Senin, 28 Februari 2011

Remaja dan Kesehatan Reproduksi

Remaja dan Kesehatan Reproduksi

(whandi.net) Remaja
adalah golongan yang cukup banyak terdapat dalam susunan penduduk
Indonesia dimana dari 200 juta penduduk, sekitar 20 % adalah golongan
yang berusia 10 - 14 tahun. Kelak mereka akan menjadi orang tua dan
mempunyai anak

Remaja pun mempunyai kedudukan yang unik karena
dalam ilmu kedokteran digolongkan dalam usia peralihan ( pubertas) dan
masa anak-anak ke masa dewasa. Peralihan yang terjadi bukan saja fisik
dan mental, tetapi juga terjadi perubahan secara berangsur-angsur pada
sistim reproduksinya menjadi matang dan berfungsi seperti orang dewasa.
Setiap perubahan bagaimana pun juga akan menyebabkan timbulriya
goncangan bagi individu yang mengalami.

Kesehatan reproduksi
secara singkat dapat digambarkan sebagai suatu keadaan dimana fisik
mental dan sosial dinyatakan sehat supaya dapat menjalankan fungsi
reproduksi. Hal ini berarti mencakup
1. Kemampuan ber-reproduksi
2. Berhasil mempunyai anak yang sehat, dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa
3.
Aman menjalankan proses reproduksi termasuk melakukan hubungan seks,
hamil, melahirkan, memilih jumlah anak dan menetapkan pemakaian KB.
Dan
yang terpenting disini adalah hak laki-laki atau perempuan untuk
mendapatkan informasi dun pelayanan serta menentukan keinginannya dalam
kehidupan reproduksi.

Seperti yang telah disebut di atas, usia
remaja berdasar antara 12 - 24 th (12 - 21 th) Pada awal usia remaja
teqadi perkembangan dan pemasangan alat dan fungsi reproduksi secara
berangsur-angsur sampai mereka memasuki usia dewasa muda. Hal ini
ditandai dengan adanya perubahan fisik seperti tubuh menjadi lebih
tinggi dan otot tubuh menjadi lebih membesar, timbulnya jerawat wajah,
tumbuh bulu diketiak dan kemaluan, tumbuhnya payudara, tejadi perubahan
suara dan tumbuh kumis pada remaja pria. Dan yang terpenting adalah
datangnya haid pada remaja putri dan hadirnya mimpi basah pada remaja
putra, sebagai tanda bahwa organ reproduksinya mulai berfungsi.
Perubahan ini kadang-kadang menimbulkan rasa cemas, takut, malu, merasa
dirinya menjadi lain dan remaja pun bingung, karena mereka tidak
mempunyai pengetahuan yang cukup dan tidak mendapat informasi yang
memadai.

Selain itu terjadi pula perubahan minat dan perilaku pada remaja seperti:
• mereka mulai memperhatikan penampilannya
• mulai tertarik pada lawan jenisnya
• melakukan usaha untuk menarik perhatian lawan jenis, bertingkah laku lebih genit.

Dikota
besar, gejala-gejala seperti ini dapat kita lihat dengan banyak-nya
remaja yang mangkal dan 'ngeceng' di pusat-pusat perbelanjaan (mal),
tempat-tempat pertunjukan, atau kalau remaja tinggal di pinggiran kota
atau desa, terlihat gerombolan remaja yang memadati tontonan layar
tancap, pertunjukan dangdut di perayaan-perayaan.. Mereka terlihat
berdandan habis-habisan memakai pakaian yang sedang 'ngetrend' dan
terutama perilaku remaja banyak diarahkan untuk menarik perhatian.

Salahkah
sepenuhnya remaja melakukan hal tersebut?, sulit bagi kita untuk
menghakimi mereka, semata-mata dari tingkahnya yang genit, bebas dan
kadang beriebihan. Seiring dengan matangnya alat reproduksi, maka pada
tubuh remaja juga teqadi peningkatan hormon seks (estrogen, progestron,
ondmgen, antosteron) yang mempunyai libido (dorongan/gairah seks).

Libido
ini adalah karunia Tuhan, untuk menimbulkan keinginan yang berhubungan
dengan aktivftas seks yang diperlukan dalam reproduksi manusia. Rasa
ingin tahu, sulitnya meredam dan mengendalikan dorongan seks ditambah
tidak adanya pengetahuan dan informasi yang memadai mengenai kesehatan
reproduksi, dapat menyebabkan remaja terjerumus pada kesulitan 'besae”.

Seperti
yang disebut di atas bahwa hak untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan reproduksi adalah hak setiap orang. Sementara pada orang
dewasa saja agaknya sulit diriapat karena sifat 'tabu' membicarakan
masalah seks. Apalagi pada remaja, dimana seharusnya mereka lebih baik
mendapat informasi dari orang tua. Tetapi karena sebagian orang tua
adalah produk diriikan generasi lama yang merasa tidak pantas, malu dan
mengelak untuk membicarakan seks dengan anaknya. Bahkan mereka sendiri
sebenarnya tidak mempunyai pengetahuan kesehatan reproduksi yang lebih
dibanding anaknya, walaupun orang tua adalah pelaku seks yang aktif.

Memang
sudah ada beberapa LSM dan pusat pelayanan remaja yang menyediakan
pelayanan reproduksi dalam bentuk ceramah, konsultasi melalui
telpon/surat dan ada beberapa buku saku yang pernah diterbitkan, tetapi
belum banyak, menjangkau masyarakat remaja dan belum dimasyarakatkan
secara maksimal. Sementara banyak pihak termasuk remaja, orang tua,
guru, pendiriik pemuka agama dan tokoh, masyarakat yang merasa takut
apabila informasi dan pendiriikan seks diberikan kepada remaja akan
disalah gunakan oleh remaja. Maka remaja pun lebih senang bertanya pada
teman sebaya yang tidak lebih baik pengetahuannya atau melihat dari
film di TV , bioskop dan membaca dari buku, majalah yang lebih banyak
menyajikan seks secara vulgar ketimbang pengetahuan pendiriikan seks
yang benar.

Beberapa contoh 'masalah' kesehatan reproduksi remaja yang sedng muncul pada saat seminar/ceramah

1. Masturbasi
Dari
ceramah yang diadakan, selalu timbul pertanyaan mengenai masturbasi
Amankah? berdosakah? bisa menyebabkan kemandulan? bisakah menghilangkan
keperawanan?. Pertanyaan tersebut mungkin dapat mencerminkan adanya
hasrat seks yang timbul pada remaja.

2. Jerawat dan bau bodan
Bisa
jadi hal ini adalah sepele bagi orang dewasa, tetapi bagi remaja yang
mengalami merupakan malapetaka, dapat menghilangkan percaya diri,
menyebabkan rasa rendah diri dalam pergaulan. Padahal jerawat adalah
keadaan normal pada saat puber yang akan hilang sendiri setelah
menginjak masa dewasa. Bau badan dapat terjadi karena kelenjar keringat
mulai aktif saat puber dan dapat diatasi dengan menjaga kebersihan
diri. Dokter pun sering tidak menolong dengan memberikan penjelasan
pada remaja, cukup memeriksa dan memberi resep.

