Senin, 31 Maret 2008

Mengenal Kanker

Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa buah mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline).Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasinya dan karakter dari keganasan dan apakah ada metastasis. Sebuah diagnosis yang menentukan biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi dan/atau radiasi.

Bila tak terawat, kebanyakan kanker menyebabkan kematian; kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang. Kebanyakan kanker dapat dirawat dan banyak disembuhkan, terutama bila perawatan dimulai sejak awal. Banyak bentuk kanker berhubungan dengan faktor lingkungan yang sebenarnya bisa dihindari. Merokok tembakau dapat menyebabkan banyak kanker dari faktor lingkungan lainnya.

Tumor (bahasa Latin; pembengkakan) menunjuk massa jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa "ganas" (bersifat kanker) atau "jinak" (tidak bersifat kanker). Hanya tumor ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun bermetastasis.

Melacak kanker

Kebanyakan kanker dikenali karena tanda atau gejala tampak atau melalui "screening". Kedua ini tidak menuju ke diagnosis yang jelas, yang biasanya membutuhkan sebuah biopsi. Beberapa kanker ditemukan secara tidak sengaja pada saat evaluasi medis dari masalah yang tak berhubungan.

Faktor Resiko kanker

Sampai sekarang masih menjadi teka-teki, mengapa seseorang mengidap kanker, sedang orang lainnya tidak. Yang sudah diketahui, kanker bisa disebabkan oleh banyak faktor, dan berkembang dalam waktu bertahun-tahun.

Riset membuktikan bahwa bahwa beberapa faktor dapat meningkatkan resiko seseorang terkena kanker. Untungnya sebagian besar faktor resiko itu dapat dihindari, dikontrol, dan dikendalikan, dengan memilih gaya hidup yang tepat.

Berikut adalah faktor-faktor yang paling banyak menyebabkan timbulnya kanker. Faktor-faktor lainnya masih banyak, sayangnya belum memungkinkan untuk dibeberkan semuanya di sini.

Umur

Kebanyakan kanker menyerang orang yang berumur di atas 60 tahun. Tetapi tidak sedikit orang yang jauh lebih muda, bahkan anak-anak di bawah umur lima tahun, yang juga terkena kanker.

Tembakau

rokok menyebabkan kankerAsap rokok/tembakau yang dihirup baik perokok aktif maupun perokok pasif dapat menyebabkan kanker paru-paru, kanker pita suara, kanker mulut, tenggorokan, ginjal, kandung kencing, kerongkongan, perut, pankreas, leukemia, dan leher rahim. Bukan hanya asapnya, bahkan sering menghirup aroma tembakau pun dapat menyebabkan kanker, dan mengunyah/menghisapnya (misal dalam bentuk susur –Jw) dapat menyebabkan kanker mulut.

Sinar Matahari

Sinar matahari pagi baik untuk kesehatan. Tetapi sinar matahari siang, yang banyak mengandung ultraviolet, dapat menyebabkan kanker kulit. Gunakan payung, topi lebar, dan pakaian yang sebanyak mungkin menutup tubuh untuk melindungi diri dari sinar ultraviolet. Kulit yang tidak terlindungi, sebaiknya diolesi dengan sunscreen yang mengandung sun protection factor (SPF) paling sedikit 15.

Sinar ultraviolet dapat menembus kaca, pakaian yang tipis, juga dapat dipantulkan oleh pasir, air, salju, dan es. Perlu diingat, bahwa lampu-lampu ultraviolet yang banyak dijual di toko juga dapat menyebabkan kanker, lho.

Zat-zat Kimia

Banyak zat kimia yang ditambahkan dalam makanan/minuman modern yang dapat menjadi pemicu kanker, misalnya zat pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan, perasa buatan. Padahal, hampir semua makanan/minuman produksi pabrik atau yang dijual di warung/restoran mengandung zat-zat tambahan tersebut.

Tetapi makanan yang disiapkan di rumah pun belum tentu bebas resiko kanker. Karena kebanyakan sayur-sayuran dan buah-buahan ditanam dengan mengandalkan pupuk buatan dan pestisida. Makanan yang dipanggang, dibakar, atau digoreng dengan minyak jelantah juga berpotensi menyebabkan kanker. Begitu juga air yang terpolusi deterjen maupun limbah-limbah kimiawi lainnya (walaupun telah dijernihkan).

