensia terkait AIDS dan demensia vaskular.
     Anti radikal bebas. Dapat digunakan tocopherol (vitamin E) yang berfungsi memperbaiki kerusakan oksidatif akibat radikal bebas yang memberi kontribusi sebagai penyebab dari Alzheimer.
     Agen anti inflamasi (nonsteroid). Pemberian agen ini berdasarkan postulat bahwa berbagai lesi Alzheimer seperti plak senilis, membutuhkan suatu keadaan inflamasi agar dapat berkembang menjadi fase yang lebih berat. Berbagai studi menunjukkan adanya perbaikan dan perlambatan perkembangan Alzheimer setelah pemberian singkat obat anti inflamasi ini. Contoh obat adalah rofecoxib (vioxx) dan naproxen (aleve).
     Antibiotik. Obat ini berguna untuk mengurangi deposisi amiloid otak pada pasien Alzheimer.
     Estrogen. Amat berguna pada wanita menopause dimana produksi estrogennya mulai menurun. Seperti kita ketahui estrogen merupakan suatu neurotropik dan membantu melindungi otak dari proses-proses degeneratif.
     Aktivitas dan sikap hidup yang sehat. Aktivitas-aktivitas fisik dan mental sangat direkomendasikan pada pasien-pasien Alzheimer dengan memperlambat perkembangan penyakit dan mencegah proses kemunduran lebih lanjut. Pada tahap perkembangan demensia Alzheimer yang dini, sikap hidup yang sehat, baik fisik maupun psikologis mampu memberikan perlindungan dan daya tahan dari otak terhadap lesi yang mulai muncul dengan cara membangkitkan kompensasi dari bagian otak yang masih sehat dan melindunginya dari perkembangan penyakit yang progresif.

    PROGNOSIS
    Angka survival rata-rata setelah munculnya onset awal dari gejala Alzheimer adalah sekitar 8-10 tahun. Faktor-faktor yang membantu progresivitas penyakit adalah adanya gejala ekstrapiramidal, adanya gejala-gejala psikotik, onset pada usia muda dan disfungsi kognitif yang dini.