3. Keputihan pada remja putri
Sebagian
besar remaja putd mengalami keputihan, keluarnya cairan bedebih dari
vagina. Walaupun keputihan bisa terjadi secara fisiologis dan normal,
tetapi bisa juga disebabkan karena jamur atau kuman. Keadaan ini
membuat remaja putri merasa tidak nyaman dan umumnya mereka enggan
berkonsultasi dengan dokter kerena harus membicarakan dan diperiksa
alat kelaminnya.

4. Keperawanan
Ternyata baik di kota
besar dan kecil, topik ini banyak dipertanyakan baik oleh remaja putra
maupun putri; karena walaupun zaman sudah maju, sebagian orang
menganggap bahwa virgin/perawan adalah tanda pada seorang perempuan
baik-baik Remaja putri sering takut bila keperawanannya dapat hilang
akibat olah raga, terjatuh, terobek oleh jarinya sendiri, saat
membersihkan daerah vagina ketika buang air kecil, buang air besar.
Remaja putra pun sering mempertanyakan tanda fisik yang dapat dilihat
dari seorang perempuan apakah dia masih perawan atau tidak Mengapa
masalah keperawanan masih saja dipertanyakan dan mengapa keperjakaan
tidak menjadi isu moral.

Beberapa hal yang harus menjadi perhatian utama bagi remaja dalam kaitan dengan kesehatan reproduksi:

1. Penundaan Usia Nikah
Karena
harus menyelesaikan sekolah dan meniti kalir, maka banyak remaja yang
harus menunda usia nikah. Sementara pematangan organ reproduksi dan
gairah/libido semakin mendesak Perlu ada jalan keluar untuk
mengatasinya.

2. lnformosi seks yang aman.
Banyak
penelitian yang mengungkapkan remaja sudah melakukan hubungan seks di
beberapa tempat dengan pacarnya atau berganti-ganti pasangan. Apabila
hubungan seks sudah menjadi kebutuhan biologisnya, apakah bisa kita
menyuruh begitu saja menghentikan? Ada baiknya bila terdapat informasi
yang baik dan lengkap untuk remaja yang 'sudah terlanjur agar mereka
dapat melakukan hubungan seks yang aman sehingga dapat terhindar dari
PMS/AIDS dan kehamilan yang tidak diinginkan.

3. Parnikahan pada usia muda.
Hal
ini dapat terjadi pasangan remaja yang mengalami 'kecelakaan'.
Bagaimana dengan masa depan mereka yang harus putus sekolah, bagaimana
dengan proses kehamilan dan persalinan pada remaja putri yang beresiko
tinggi, dan dimana pasangan muda bisa memperoleh kontrasepsi supaya
tidak terlanjur punya bayi berikut?

Pada keluarga yang mengalami
kesulitan ekonomi, anak gadisnya adalah tambang emas untuk mengentaskan
kemiskinan keluarga. Bahkan sebelum alat reproduksiriya matang, remaja
putri sudah dikawinkan dengan laki-laki yang lebih tua, lebih matang,
dan jam terbang pengalaman seks nya sudah banyak, dengan demikian
potensi untuk tertular PMS lebih besar dan juga karena semaidn muda la
memulai hubungan seks dan berpotensi melahirkan anak banyak dalam
keadaan gizi kurang, remaja putri juga beresiko untuk mendapat penyakit
kanker leher rahim.

4. Remaja yang menjual dirinya untuk kebutuhan hidup atau kesenangan semata.
Tingginya
angka standar aborsi dikalangan remaja, sering dikaitkan dengan pola
hidupnya yang tidak lepas dari pengaruh lingkungan, keinginan untuk
hidup mewah, mencoba bertualang dalam cinta, ajakan teman sering
membuat remaja tidak mampu mempertahankan norma-norma yang sudah
diajarkan oleh agama, orang tua dan sekolah. Gemedap kehidupan sering
menggoda pada remaja untuk lebih mudah melakukan hubungan seks dengan
siapa saja.

Dari pembahasan di atas kita dapati bahwa ternyata
tidak mudah untuk mempersiapkan remaja memasuki tahap reproduksi sehat
kaitan antara remaja, orang tua, guru, tokoh masyarakat tokoh agama,
pihak pemerhati dan tenaga kesehatan harus lebih terbuka dalam hal
pembedan informasi dan pelajaran kesehatan reproduksi. (dr. Ramona Sari/hqweb01.bkkbn.go.id)

Spermisida

Spermisida

Pengertian

Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia (non oksinol-9) yang digunakan untuk membunuh sperma.


Jenis

Jenis spermisida terbagi menjadi:



  1. Aerosol (busa).

  2. Tablet vagina, suppositoria atau dissolvable film.

  3. Krim.



Cara Kerja

Cara kerja dari spermisida adalah sebagai berikut:



  1. Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah.

  2. Memperlambat motilitas sperma.

  3. Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.


Pilihan



  1. Aerosol (busa) akan efektif setelah dimasukkan (insersi).

  2. Aerosol dianjurkan bila spermisida digunakan sebagai pilihan pertama atau metode kontrasepsi lain tidak sesuai dengan kondisi klien.

  3. Tablet vagina, suppositoria dan film sangat mudah dibawa dan disimpan. Penggunaannya dianjurkan menunggu 10-15 menit setelah dimasukkan (insersi) sebelum hubungan seksual.

  4. Jenis spermisida jeli biasanya digunakan bersamaan dengan diafragma.


Manfaat

Alat kontrasepsi spermisida ini memberikan manfaat secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.


Manfaat kontrasepsi



  1. Efektif seketika (busa dan krim).

  2. Tidak mengganggu produksi ASI.

  3. Sebagai pendukung metode lain.

  4. Tidak mengganggu kesehatan klien.

  5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

  6. Mudah digunakan.

  7. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.

  8. Tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan medik.


Manfaat non kontrasepsi

Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.


Keterbatasan



  1. Efektifitas kurang (bila wanita selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk, angka kegagalan 15 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun dan bila wanita tidak selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk maka angka kegagalan 29 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun).

  2. Spermisida akan jauh lebih efektif, bila menggunakan kontrasepsi lain (misal kondom).

  3. Keefektifan tergantung pada kepatuhan cara penggunaannya.

  4. Tergantung motivasi dari pengguna dan selalu dipakai setiap melakukan hubungan seksual.

  5. Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah spermisida dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual.