Zat-zat kimia lain penyebab kanker dapat masuk ke tubuh manusia melalui udara, misal bensin, asbes, kadmium, nikel, vinil klorida, dan sebagainya.

Infeksi Virus dan Bakteri

Beberapa jenis virus dan kuman dapat meningkatkan resiko kanker, antara lain:
Virus human papilloma (HPV), merupakan penyebab utama kanker leher rahim dan dapat meningkatkan resiko timbulnya kanker jenis lain. Virus hepatitis B dan hepatitis C dapat memicu timbulnya kanker hati. Virus human T-cell leukemia/lymphoma (HTLV-1) meningkatkan resiko limfoma dan leukemia. Virus human immunodeficiency (HIV) yang dikenal sebagai penyebab AIDS ini meningkatkan resiko limfoma dan Kaposi’s sarcoma.

Virus Epstein-Barr meningkatkan resiko terjangkitnya limfoma. Virus human herpes 8 (HHV8) dapat menyebabkan Kaposi’s sarcoma. Helicobacter pylori penyebab luka lambung dan usus juga dapat menimbulkan kanker di sepanjang saluran pencernaan.

Untuk mengurangi kemungkinan tertular virus/bakteri tersebut, hindari berganti-ganti pasangan seksual, juga jangan saling bertukar sikat gigi, jarum, sisir, peralatan makan, dsb.

Diet, Kegemukan, dan Kurang Gerak

Terlalu banyak mengkonsumsi daging merah dan garam diduga dapat meningkatkan resiko kanker usus, rektum, dan kanker lain di daerah perut. Sebaliknya banyak mengkonsumsi sayur dan buah dapat mengurangi resiko kanker di sepanjang saluran pencernaan.

Kegemukan dan kurang gerak dapat memicu timbulnya kanker payudara, endometrium, ginjal, usus besar, dan kerongkongan. Untuk mencegahnya, setiap hari berolahragalah setidaknya selama 30 menit.

Alkohol

Konsumsi alkohol dapat memicu kanker mulut, tenggorokan, kerongkongan, pita suara, liver, dan payudara. Tetapi sekali-sekali makan tape, tidak apa-apa kok.

Hormon

Hormon estrogen yang berlebihan dalam tubuh dapat meningkatkan kemungkinan terjangkitnya kanker kandungan dan kanker payudara. Sedang hormon progesteron dapat mencegah timbulnya kanker endometrium, tetapi meningkatkan resiko kanker payudara. Kedua jenis hormon tersebut banyak digunakan sebagai bahan pil KB maupun terapi sulih hormon pada wanita menopause. Penggunaan jangka panjang dapat mengurangi resiko kanker kandungan dan endometrium, tetapi meningkatkan resiko kanker payudara dan kanker liver.

Riwayat Keluarga

Faktor-faktor pemicu di atas baru akan menimbulkan kanker kalau berhasil membuat sebuah gen dalam inti sel berubah (bermutasi). Jika sistem kekebalan tubuh tidak mampu memperbaiki atau menghancurkan gen yang mengalami mutasi ini, gen tersebut membuat sel normal berubah menjadi sel ganas, yang seterusnya berkembang menjadi kanker.

Adakalanya gen pembawa sifat ini kemudian diturunkan kepada anak, yang membuat anak tersebut memiliki gen yang tidak normal. Sekalipun demikian gen tidak normal ini belum tentu berkembang menjadi kanker, karena masih tergantung pada ada-tidaknya pemicu-pemicu lain dan kuat-tidaknya daya tahan tubuhnya. Lagipula tidak semua jenis kanker diturunkan. Hanya kanker jenis tertentu yang memiliki kecenderungan diturunkan, yakni melanoma (kanker kulit), payudara, kandungan, prostat, dan usus besar.

Jangan Takut

Walaupun dalam kehidupan kita sekarang ini tampaknya segala sesuatu dapat menyebabkan kanker, kita tidak perlu terlalu takut. Kanker tidaklah semudah itu menyerang kita. Tidak semua hal menyebabkan kanker. Juga, kanker tidak menular. Jika kita memiliki satu atau beberapa faktor resiko kanker, bukan berarti kita pasti menderita kanker. Memang beberapa orang lebih sensitif terkena kanker dibanding yang lain. Tetapi itu pun belum tentu! Jadi tidak usah takutlah, apalagi sampai stres. Kalau kita stres, justru stres itulah yang membuat kondisi kita buruk, dan memudahkan datangnya penyakit.

