Kamis, 29 Oktober 2009

HSG ( Histerosalfingografi)

Pada pasangan yang infertil (tidak subur), sering dilakukan pemeriksaan yang dinamakan HSG (Histero-salpingo-grafi). HSG dilakukan guna mendeteksi kondisi rahim dan saluran indung telur. HSG mempergunakan sinar X dan cairan khusus yang memberikan reaksi warna putih jika di beri sinar X, sehingga akan "tercetak" bentuk rahim dan saluran indung telur (tuba). Sehingga dokter dapat menentukan ada tidaknya kerusakan atau sumbatan pada saluran reproduksi dimaksud.

Disamping itu adad beberapa kelainan yang bisa dideteksi dengan HSG:
* Mioma uteri
* Polip rahim
* Adesi (perlengketan) atau jaringan ikat
* Endometriosis

HSG dikerjakan pada wanita yang menjalani pemeriksaan kesuburan. Setiap wanita yang mencari pengobatan untuk bisa hamil harus ,menjalani pemeriksaan ini. Disamping untuk kelainan rahim dan tuba, ternyata HSG juga meningkatkan angka kehamilan pada sejumlah wanita, karena pemeriksaan HSG membantu membersihkan dan membuka sumbatan tuba yang ringan.

Prosedur HSG dilakukan di bagian radiologi (bagian rontgen) secara rawat jalan. Prosedurnya sangat cepat sekali, hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja. Prosedurnya sebagai berikut:
  • Berbaring dalam posisi litotomi (sama seperti prosedur pap atau UPS) .
  • Dimasukkan spekulum untuk memperlihatkan mulut leher rahim.
  • Kateter kecil lalu dimasukkan ke dalam rahim melalui liang leher rahim.
  • Zat pewarna rontgen lalu dimasukkan perlahan2 ke dalam rahim lewat kateter.
  • Rontgen kemudian dilakukan ketika zat pewarna tadi sudah masuk ke dalam tuba dan tumpah ke dalam rongga perut (spill).
  • Kemudian disuruh berbaring untuk rontgen selanjutnya
  • Setelah rontgen selesai ibu diminta untuk tetap telentang dalam beberapa menit.
  • Akan terasa sedikit kejang perut.
  • Hasilnya segera bisa diketahui.
Sebagaimana tindakan diagnostik, ada komplikasi/efek samping yang timbul akibat HSG. Tetapi sangat jarang (hanya 1%) seperti: spotting, pingsan, infeksi rahim serta reaksi alergi zat pewarna rontgen. Untuk meminimalisir efek ini, biasanya dalam zat pewarna kadang juga sudah ditambahkan antibiotik, anti alergi serta anti kejang saluran peranakan.

Photobucket
Hasil HSG

Hasil normal berupa tidak adanya sumbatan pada kedua tuba (tuba paten) serta bentuk dan ukuran rahim yang normal. Hasil tidak normal yang mungkin ditemukan adalah sumbatan pada tuba (non-paten tuba), adanya adesi pada dinding rahim (ada bagian yang saling berlengketan) serta bentuk rahim yang tidak seperti biasanya.

Jika hasil HSG normal, maka diperlukan pemeriksaan lanjutan lainnya guna mencari penyebab ketidaksuburannya, sedangkan jika hasilnya tidak normal maka dibutuhkan tindakan medis guna mengatasi kelainan yang ada seperti jika terjadi sumbatan tuba perlu dulakukan tindakan peniupan tuba (hdrotubasi atau pertubasi).

Selasa, 27 Oktober 2009

Uji Paska Senggama

Saat mendekati ovulasi tiap bulan, hormon estrogen yang dihasilkan indung telur, akan merangsang produksi lendir leher rahim. Untuk bisa terjadinya kehamilan secara alami, maka sperma harus bisa menembus dan berenang melewati lendir ini, dalam perjalanannya menuju sel telur yang dihasilkan oleh indung telur.

Pada kasus tertentu, terdapat inkompatibilitas antara sperma dan lendir ini, sehingga menyebabkan sperma tidak bisa bergerak dan atau mati, sehingga kehamilan tidak bisa terjadi. Uji paska senggama (UPS) dilakukan untuk menilai interaksi antara sperma dan lendir serviks pada saat mendekati ovulasi untuk menentukan apakah ada inkompatibilitas.