  6. Hanya efektif selama 1-2 jam dalam satu kali pemakaian.

  7. Harus selalu tersedia sebelum senggama dilakukan.


Penilaian Klien

Meskipun tidak memerlukan pemeriksaan khusus, namun perlu diperhatikan kondisi pengguna alat kontrasepsi spermisida. Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:





































Spermisida



Sesuai untuk klien yang:



Tidak sesuai untuk klien yang:


Tidak suka atau tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal (seperti perokok, wanita di atas 35 tahun)Mempunyai resiko tinggi apabila hamil (berdasar umur, paritas, masalah kesehatan)
Lebih suka memasang sendiri alat kontrasepsinyaTerinfeksi saluran uretra
Menyusui dan memerlukan kontrasepsi pendukungMemerlukan metode kontrasepsi efektif
Tidak ingin hamil dan terlindung dari penyakit menular seksual, tetapi pasangannya tidak mau menggunakan kondomTidak mau repot untuk mengikuti petunjuk pemakaian kontrasepsi dan siap pakai sewaktu akan melakukan hubungan seksual
Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode lainTidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat reproduksinya (vulva dan vagina)
Jarang melakukan hubungan seksualMempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan

Penanganan Efek Samping

Pemakaian alat kontrasepsi spermisida juga mempunyai efek samping dan masalah lain. Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dan masalah-masalah yang timbul akibat pemakaian spermisida.






















Efek Samping Atau Masalah



Penanganan


Iritasi vagina atau iritasi penis dan tidak nyamanPeriksa adanya vaginitis dan penyakit menular seksual. Bila penyebabnya spermisida, sarankan memakai spermisida dengan bahan kimia lain atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
Gangguan rasa panas di vaginaPeriksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Bila tidak ada perubahan, sarankan menggunakan spermisida jenis lain atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
Tablet busa vaginal tidak larut dengan baikPilih spermisida lain dengan komposisi bahan kimia berbeda atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.

Referensi

americanpregnancy.org/preventingpregnancy/spermicide.html

diunduh 8 Maret 2010, 05:42 PM.

birth-control-comparison.info/spermicide.htm diunduh 8 Maret 2010, 05:56 PM.

emedicinehealth.com/birth_control_spermicides/article_em.htm diunduh 9 Maret 2010, 12:21 PM.

health.alberta.ca/documents/Birth-control-Spermicide.pdf diunduh 10 Maret 2010, 7:32 PM.

hu-berlin.de/sexology/ATLAS_EN/html/methods_of_contraception.html diunduh 10 Maret 2010, 7:24 PM.

mayoclinic.com/health/spermicide/MY01005/DSECTION diunduh 8 Maret 2010, 05:30 PM.

plannedparenthood.org/health-topics/birth-control/spermicide-4225.htm diunduh 5 Maret 2010, 07:51 AM.

Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 24- MK 27).

http://askep-askeb.cz.cc/

Yang Dirindukan Wanita tentang Jomblo

Yang Dirindukan Wanita tentang Jomblo
SEORANG wanita, ia tengah mencari pria yang tepat dan Anda datang dalam hidupnya untuk memenuhi keinginannya. Namun, kadang muncul kerinduan dengan kebiasaan yang biasa dilakoninya saat single.



Merindukan hal selama jomblo, bukan berarti ia tidak bahagia menjalin cinta dengan Anda. Tak perlu dipungkiri, Anda juga kerap merindukan momen ketika lajang kan?

Cari tahu apa dia rindukan dan bagaimana Anda sebagai kekasihnya yang sempurna, harus berurusan dengan hal itu. Jika Anda berdua bisa sedikit lebih akomodatif mengatasinya, pada akhirnya hal ini akan memperkuat hubungan. Berikut kerinduannya saat jomblo, seperti dikutip Askmen.

Flirting

Sebelum Anda datang, sah-sah saja baginya untuk “main mata” dengan banyak pria. Sekarang, dia harus menyadari status saat ingin melempar senyum ataupun memilin rambut untuk menarik perhatian seorang pria.

Tak perlu cemburu berlebihan dan beri ia sedikit ruang. Ambil tindakan tepat jika memang diperlukan. Kalau ia ramah dengan pria penjaga toko, biarkan saja, tapi jika ia terus menggoda pria lain di depan Anda, seraya tidak paham perasaan Anda, inilah saatnya bertindak.

Diet sehat

Banyak wanita merasakan, ketika memasuki suatu hubungan, mereka harus beradaptasi dengan aspek-aspek tertentu pasangannya, termasuk apa yang mereka makan. Masalahnya, pria umumnya tidak menyenangi pola hidup sehat, dan sebagai wanita penganut hidup sehat, dia mungkin merindukan saat di mana kulkasnya berisi sayuran segar.

Hal ini bisa Anda manfaatkan dengan kencan masak bersama. Carilah menu favorit yang mengakomodir keinginan masing-masing.

Waktu untuk diri sendiri

Kerinduan ini bukan berarti dia tidak suka menghabiskan waktu bersama Anda. Tapi sebelum Anda masuk ke hidupnya, dia punya lebih banyak waktu untuk sendiri. Memberinya sedikit waktu untuk diri sendiri tidaklah sulit. Melewatkan beberapa aktivitas sendiri-sendiri, membuat Anda berdua lebih menghargai waktu.

Waktu tidak terencana bersama teman-teman

Bersama Anda sebagai kekasihnya, ia senang telah melalui masa sedih, kecewa, kesal, dan bahagia bersama, tapi ia juga rindu waktu bersama teman-teman. Bersama mereka, ia bisa senang-senang kapanpun dan dimanapun.

Spontanitas kumpul-kumpul inilah yang mungkin hilang saat ia sudah bersama Anda. Kompromikan waktu yang pas untuk ia bisa menghabiskan waktu bersama teman-teman, dan rasakan manfaat saat Anda ingin hang out dengan teman-teman.

Menjawab hanya untuk dirinya sendiri

Sebagai wanita lajang, satu-satunya orang yang harus menjawab pertanyaan apapun adalah dirinya sendiri. Sekarang, dia harus mempertimbangkan pendapat dan perasaan Anda sebelum membuat keputusan besar. Baginya, pendapat Anda sama pentingnya dengan pendapatnya, terutama ketika datang hal-hal yang memengaruhi hubungan.

Dalam kasus pilihan hidup serius, seperti memutuskan apakah akan menerima tawaran pekerjaan baru di luar negeri, Anda harus terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Tapi, jika pilihan tersebut terlalu sederhana, biarkan dia mengambil kendali dan bertanggung jawab atas pilihannya.

Tentu saja, ada beberapa aspek single yang cukup menarik, tapi tidak ada yang lebih menyenangkan daripada terlibat hubungan. Penting bagi Anda berdua untuk mempertahankan kemerdekaan masing-masing, selain memikirkan kepentingan hubungan

Cara Pakai Kondom Lelaki

Cara Pakai Kondom Lelaki: "

Efektifitas pemakaian kondom akan tinggi, apabila pengguna kondom dapat menggunakan kondom dengan baik dan benar setiap kali akan berhubungan seksual. Angka kegagalan kontrasepsi kondom sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan. Selain sebagai pencegah kehamilan, juga mencegah penyakit menular seksual.