Melawan kanker

Sampai detik ini penyakit kanker menjadi ancaman, sementara obat spesifik untuk menghentikan perkembangan sel kanker belum juga ditemukan. Toh upaya pencegahan terus diusahakan dengan terapi radiasi dan sitostatika.

Namun sebagian penderita lebih memilih terapi alternatif. Guna menakar besarnya manfaat dan risiko terapi alternatif, sangat diperlukan pemahaman tentang cara kerja terapi alternatif, termasuk penggunaan suplemen makanan (senyawa antioksidan serta vitamin mineral) dan preparat herbal yang dapat bekerja melawan kanker.

Berbagai jenis makanan ternyata terbukti mengandung zat-zat antikanker. Bahkan tumis campuran brokoli, sawi, kembang kol, wortel, tomat, dan daging ikan amat kaya dengan unsur antioksidan.

Berbagai senyawa tertentu seperti alil sulfida dalam bawang putih , kurkumin dalam kunyit, isoflavon dalam kedelai, likofen dalam tomat, polifenol dalam teh hijau, revesratrol dalam kulit buah anggur merah, dan sulforafan dalam brokoli merupakan makanan pencegah kanker. Beberapa vitamin dan mineral juga merupakan antioksidan yang sering dipromosikan untuk pencegahan kanker: beta-karoten, vitamin C, E, dan selenium.

Untuk terapi herbal, ada bermacam tumbuhan yang berdasarkan pengalaman empiris, bisa melawan kanker. Di antaranya benalu (Dendrophtoe petandra), tapak dara (Catharanthus roseus), meniran (Phyllanthus niruri L), kunir putih (Kaempferia rotunda L), tangguh (Pettiveria alliacea) dan jamur maitake (Grifola frondosa).

Kanker akan muncul bila DNA sel normal mengalami kerusakan sehingga menyebabkan mutasi genetik. Kalau ini tidak segera dikoreksi, perbanyakan sel yang DNA-nya rusak tersebut potensial menghasilkan sel kanker. Padahal perbanyakan sel dimaksudkan untuk pemulihan sel-sel yang aus atau rusak.

Dari sisi ilmu gizi, dua unsur yang dapat merusak DNA sel normal adalah radikal bebas dan karsinogen. Radikal bebas dapat dihasilkan lewat metabolisme tubuh atau dari lingkungan di sekeliling kita (gas buangan pabrik dan kendaraan, asap rokok, zat-zat kimia seperti insektisida, zat kimia atau bahan aditif dalam makanan). Untunglah radikal bebas dapat diikat dan dinetralkan oleh beberapa senyawa, vitamin dan mineral yang bersifat antioksidan.

Adapun senyawa antioksidan yang menetralkan radikal bebas adalah polifenol (teh hijau), likofen (tomat), beta-karotin (wortel), serta beberapa senyawa lain dalam sayuran atau buah.

Khusus mengenai likofen dalam tomat, senyawa ini terikat kuat dengan serat buah tersebut. Untuk membebaskannya, tomat harus dimasak dahulu dengan sedikit minyak, mengingat sifat likofen yang mudah larut dalam minyak.

Penelitian Universitas Harvard terhadap 48.000 orang pada tahun 1995 menunjukkan, orang yang memakan 10 kali hidangan yang mengandung tomat per minggu akan turun risikonya terkena kanker prostat sampai hampir separuhnya. Vitamin C, E, dan selenium yang banyak terdapat dalam buah, sayuran, kecambah, serta biji-bijian juga merupakan antioksidan yang menetralkan radikal bebas.

Unsur kedua adalah zat karsinogen dalam makanan. Zat ini sebenarnya berasal dari prokarsinogen yang oleh enzim fase I dalam hati diubah menjadi karsinogen. Sementara itu, enzim fase II akan membuang residu produk enzim fase I, sehingga dapat menghambat pembentukan sel kanker. Jika enzim fase I bisa disebut enzim yang jahat, maka enzim fase II merupakan enzim yang baik.