UPS dilakukan dalam 1 sampai 2 hari ovulasi. Deteksi ovulasi dilakukan oleh pasien (sesuai dengan petunjuk dokter) dengan mengukur suhu basal tubuh, lendir serviks, dan kadar hormon luteinizing (LH) dalam urin (dengan ovutest atau fertitest). Jika hasilnya menunjukkan akan terjadi ovulasi, lakukan hubungan seks 2-8 jam pemeriksaan lendir serviks. Jangan pakai lubrikasi saat hubungan seks, douche (pencuci vagina) setelahnya dan tentu saja jangan mandi berendam.

Cara pengambilan sampel lendir serviks mirip seperti saat melakukan pengambilan sampel pap smear. Berbaring dalam posisi litotomi (dan tentu saja harus buka celana jelir ). Selanjutnya dimasukkan alat yang namanya spekulum agar leher rahim terlihat dengan jelas. Lendir serviks diambil kemudian diperiksa di bawah mikroskop.

Hasil UPS disebut normal jika :
* Jumlah sperma yang terlihat normal
* Sperma bergerak maju dalam lendir serviks
* Lendir serviks bisa membentuk benang sepanjang minimal 2 inci.
* Lendir serviks yang mengering membentuk pola seperti pohon cemara (fernlike pattern)

Hasil tidak normal jika:
* Lendir tidak bisa membentuk benang minimal 2 inci dan tidak membentuk fernlike pattern
* Tidak ada sperma atau jumlah yang cukup dalam sampel
* sperma berkelompok serta tidak bergerak secara normal.

Hasil normal menyimpulkan bahwa konsepsi bisa terjadi secara alami, sedangkan hasil yang tidak normal maka dibutuhkan cara/pengobatan lain untuk bisa hamil. Untuk hasil yang abnormal masih ada lanjutan pemeriksaannya yaitu Uji Penetrasi Sperma yang di bahas dalam post berikutnya.

Kamis, 15 Oktober 2009

Pijat perinium aka Pijat Kerampang

Pijat kerampang (= daerah antara vagina dan anus) beberapa minggu menjelang persalinan, tepatnya mulai 34 minggu, berguna untuk meng-elastis-kan bagian luar dan dalam jalan lahir dalam menghadapi persalinan. Hal ini juga dapat mengurangi risiko robekan jalan lahir serta menghindari dilakukannya episiotomi (=tindakan menggunting jalan lahir saat persalinan).

Semakin baik peregangan kerampang dilakukan dalam menghadapi persalinan maka akan semakin kecil kemungkinan robek dan semakin cepat penyembuhan jika nantinya mengalami robekan (spontan). Sama halnya dengan mempersiapkan otot para atlet dalam menghadapi pertandingan, melatih otot kerampang juga perlu dilakukan agar mampu bekerja secara maksimal saat persalinan.

Keuntungan lain jika melakukan pijat kerampang 6 minggu menjelang perkiraan persalinan mampu mengurangi rasa sakit saat kepala bayi sedang nongol di jalan lahir (crowning). Selanjutnya hal ini membiasakan wanita dalam menghadapi sensasi penekanan jalan lahir saat persalinan sehingga nantinya akan lebih relaks saat menghadapai proses yang sama dalam persalinan (tidak meneran/mengedan sebelum waktunya).

Pijat kerampang bisa dilakukan sendiri atau oleh pasangan. Cari tempat dan posisi yang nyaman, jika dilakukan sendiri, cari posisi dimana akses ke daerah perineum mudah. Dibutuhkan lubrikan (minyak) yang tidak mengiritasi saat melakukannya seperti K-Y (kewai)J elly atau minyak yang berasal dari sayuran.

Untuk melakukannya, masukkan jari jempol sedalam 2-4 cm ke dalam vagina, dan tekan ke bawah ke arah rektum, pertahankan tekanan konstan ini saat jari jempol di gerakkan sepanjang sisi vagina dalam bentuk berakan berirama membentuk huruf U atau seperti gerakan ber-ayun, serta menjauhi liang pipis)(Lihat gambar di bawah)

Photobucket

Usahakan merelaksasikan otot daerah kerampang ini saat dilakukan pijatan. Lakukan pijatan selama 5-10 menit dan diulang secara ganti hari. Setelah pijatan lakukan kontraksi otot dasar panggul sebanyak lima kali (lakukan gerakan seperti akan menahan BAB agar tidak keluar saat kebelet):waaah:.

Setelah beberapa kali melakukannya dan serta merasa lebih nyaman, maka tekanan pijatan yang berikutnya dilakukan harus lebih kuat dari sebelumnya. Jika pasangan yang melakukan , bisa mempergunakan jari telunjuk.