Di bawah ini, adalah cara pemakaian kondom pria.




  • Tahap 1


Gambar cara pakai kondom pria 1Kondom dipasang saat penis ereksi, dan sebelum melakukan hubungan badan.



  • Tahap 2


Gambar cara pakai kondom pria 2Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke arah tengah. Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan.



  • Tahap 3


Gambar cara pakai kondom pria 3

Tekan ujung kondom dengan jari dan jempol untuk menghindari udara masuk ke dalam kondom. Pastikan gulungan kondom berada di sisi luar.



  • Tahap 4


Gambar cara pakai kondom pria 4

Buka gulungan kondom secara perlahan ke arah pangkal penis, sambil menekan ujung kondom. Pastikan posisi kondom tidak berubah selama coitus, jika kondom menggulung, tarik kembali gulungan ke pangkal penis.



  • Tahap 5


Gambar cara pakai kondom pria 5

Setelah ejakulasi, lepas kondom saat penis masih ereksi. Hindari kontak penis dan kondom dari pasangan Anda.



  • Tahap 6


Gambar cara pakai kondom pria 6


Buang dan bungkus kondom bekas pakai ke tempat yang aman.


Video cara pakai kondom lelaki



Referensi

avert.org/condom.htm diunduh 4 Maret 2010, 10:17 PM.

kondomku.com/page_3 diunduh 28 Feb. 2010, 10:25 PM.

plannedparenthood.org/health-topics/birth-control/condom-10187.htm diunduh 4 Maret 2010, 1:52 PM.

Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 17- MK 21).

youtube.com/watch?v=tcpfZKvOFZ4&feature=player_embedded

http://askep-askeb.cz.cc/

Kondom

Kondom

Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS. Kondom akan efektif apabila pemakaiannya baik dan benar. Selain itu, kondom juga dapat dipakai bersamaan dengan kontrasepsi lain untuk mencegah PMS.


Pengertian Kondom

Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang digulung berbentuk rata. Standar kondom dilihat dari ketebalannya, yaitu 0,02 mm.


Jenis Kondom

Ada beberapa jenis kondom, diantaranya:



  1. Kondom biasa.

  2. Kondom berkontur (bergerigi).

  3. Kondom beraroma.

  4. Kondom tidak beraroma.


Kondom untuk pria sudah lazim dikenal, meskipun kondom wanita sudah ada namun belum populer.


Cara Kerja Kondom

Alat kontrasepsi kondom mempunyai cara kerja sebagai berikut:



  1. Mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi wanita.

  2. Sebagai alat kontrasepsi.

  3. Sebagai pelindung terhadap infeksi atau tranmisi mikro organisme penyebab PMS.


Efektifitas Kondom

Pemakaian kontrasepsi kondom akan efektif apabila dipakai secara benar setiap kali berhubungan seksual. Pemakaian kondom yang tidak konsisten membuat tidak efektif. Angka kegagalan kontrasepsi kondom sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.


Manfaat Kondom

Indikasi atau manfaat kontrasepsi kondom terbagi dua, yaitu manfaat secara kontrasepsi dan non kontrasepsi.


Manfaat kondom secara kontrasepsi antara lain:



  1. Efektif bila pemakaian benar.

  2. Tidak mengganggu produksi ASI.

  3. Tidak mengganggu kesehatan klien.

  4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

  5. Murah dan tersedia di berbagai tempat.

  6. Tidak memerlukan resep dan pemeriksaan khusus.

  7. Metode kontrasepsi sementara


Manfaat kondom secara non kontrasepsi antara lain:



  1. Peran serta suami untuk ber-KB.

  2. Mencegah penularan PMS.

  3. Mencegah ejakulasi dini.

  4. Mengurangi insidensi kanker serviks.

  5. Adanya interaksi sesama pasangan.

  6. Mencegah imuno infertilitas.


Keterbatasan Kondom

Alat kontrasepsi metode barier kondom ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:



  1. Efektifitas tidak terlalu tinggi.

  2. Tingkat efektifitas tergantung pada pemakaian kondom yang benar.

  3. Adanya pengurangan sensitifitas pada penis.

  4. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.

  5. Perasaan malu membeli di tempat umum.

  6. Masalah pembuangan kondom bekas pakai.


Penilaian Klien

Klien atau akseptor kontrasepsi kondom ini tidak memerlukan anamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi diberikan penjelasan atau KIE baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang perlu dipertimbangkan bagi pengguna alat kontrasepsi ini adalah:





































Kondom



Baik digunakan



Tidak baik digunakan


Ingin berpartisipasi dalam program KBMempunyai pasangan yang beresiko tinggi apabila terjadi kehamilan
Ingin segera mendapatkan kontrasepsiAlergi terhadap bahan dasar kondom
Ingin kontrasepsi sementaraMenginginkan kontrasepsi jangka panjang
Ingin kontrasepsi tambahanTidak mau terganggu dalam persiapan untuk melakukan hubungan seksual
Hanya ingin menggunakan alat kontrasepsi saat berhubunganTidak peduli dengan berbagai persyaratan kontrasepsi
Beresiko tinggi tertular/menularkan PMS

Kunjungan Ulang

Saat klien datang pada kunjungan ulang harus ditanyakan ada masalah dalam penggunaan kondom dan kepuasan dalam menggunakannya. Apabila masalah timbul karena kekurangtahuan dalam penggunaan, maka sebaiknya informasikan kembali kepada klien dan pasangannya. Apabila masalah yang timbul dikarenakan ketidaknyamanan dalam pemakaian, maka berikan dan anjurkan untuk memilih metode kontrasepsi lainnya.


Penanganan Efek Samping

Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi kondom.


























Efek Samping Atau Masalah



Penanganan


Kondom rusak atau bocor sebelum pemakaianBuang dan pakai kondom yang baru atau gunakan spermisida
Kondom bocor saat berhubunganPertimbangkan pemberian Morning After Pil
Adanya reaksi alergiBerikan kondom jenis alami atau ganti metode kontrasepsi lain
Mengurangi kenikmatan berhubungan seksualGunakan kondom yang lebih tipis atau ganti metode kontrasepsi lain

Referensi

Bambangguru. 2008. AIDS. bambangguru.wordpress.com/2008/12/01/aids/#more-301 diunduh 28 Feb. 2010, 08:45 PM

kondomku.com/page_3 diunduh 28 Feb. 2010, 10:25 PM.

Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 17- MK 21).

swish.org.uk/?q=sex_info/condoms diunduh 28 Feb. 2010, 08:40 PM.

thebody.com/content/art12636.html diunduh 28 Feb. 2010, 10:21 PM

http://askep-askeb.cz.cc/

Diafragma

Diafragma

Pengertian

Diafragma adalah kap berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutupi serviks.