Enzim fase I ternyata dapat dihambat oleh senyawa alil sulfida dalam bawang putih sehingga perubahan prokarsinogen menjadi karsinogen bisa dikurangi. Salah satu contoh karsinogen yang terkenal adalah senyawa nitrosamin yang dihasilkan pembakaran daging/ikan (misal sate hangus) dan minyak jelantah yang sudah berkali-kali dipakai. Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang menghambat pembentukan nitrosamin dalam saluran cerna.

Sedangkan produksi enzim fase II dapat ditingkatkan oleh sulforafan yang banyak dijumpai dalam brokoli, kembang kol, dan sawi. Karena itu, menu sayuran yang terdiri atas brokoli, sawi, kembang kol, wortel, tomat, dan ikan ditumis sedikit minyak dan bawang putih merupakan salah satu menu pilihan yang kaya akan unsur antioksidan.

Menekan Pertumbuhan Sel Kanker

Jika kerusakan DNA sel normal tidak juga berhasil dicegah oleh senyawa atau vitamin/mineral yang bersifat antioksidan, atau bila sudah telanjur terbentuk sel-sel kanker, tindakan yang bisa kita lakukan adalah menekan pertumbuhan sel kanker tersebut. Pertumbuhan sel kanker berlangsung cepat setelah sel tersebut mendapatkan asam lemak omega-6. Untuk mengurangi pengaruh asam lemak ini serta mengusirnya dari dalam sel kanker, asam lemak omega-3 yang banyak terdapat pada ikan laut dingin memiliki peranan penting. Asam lemak omega-3 yang juga dikenal dengan EPA (eicosapentanoic acid) atau gama-lenolenat, merupakan salah satu lemak esensial.

Beberapa jenis sel kanker juga dapat tumbuh dengan cepat bila dipicu oleh hormon estrogen manusia, seperti sel kanker pada payudara. Dalam hal ini isoflavon yang merupakan fitoestrogen dalam kedelai ternyata kompetitif dengan estrogen manusia. Sehingga konsumsi isoflavon kedelai akan membantu menghambat pertumbuhan kanker yang dipicu oleh estrogen manusia tersebut. Dari sini kita dapat memahami peranan tempe, tahu dan susu kedelai sebagai makanan pencegah pertumbuhan kanker.

Untuk menghambat metastase sel kanker, kita harus mengetahui cara sel tersebut menyebar. Ada dua cara sel kanker ber-metastase: melalui angiogenesis (pembentukan pembuluh darah yang baru) dan penghancuran kolagen yang merupakan kerangka sel normal. Dengan demikian metastase akan dapat dihambat bila angiogenesis dapat dicegah; sementara kolagen yang rusak bisa diperbaiki oleh tubuh sendiri dengan memanfaatkan makanan tertentu.

Untuk angiogenesis, sel kanker melepaskan growth factors. Produksi growth factors ternyata dapat dihambat oleh preparat inhibitor cox-2 yang mencakup resveratrol dalam kulit anggur merah, kurkumin dalam kunyit dan genestein dalam kedelai.

Perombakan kolagen oleh sel kanker terjadi dengan bantuan enzim kolagenase yang diproduksi sel kanker sendiri.

Preparat nutrisi yang dapat menghambat proses perombakan ini adalah vitamin C dan tulang rawan ikan hiu. Di samping ikut merangsang pembentukan interferon yang memerangi sel-sel kanker, vitamin C ternyata dapat memperbaiki kerusakan kolagen dengan membuat kolagen baru lewat hidroksilasi prolin. Barangkali peranan inilah yang melandasi pernyataan kontroversial dari seorang pemenang hadiah nobel dalam bidang kimia dan perdamaian, Linus Carl Pauling, mengenai terapi nutrisi kanker dengan megadosis vitamin C .

Bentuk nutrisi lainnya yang dapat membantu perbaikan kolagen adalah tulang rawan ikan hiu yang banyak disebut-sebut sebagai salah satu obat kanker. Memang tulang rawan ikan hiu merupakan sumber kolagen yang dapat memberikan bahan alami bagi sel-sel tubuh untuk sintetis kolagen.

Terapi herbal

Senyawa flavonoid kuersetin dalam benalu diperkirakan bekerja sebagai inhibitor enzim isomerase DNA sel kanker (berperan dalam proses perbanyakan dan peningkatan keganasan kanker). Tapak dara diketahui pula memiliki dua senyawa golongan alkaloid vinka yang berkhasiat menghambat perbanyakan dan penyebaran sel kanker. Kedua senyawa tersebut adalah vinkristin dan vinblastin.

Selain itu tapak dara mengandung alkaloid catharanthin, yang mirip dengan senyawa dalam plasma sel kanker. Penyerapan senyawa ini ke dalam sel kanker diprakirakan akan mendesak dan melarutkan inti sel kanker tersebut.

Tanaman meniran dan kunir putih juga memiliki khasiat antikanker lewat kerja imunomodulator -nya. Ekstrak kedua tanaman ini pada percobaan mencit ternyata memperbanyak jumlah limfosit, meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker (natural killer) dan sintetis antibodi spesifik. Sifat-sifat di atas akan menguatkan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virus maupun sel kanker.

Daun tangguh juga diduga mempunyai khasiat penyembuh kanker karena diduga berasal dari senyawa mirip interferon yakni suatu antibodi alami terhadap virus dan sel kanker. Cara memberantas kanker dengan menghancurkan virus penyebab kanker yang dapat merusak DNA sel normal menjadi sel kanker. Daun tangguh ini katanya lebih berkhasiat untuk jenis kanker prostat, dubur, dan saluran napas.

Jamur maitake pun sebagai obat kanker telah diteliti lewat kombinasi ekstrak jamur dengan preparat sitostatika kepada sejumlah penderita kanker. Menurut Dr. Iwan T. Budiarso, peneliti pada Balitbang Depkes RI, maitake bukan hanya meringankan gejala kanker payudara, paru-paru dan hati, tetapi juga mengurangi akibat sampingan yang ditimbulkan oleh sitostatika. Senyawa plosakarida B 1-6 glukans dalam maitake diyakini berperan menghambat pertumbuhan serta penyebaran sel kanker lewat peningkatan efektivitas semua sel dalam sistem pertahanan tubuh di samping meningkatkan sensitivitas sel kanker terhadap sitostatika dan radiasi.

Selasa, 04 Maret 2008

10 Best Healing traditional Herbs

source : http://www.fun-on.com/

New science shows these herbal power-healers can ease pain, prevent Alzheimer's, and ward off cancer and heart disease. Try 3 natural wonders you haven't heard of yet.
By Nancy Kalish, Prevention

Your arsenal of home remedies is about to get a lot spicier. Though herbs have been used for hundreds of years to heal, scientists are finally starting to substantiate these plants' abilities to alleviate arthritis pain, reduce high blood sugar and cholesterol, and help with many other conditions. They're even discovering amazing new powers in some herbs, such as the ability to kill cancer cells and help problem drinkers curb their alcohol intake.

"Herbs and other natural remedies can be as effective as traditional treatments, often without the same negative side effects," says Roberta Lee, MD, medical director of the Continuum Center for Health and Healing at Beth Israel Medical Center in New York City. So here are 10 superhealers you'll want to add to the all-natural section of your medicine cabinet and even to your favorite recipes! Folding one or two of them into your cooking every day can yield big benefits.

Turmeric

Ease arthritis

A heaping helping of curry could relieve your pain. That's because turmeric, a spice used in curry, contains curcumin, a powerful anti-inflammatory that works similarly to Cox-2 inhibitors, drugs that reduce the Cox-2 enzyme that causes the pain and swelling of arthritis, says Lee.

It might also: Prevent colon cancer and Alzheimer's disease. According to a small 2006 clinical trial conducted by the Johns Hopkins University School of Medicine, curcumin can help shrink precancerous lesions known as colon polyps, when taken with a small amount of quercetin, a powerful antioxidant found in onions, apples, and cabbage. The average number of polyps dropped more than 60% and those that remained shrank by more than 50%. In a 2006 study published in the Journal of Alzheimer's Disease, researchers at UCLA also found that curcumin helps clear the brain of the plaques that are characteristic of the disease.

Maximize the benefits: For general health, Lee recommends adding the spice to your cooking whenever possible. For a therapeutic dose, James A. Duke, PhD, author of The Green Pharmacy, suggests 400 mg of curcumin extract three times daily, right in line with what subjects in the colon polyp study took (480 mg of curcumin and 20 mg of quercetin, three times a day).