Diafragma dan spermisida

Diafragma dan spermisida


Jenis

Jenis diafragma antara lain:



  1. Flat spring (flat metal band).

  2. Coil spring (coiled wire).

  3. Arching spring (kombinasi metal spring).




Flat spring (Diafragma pegas datar)

Jenis ini cocok untuk vagina normal dan disarankan untuk pemakaian pertama kali. Memiliki pegas jam yang kuat dan mudah dipasang.


Coil spring (Diafragma pegas kumparan)

Jenis ini cocok untuk wanita yang vaginanya kencang dan peka terhadap tekanan. Jenis ini memiliki pegas kumparan spiral dan jauh lebih lunak dari pegas datar.


Arching spring

Jenis ini bermanfaat pada dinding vagina yang tampak kendur atau panjang dan posisi serviks menyebabkan pemasangan sulit. Tipe ini merupakan kombinasi dari flat spring dan coil spring, dan menimbulkan tekanan kuat pada dinding vagina.


Cara Kerja

Alat kontrasepsi metode barier yang berupa diafragma ini mempunyai cara kerja sebagai berikut:



  1. Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan saluran telur (tuba falopi).

  2. Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.


Manfaat

Alat kontrasepsi diafragma memberikan dua manfaat secara kontrasepsi dan non kontrasepsi.


Manfaat kontrasepsi



  1. Efektif bila digunakan dengan benar.

  2. Tidak mengganggu produksi ASI.

  3. Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah dipersiapkan sebelumnya.

  4. Tidak mengganggu kesehatan klien.

  5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.


Manfaat non kontrasepsi



  1. Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.

  2. Dapat menampung darah menstruasi, bila digunakan saat haid.


Keterbatasan

Meskipun alat kontrasepsi diafragma ini mempunyai manfaat secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi, tetapi alat ini juga mempunyai keterbatasan. Adapun keterbatasan diafragma, antara lain:



  1. Efektifitas tidak terlalu tinggi (angka kegagalan 6-16 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama, bila digunakan dengan spermisida).

  2. Keberhasilan kontrasepsi ini tergantung pada cara penggunaan yang benar.

  3. Memerlukan motivasi dari pengguna agar selalu berkesinambungan dalam penggunaan alat kontrasepsi ini.

  4. Pemeriksaan pelvik diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan.

  5. Dapat menyebabkan infeksi saluran uretra.

  6. Harus masih terpasang selama 6 jam pasca senggama.


Penilaian Klien

Sebelum alat kontrasepsi diafragma digunakan oleh klien, sebaiknya petugas kesehatan mengkaji klien terlebih dahulu. Sehingga alat kontrasepsi ini sesuai atau tidak digunakan oleh wanita tersebut.





































Diafragma



Sesuai untuk klien yang:



Tidak sesuai untuk



klien yang:


Tidak mau atau tidak boleh menggunakan metode kontrasepsi hormonal (perokok, wanita di atas 35 tahun)Mempunyai umur dan paritas serta masalah kesehatan yang menyebabkan kehamilan resiko tinggi
Tidak menyukai metode yang diberikan oleh petugas kesehatan (AKDR)Terinfeksi saluran uretra
Menyusui dan memerlukan kontrasepsi pendukungTidak suka menyentuh alat kelaminnya (vulva dan vagina)
Jarang melakukan hubungan seksual dengan pasangannyaMempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan
Ingin melindungi dari penyakit menular seksualIngin metode KB efektif
Memerlukan metode sederhana sebelum memilih metode lain

Penanganan Efek Samping

Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi diafragma.






























Efek Samping Atau Masalah



Penanganan


Infeksi saluran uretraPemberian antibiotik, sarankan mengosongkan kandung kemih pasca senggama atau gunakan metode kontrasepsi lain
Alergi diafragma atau spermisidaBerikan spermisida bila ada gejala iritasi vagina pasca senggama dan tidak mengidap PMS atau bantu memilih metode lain
Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung kemih/rektumNilai kesesuaian ukuran forniks dan diafragma. Bila terlalu besar, coba ukuran yang lebih kecil. Follow up masalah yang telah ditangani
Timbul cairan vagina dan berbauPeriksa adanya PMS atau benda asing dalam vagina. Sarankan lepas segera diafragma pasca senggama. Apabila kemungkinan ada PMS, lakukan pemrosesan alat sesuai dengan pencegahan infeksi
Luka dinding vagina akibat tekanan pegas diafragmaHentikan penggunaan diafragma untuk sementara dan gunakan metode lain. Bila sudah sembuh, periksa kesesuaian ukuran forniks dan diafragma

Hal yang Perlu Diperhatikan

Jika ada kemungkinan terjadi sindrom syok keracunan, rujuk segera pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap. Apabila terjadi panas lebih dari 38 derajat Celcius maka berikan rehidrasi per oral dan analgesik.


Referensi

plannedparenthood.org/health-topics/birth-control/diaphragm-4244.htm diunduh 2 Maret 2010, 07:45 PM.

Ridha, W. 2008. Metode Barier Intravaginal. one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/ilmu-kesehatan/metode-barier-intravaginal diunduh 2 Maret 2010, 07:48 PM.

Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 21- MK 24).

Stacey, D. 2008. Diaphragm.. contraception.about.com/od/prescriptionoptions/a/Diaphragm.htm diunduh 2 Maret 2010, 10:18

http://askep-askeb.cz.cc/

Menuju hari Tua Sehat & Bahagia

Menuju hari Tua Sehat & Bahagia
MENUJU HARI TUA SEHAT & BAHAGIA



APA LANSIA ITU ?

Lansia adalah setiap orang yang telah berumur 65 tahun atau lebih, jika lebih dari 70 tahun dikatakan lansia resiko tinggi


PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA ?

- Rambut uban
- Kulit keriput
- Penglihatan berkurang
- Daya tahan menurun
- Badan bungkuk
- Gigi ompong
- Peredaran darah mudah terganggu
- Tulang dan otot mulai rentan
- Fungsi perut sering terganggu
- Fungsi perkencingan sering terganggu
- Emosi mudah berubah-ubah
APA YANG PERLU DIWASPADAI JIKA ANDA SUDAH MENJADI LANSIA ?