Cinnamon

Lower blood sugar

ceylon-cinnamonIn a recent German study of type 2 diabetics, taking cinnamon extract daily successfully reduced blood sugar by about 10%.

It might also: Lower cholesterol. Cinnamon packs a one-two punch for people with type 2 diabetes by reducing related heart risks. In another study of diabetics, it slashed cholesterol by 13% and triglycerides by 23%.

Maximize the benefits: To tame blood sugar, study subjects took 1 g capsules of standardized cinnamon extract daily, while those in the cholesterol study took 1 to 6 g. But keep in mind that a large amount of the actual spice can be dangerous, so stick with a water-soluble extract. Terry Graedon, PhD, coauthor with her husband, Joe, of Best Choices from the People's Pharmacy, recommends the brand Cinnulin PF (available in health food stores).

Rosemary

Avoid carcinogens

herb_rosemaryFrying, broiling, or grilling meats at high temperatures creates HCAs (heterocyclic amines), potent carcinogens implicated in several cancers. But HCA levels are significantly reduced when rosemary extract (a common powder) is mixed into beef before cooking, say Kansas State University researchers. "Rosemary contains carnosol and rosemarinic acid, two powerful antioxidants that destroy the HCAs," explains lead researcher J. Scott Smith, PhD.

It might also: Stop tumors. Rosemary extract helps prevent carcinogens that enter the body from binding with DNA, the first step in tumor formation, according to several animal studies. When researchers at the University of Illinois at Urbana-Champaign fed rosemary extract to rats exposed to dimethylbenzanthracene, a carcinogen that causes breast cancer, both DNA damage and tumors decreased. "Human research needs to be done," says study author Keith W. Singletary, PhD. "But rosemary has shown a lot of cancer-protective potential."

Maximize the benefits: To reduce HCAs, Smith recommends marinating foods in any supermarket spice mix that contains rosemary as well as one or more of the spices thyme, oregano, basil, garlic, onion, or parsley.

Ginger

Avert nausea

herb_gingerGinger can prevent stomach upset from many sources, including pregnancy, motion sickness, and chemotherapy. "This is one of Mom's remedies that really works," says Suzanna M. Zick, ND, MPH, a research investigator at the University of Michigan. A powerful antioxidant, ginger works by blocking the effects of serotonin, a chemical produced by both the brain and stomach when you're nauseated, and by stopping the production of free radicals, another cause of upset in your stomach. In one study of cruise ship passengers traveling on rough seas, 500 mg of ginger every 4 hours was as effective as Dramamine, the commonly used OTC motion-sickness medication. In another study, where subjects took 940 mg, it was even more effective than the drug.

It might also: Decrease your blood pressure, arthritis pain, and cancer risk. Ginger helps regulate blood flow, which may lower blood pressure, says Zick, and its anti-inflammatory properties might help ease arthritis. Ginger extract had a significant effect on reducing pain in all 124 patients with osteoarthritis of the knee, in a study conducted at the Miami Veterans Affairs Medical Center and the University of Miami. Those same anti-inflammatory powers help powdered ginger kill ovarian cancer cells as well as or better than traditional chemotherapy, at least in the test tube, found a 2006 study by the University of Michigan Comprehensive Cancer Center. Although further testing is needed, Zick and the study's authors are excited about its prospects: "Our preliminary results indicate that ginger may have significant therapeutic benefit for ovarian cancer patients."

Maximize the benefits: For nausea, ginger is best taken before symptoms start, at least 30 minutes before departure, say the Graedons. They recommend capsules containing 500 to 1,000 mg of dried ginger every 4 hours, up to a maximum of 4 g daily.

Holy Basil

Combat stress

herb_Holy_BasilSeveral animal studies back holy basil, a special variety of the plant you use in your pesto sauce, as effective at reducing stress by increasing adrenaline and noradrenaline and decreasing serotonin. This is no surprise to Pratima Nangia-Makker, PhD, a researcher at the Barbara Ann Karmanos Cancer Institute in Detroit, whose mother and grandmother relied on a tea made from the leaves of holy basil to relieve indigestion and headaches.

It might also: Inhibit breast cancer. First in test tubes and then in mice, a tea made of holy basil shrunk tumors, reduced their blood supply, and stopped their spread, found Nangia-Makker, who plans to study the effects in humans.

Maximize the benefits: For stress relief, try holy basil extract from New Chapter or Om Organics, widely available in health food stores. To aid in breast cancer treatment, Nangia-Makker advises drinking this tea daily: Pour 2 cups boiling water over 10 to 15 fresh holy basil leaves (other varieties of basil won't work) and steep 5 minutes. Remove the leaves before consuming. If you are being treated for breast cancer, be sure to check with your doctor.

St. John's Wort

Soothe your worries

herb_St_Johns_WortYou probably know that research has confirmed this herb's power to relieve mild to moderate depression and anxiety as effectively as many drugs without a lot of the side effects.

It might also: Help you snooze more soundly. St. John's wort not only contains melatonin, the hormone that regulates our sleep-wake cycles, but it also increases the body's own melatonin, improving sleep, says a report from the Surgeon General.

Maximize the benefits: For both mood and sleep problems, author Duke recommends a supplement containing at least 0.3% hypericin (the active phytochemical) per capsule or 300 mg of the extract to be taken three times daily. Warning: St. John's wort has been shown to interact with several prescription medications, so be sure to check with your doctor before taking it.

Garlic

Lower cancer risk

GarlicHigh consumption of garlic lowered rates of ovarian, colorectal, and other cancers, says a 2006 research review in the American Journal of Clinical Nutrition. A 2006 Japanese clinical trial also found that after a year of taking aged garlic extract supplements, people with a history of colon polyps saw a reduction in the size and number of the precancerous growths detected by their doctors.

It might also: Provide cardiovascular benefits. Garlic contains more than 70 active phytochemicals, including allicin, which many studies have shown decreases high blood pressure by as much as 30 points. Garlic may help prevent strokes as well by slowing arterial blockages, according to a yearlong clinical study at UCLA. In addition, patients' levels of homocysteine, a chemical that leads to plaque buildup, dropped by 12%.

Maximize the benefits: Crushed fresh garlic offers the best cardiovascular and cancer-fighting benefits, says Duke. But you'll need to down up to five cloves each day. Try Kyolic aged garlic extract capsules (1,000 mg), the product used in many of the studies.

3 New Superhealers You Should Know About

Andrographis

Shorten Summer Colds

Andrographis_PaniculataAndrographis does a great job of relieving upper-respiratory infections, such as colds or sinusitis, says new research. A study in the journal Phytomedicine reported that the herb eased symptoms such as fatigue, sleeplessness, sore throat, and runny nose up to 90%.

Maximize the benefits: Lee and the Graedons recommend Kan Jang (available at ProActive BioProducts), an herbal extract produced by the Swedish Herbal Institute and used in several of the trials.

Sea Buckthorn

Reverse vaginal dryness

Sea_BuckthornSea buckthorn (Hippophae rhamnoides) is very effective for hydrating mucous membranes and alleviating vaginal dryness. It contains palmitoleic acid, a fatty acid found in human skin that helps moisturize and heal it.

Maximize the benefits: Lee suggests up to four capsules a day of Supercritical Omega 7, a sea buckthorn supplement by New Chapter. It's available at health food stores.

Kudzu

Curb problem drinking

kudzuA group of moderately heavy drinkers in their 20s voluntarily cut their beer consumption in half after taking capsules containing the Chinese herb (also called Pueraria lobata) for a week, according to a study published in Alcoholism: Clinical and Experimental Research. Researchers say the kudzu more quickly allows alcohol to get to the part of the brain that tells you that you've had enough.

Maximize the benefits: Participants took capsules with 500 mg of kudzu extract three times daily.

Rules For the Safest Self-Healing

Natural substances often work like drugs in the body, say Joe and Terry Graedon. They suggest following these precautions:

Rule: Don't assume it's safe.

Herbs are not regulated by the FDA for safety or efficacy. So search the label for a seal of approval from the USP (United States Pharmacopeia) or CL (Consumer-Lab.com), which indicates it has been approved by certified academic laboratories.

Rule: Talk with your doctor.

It's best to tell him if you're considering supplements. Some herbs can interact with certain meds, including those for high blood pressure, diabetes, and depression, as well as blood thinners and even OTC drugs. View a partial list of herb-drug interactions published by the University of Michigan Health System Drug Information Service.

Rule: Don't overdo it.

More isn't necessarily better and could be dangerous. Always follow dosing instructions.