Jika ada benjolan di tubuh yang sebelumnya tidak ada.
- Mata kabur seperti berkabut
- Sering sakit-sakitan
- Sering sempoyongan
- Pikun bertambah
- Sering kencing,haus dan cepat lapar
- Jaga berat badan jangan sampai gendut
- Susah buang air besar
- Batuk lama
- Sulit kencing
- Sering anyang-anyangan
- Sering pusing
- Dada berdebar
- Kaki bengkak
- Ingin menyendiri/cepat marah
- Badan terasa dingin
- Badan dan persendian terasa nyeri

TEKANAN DARAH TINGGI PADA LANSIA

Tekanan darah tinggi merupakan penyakit terbanyak yang diderita oleh lansia. Lansia dikatakan menderita tekanan darah tinggi jika tekanan darah > 140/90 mmHg

APA SIH TANDA DAN GEJALA TEKANAN DARAH TINGGI ?
- Sakit kepala
- Bingung
- Badan terasa panas
- Dada berdebar-debar
- Tekanan darah > 140/90 mm Hg

APA PENYEBAB TEKANAN DARAH TINGGI ?
- Keturunan
- Kekakuan pembuluh darah
- Pengapuran pembuluh darah
- Makanan tinggi garam/lemak
- Sakit ginjal
- Stress

APA DAMPAK TEKANAN DARAH TINGGI BAGI LANSIA ?

- Bisa mengalami stroke
- Bisa jantung lemah
- Sakit kepala
- Sulit tidur
- Emosi meningkat

APA SIH YANG HARUS DILAKUKAN JIKA SUDAH MENDERITA TEKANAN TINGGI ?
o Batasi makan makanan yang mengandung garam
o Batasi makan ikan laut/daging
o Banyak makan sayur dan buah
o Periksa ke tempat pelayanan kesehatan secara teratur
o Perhatikan jika tiba-tiba terasa “munyer” cepat ke tempat pelayanan kesehatan
o Minum obat secara teratur
o Rajin beribadah ‘Tabah”
o Terbuka dengan keluarga
o Tetap aktif beraktivitas kecuali jika pusing
o Jangan minum kopi.

BAGAIMANA CARA MENCEGAH TIMBULNYA HIPERTENSI ?

o Rubah pola gaya hidup
o Penurunan berat badan
o Diet asupan rendah garam
o Hindari faktor resiko : merokok, alkohol, makanan berlemak, stress
o biasakan aktifitas fisik/ jalan sehat
o Lakukan pemeriksaan yang teratur pada fasilitas kesehatan yang ada

from ns.harmoko

Minggu, 27 Februari 2011

Tali Pusat Menumbung

Tali Pusat Menumbung: "
A. Pengertian
Menurut Prof. Dr. Roestam Mochtar, MPH, 1998. Tali pusat menumbung adalah bila teraba tali pusat keluar dan biasanya ketuban sudah pecah.

B. Klasifikasi Tali Pusat Menumbung Menurut Harry Oxorn, 1996
Tali pusat menumbung, ketuban pecah. Tali pusat menempati salah satu dari 3 kedudukan, yaitu :
1. Tali pusat menumbung di PAP, terletak di samping bagian terbawah janin di PAP
2. Tali pusat menumbung ke dalam vagina, turun ke vagina
3. Tali pusat menumbung melalui introitus dan keluar dari vagina

C. Etiologi Tali Pusat Menumbung Menurut Harry Oxorn, 1996
1. Etiologi Fetal
a. Presentasi abnormal
Sebagian besar dari tali pusat menumbung terjadi pada presentasi kepala namun bisa juga karena letak lintang dan letak sungsang/presentasi bokong, terutama bokong kaki.
b. Prematuritas
Seringnya kedudukan abnormal pada persalinan premature, yang salah satunya disebabkan karena bayi yang kecil tidak tahan terhadap trauma dan anoksia.
c. Kehamilan ganda
Faktor-faktor yang mempengaruhi meliputi gangguan adaptasi, frekuensi presentasi abnormal yang lebih besar, insidensi hydramnion yang tinggi dan pecahnya ketuban anak kedua.
d. Hydramnion
Ketika ketuban pecah, sejumlah besar cairan mengalir ke luar dan tali pusat hanyut ke bawah.

2. Etiologi Maternal
a. Disproporsi kepala panggul
Disproporsi antara panggul dan bayi menyebabkan kepala tidak dapat turun dan pecahnya ketuban dapat diikuti tali pusat menumbung.
b. Bagian terendah yang tinggi
Tertundanya penurunan kepala untuk sementara dapat terjadi meskipun panggul normal, terutama pada multipara.

3. Etiologi Dari Tali pusat dan Plasenta
a. Tali pusat yang panjang
Semakin panjang tali pusat maka semakin mudah menumbung
b. Plasenta letak rendah
Jika plasenta dekat serviks maka ia akan menghalangi penurunan bagian terendah. Di samping itu insersi tali pusat lebih dekat serviks.

D. Diagnosis Tali Pusat Menumbung Menurut Harry Oxon, 1996
Diagnosa tali pusat menumbung dibuat dengan 2 cara :
1. Melihat tali pusat di luar vulva
2. Meraba tali pusat pada pemeriksaan vaginal (periksa dalam)
Pemeriksaan vaginal harus dilakukan :
a. Bila terjadi gawat janin yang tidak diketahui sebabnya dan trauma jika bagian terbawah belum turun.
b. Bila ketuban pecah dengan bagian terendah yang masih tinggi.
c. Bila semua kasus malpresentasi pada waktu ketuban pecah
d. Bila bayinya jelas prematur
e. Pada kasus-kasus kembar

E. Prognosis Tali Pusat Menumbung Menurut Harry Oxorn, 1996
Tali pusat menumbung tidak membahayakan si ibu dan tidak menyulitkan dalam persalinan, namun mengancam bagi janin. Harapan untuk bayi tergantung pada derajat dan lamanya kompresi tali pusat dan interval antara diagnosis dan kelahiran bayi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nasib janin :
1. Semakin baik keadaan janin pada waktu diagnosis dibuat, semakin besar harapan hidupnya. Tali pusat yang berdenyut keras menurunkan gejala yang baik dan sebaliknya tali pusat yang berdenyut lemah berarti tidak baik.
2. Semakin cepat bayi dilahirkan setelah tali pusat turun ke bawah, semakin baik hasilnya. Penurunan lebih dari 30 menit memperbesar kematian janin 4 x.
3. Janin yang lebih tua umur kehamilannya lebih besar pula kemampuannya bertahan terhadap proses-proses traumatic.
4. Semakin kurang trauma pada kelahiran bayi, semakin baik prognosis untuk ibu dan anak.
5. Pembukaan serviks mungkin merupakan faktor yang terpenting. Jika pembukaan sudah lengkap pada waktu diagnosis dibuat maka akan banyak bayi yang dapat diselamatkan. Semakin kecil pembukaan prognosisnya semakin jelek. Perkecualian untuk ini adalah jika dapat dilakukan section caesarea dengan segera, dalam hal mana prognosisnya sama baik atau lebih baik pada pembukaan serviks yang masih kecil.
6. Kematian janin bertambah dengan semakin panjangnya interval antara pecahnya ketuban dan kelahiran bayi.

F. Penanganan Tali Pusat Menumbang Menurut Harry Oxorn, 1996
Tali pusat menumbung dibiarkan dan persalinan diteruskan pada keadaan-keadaan sebagai berikut :
1. Bila janin sudah meninggal
2. Bila janin diketahui abnormal
3. Bila janin masih sangat premature sehingga tidak ada harapan untuk dapat hidup

Usaha-usaha untuk mengurangi kompresi tali pusat dan memperbaiki keadaan janin adalah sebagai berikut :
1. Penolong memasukkan satu tangan ke dalam vagina dan mendorong bagian terendah ke atas menjauhi tali pusat. Pada waktu yang bersamaan dilakukan persiapan untuk menolong persalinan.
2. Pasien diletakkan dalam sikap lutut-dada (knee chost) atau trendelenburg dengan pinggul diatas dan kepala di bawah.
3. Diberikan oksigen dengan masker kepada ibu
4. Denyut jantung janin sering diperiksa dengan teliti
5. Dilakukan pemeriksaan vaginal untuk menentukan presentasi, pembukaan serviks, turunnya bagian terendah dan keadaan tali pusat.

Jika pembukaan sudah lengkap dilakukan usaha-usaha untuk berbagai presentasi sebagai berikut :
1. Presentasi kepala, kepala rendah di dalam panggul : ekstraksi dengan forceps
2. Presentasi kepala, kepala tinggi : Versi ekstraksi cara ini mengandung bahaya terjadinya rupture uteri tetapi oleh karena ini merupakan usaha dalam keadaan putus asa untuk menyelamatkan anak maka resiko tersebut harus diambil
3. Presentasi bokong. Kedua kaki diturunkan dan bayi dilahirkan sebagai presentasi bokong kaki secepat mungkin.
4. Letak lintang. Versi dalam menjadi presentasi kaki dan segera dilakukan ekstraksi.

Jika pembukaan belum lengkap, dilakukan usaha-usaha sebagai berikut :
  1. Sectio caesaria, merupakan pilihan selama bayinya cukup bulan dan dalam keadaan baik. Nasib bayi pada section caesaria jauh lebih baik dibanding kelahiran dengan cara lain. Bahaya untuk ibu juga sangat kurang dibanding dengan melahirkan bayi secara paksa pada pembukaan yang belum lengkap. Sementara dilakukan persiapan operasi diadakan usaha-usaha untuk mengurangi kompresi tali pusat seperti tersebut diatas.
  2. Reposisi tali pusat dapat dicoba jika tidak dapat dikerjakan section caesarea. Tali pusat dibawah ke atas kedalam uterus, sedangkan bagian terendah janin di dorong ke bawah masuk panggul kemudian di tahan kadang-kadang reposisi tali pusat berhasil tetapi umumnya kita kehilangan banyak waktu yang berharga pada waktu melakukan.
  3. Jika usaha ini tidak berhasil, pasien di pertahankan dalam posisi trendelenburg dengan harapan tali pusat tidak tertekan sehingga bayi tetap dapat hidup sampai pembukaan menjadi cukup lebar untuk memungkinkan lahirnya bayi.
  4. Dilatasi serviks secara manual, insisi serviks dan cara-cara lain untuk memaksakan pembukaan serviks tidak akan pernah diterima. Keberhasilannya kecil sedangkan resiko untuk ibu besar.

Edema/Oedema

Edema/Oedema
A. DEFINISI
Edema adalah timbunan cairan bebas secara menyeluruh. Dikatakan piting edema jika terdapat edema pada tungkai bawah dan dikatakan generalisata jika didapat kenaikan berat badan itu melebihi 0,5 kg/minggu, 2 kg/bulan, atau 13 kg selama kehamilan.
Edema menurut Arthur C. Guyton adalah gelembung cairan dari beberapa organ atau jaringan yang merupakan terkumpulnya kelebihan cairan limfe, tanpa peningkatan jumlah sel dalam mempengaruhi jaringan. Edema bisa terkumpul pada beberapa lokasi pada tubuh, tetapi biasanya terdapat pada kaki dan pergelangan kaki.
Edema menurut Ida Bagus Gede Manuaba adalah peningkatan cairan interstisil dalam beberapa organ. Umumnya jumlah cairan interstisil, yaitu keseimbangan homeostatis. Peningkatan sekresi cairan ke dalam interstisium atau kerusakan pembersihan cairan ini juga dapat menyebabkan edema.

B. GAMBARAN KLINIS
Edema menurut Arthur C. Guyton menunjukkan adanya cairan berlebihan pada jaringan tubuh. Pada banyak keadaan, edema terutama terjadi pada kompartemen cairan estraselular, tapi juga dapat melibatkan cairan intracelular. (Menurut buku ajar fisiologi kedokteran).
1) Edema Intraseluler
Terjadinya pembengkakan intraseluler, karena dua kondisi, yaitu :
1. Depresi sistem metabolik jaringan
2. Tidak adanya nutrisi sel yang adekuat
Bila aliran darah ke jaringan menurun, pengiriman oksigen dan nutrisi berkurang. Jika aliran darah menjadi sangat rendah untuk mempertahankan metabolisme jaringan normal, maka pompa ion membran sel menjadi tertekan. Bila ini terjadi, ion natrium yang biasanya masuk ke dalam sel tidak dapat lagi di pompa keluar dari sel, dan kelebihan natrium dalam sel menimbulkan osmosis air dalam sel, sehingga edema dapat terjadi pada jaringan yang meradang.

2) Edema Ekstraseluler
Edema ini terjadi bila ada akumulasi cairan yang berlebihan dalam ekstraseluler. Terjadinya pembengkakan ekstraseluler, karena dua kondisi yaitu :
1. Kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstisial dengan melintasi kapiler.
2. Kegagalan limpatik untuk mengembalikan cairan dari interstisiuim ke dalam darah.
Penyebab klinis akumulasi cairan interstisial yang paling sering adalah filtrasi cairan kapiler yang berlebihan.

Ketika terjadinya edema pada jaringan subkutan yang berdekatan dengan rongga potensial, cairan edema biasanya juga akan terkumpul di rongga potensial, yang disebut efusi. Rongga abdominal merupakan tempat paling mudah untuk terjadinya penggumpalan cairan efusi, dan pada keadaan ini, efusi disebut ASITES. Rongga potensial lainnya, seperti rongga pleura, rongga perikardial, dan rongga sendi, dapat sangat membengkok bila ada edema bersifat negatif sama seperti yang dijumpai pada jaringan subkutan jarang yang juga bersifat negatif (subatmosferik).
Contoh, tekanan hidrostatik cairan interstisial besar 7-8 mmHg dalam rongga pleura, 3-5 mmHg dalam rongga sendi, dan 5-6 mmHg dalam rongga perikardial (menurut www. Google.co.id).
Selain pada edema perifer, edema dapat terjadi pada organ-organ tertentu, yaitu antara lain :
1. Edema pada otak
Salah satu komplikasi yang paling serius dari abdormalitas hemodinamika serebral dan dinamika cairan adalah terbentuknya edema otak. Karena otak berada di dalam ruang yang padat, maka akumulasi cairan edema akan mengkompresi pembuluh darah, seringkali secara serius menyebabkan penurunan aliran darah dan kerusakan jaringan otak.
Edema otak menurut Arthur C. Guyton disebabkan oleh peningkatan tekanan kapiler yang hebat dan kerusakan dinding kapiler. Salah satu penyebab meningkatnya tekanan kapiler adalah peningkatan tekanan darah arteri serebral secara tiba-tiba hingga mencapai nilai yang terlalu tinggi.

2. Edema pada paru
Edema paru menurut Arthur C. Guyton terjadi dengan cara yang sama seperti edema dimana saja dalam tubuh. Faktor apapun yang menyebabkan tekanan cairan interstisial paru meningkat dari batas negatif menjadi batas positif akan menyebabkan pengisian mendadak pada ruang interstisial paru dan alveolus dengan sejumlah besar cairan bebas.
Pada kasus edema paru yang paling ringan, cairan edema selalu memasuki alveoli, jika edema ini menjadi cukup berat, dapat menyebabkan kematian karena mati lemas (Sufokasi).
(Dikutip dari Buku Ajar Fisiologi Kedokteran)
3. Edema pada vulva
Edema pada daerah ini berhubungan dengan varises vena vulva dan edema ini apabila tidak segera diatasi akan menyebabkan kesulitan dalam persalinan. Edema ini lebih sering dijumpai pad pre eklamsi. Apabila terdapat edema pada satu labium, maka permukaan dalam perlu diperiksa untuk mengesampingkan adanya syangkroid sifilitikum (ulkus durum).
(Dikutip dari buku obstetri fisiologi)

C. ETIOLOGI
Penyebab edema pada ibu bersalin yaitu sebagai berikut :
1. Disebabkan oleh gagal jantung
Pada gagal jantung, jantung gagal memompa darah secara normal dari vena ke dalam arteri. Hal ini meningkatkan tekanan kapiler, menyebabkan filtrasi kapiler makin bertambah. Apabila gagal jantung yang tidak diobati, semua faktor bekerja sama membentuk edema ekstraseluler generalisata yang hebat. Ibu hamil dengan gagal jantung kanan yang bermakna, normalnya darah dipompa ke paru-paru oleh jantung kanan tetapi darah tidak dapat keluar dengan mudah dari vena pulmonalis ke jantung kiri karena bagian kiri karena bagian ini sangat lemah sehingga menyebabkan ibu mengalami edema paru berat. (dikutip dari Buku Ajar Fisiologi Kedokteran)

2. Disebabkan oleh refensi garam dan air oleh ginjal
Tekanan arteri cenderung turun, menyebabkan penurunan ekskresi garam dan air oleh ginjal yang meningkatkan tekanan hidrostastik kapiler sehingga edema makin bertambah. Kebanyakan garam dan air, bocor dari darah masuk ke rongga interstisial, tapi sebagian masih tetap dalam darah. Efek utama kejadian ini adalah menyebabkan peningkatan volume cairan interstisial yang luas (edema ekstraseluler) dan hipertensi akibat peningkatan volume darah.
Ibu hamil yang menderita glomerulonefritis, dimana glomerulus ginjal cedera karena gagal untuk menyaring cairan dalam jumlah cukup, juga akan mengalami edema cairan ekstraseluler yang serius di seluruh tubuh bersamaan dengan edema, ibu tersebut biasanya menderita hipertensi berat. (Dikutip dari Buku Ajar Fisiologi Kedokteran)

3. Disebabkan oelh penurunan protein plasma
Penurunan konsentrasi protein plasma akibat kegagalan untuk menghasilkan protein dalam jumlah yang cukup maupun karena kebocoran protein yang menimbulkan penurunan tekanan osmotik koloid plasma. Apabila ibu hamil mengalami penurunan konsentrasi protein akan mengakibatkan peningkatan kapiler di seluruh tubuh sehingga terjadi, edema ekstraseluler dan dapat mengakibatkan malnutrisi protein.
(Dikutip dari Buku Ajar Fisiologi Kedokteran)
4. Disebabkan oleh tekanan dari rahim
Tekanan ini yang membesar pada vena-vena panggul, pada wanita hamil, vena pelvis tertekan oleh berat badan yang semakin membesar, sehingga ekstrinitas bawah menopang berat badan tersebut. (Dikutip dari Buku Obstetri Fisiologi)

5. Disebabkan oleh peningkatan permeabilitas kapiler
a. Peningkatan reaksi imun yang menyebabkan pelepasan histamin dan produk imun lainnya.
b. Toksin
c. Infeksi bakteri
d. Difisiensi vitamin, khususnya vitamin C
e. Iskemia yang lama.
D. PENCEGAHAN / PENATALAKSANAAN
Edema pada persalinan menurut Ida Bagus Gede Manuaba dapat dicegah atau diobati, yaitu sebagai berikut :
1. Istirahat yang cukup
Pada saat istirahat/tidur, kaki ditinggikan
2. Diit
Penggunaan garam dikurangi
3. Dapat diberikan sedativa atau obat-obat antihypertensif (apabila oedema terus berlanjut).

Faktor lain yang dapat mencegah edema menurut Arthur C. Guyton yaitu sebagai berikut :
1. Faktor yang dihasilkan oleh compliance jaringan yang rendah pada tekanan negatif besarnya sekitar 3 mmHg.
2. Faktor yang dihasilkan oleh peningkatan aliran limfe ialah sekitar 7 mmHg.
3. Faktor yang disebabkan oleh bersihan protein dari ruang interstisial adalah 7 mmHg.

Post Partum Blues

Post Partum Blues
A. Definisi
Post partum blues merupakan kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitar dua hari hingga 10 hari sejak kelahiran bayinya.
Gejala-gejala post partum blues, sebagai berikut :
1. Cemas tanpa sebab
2. Menangis tanpa sebab
3. Tidak percaya diri
4. Tidak sabar
5. Sensitif, mudah tersinggung
6. Merasa kurang menyangi bayinya
7. Tidak memperhatikan penampilan dirinya
8. Kurang menjaga kebersihan dirinya
9. Gejala fisiknya seperti : kesulitan bernafas, ataupun perasaan yang berdebar-debar.
10. Ibu merasakan kesedihan, kecemasan yang berlebihan
11. Ibu merasa kurang diperhatikan oleh suami ataupun keluarga.
B. Etiologi
Ada beberapa hal yang menyebabkan post partum blues, diantaranya :
1. Lingkungan melahirkan yang dirasakan kurang nyaman oleh si ibu.
2. Kurangnya dukungan dari keluarga maupun suami.
3. Sejarah keluarga atau pribadi yang mengalami gangguan psikologis.
4. Hubungan sex yang kurang menyenangkan setelah melahirkan
5. Tidak ada perhatian dari suami maupun keluarga
6. Tidak mempunyai pengalaman menjadi orang tua dimasa kanak-kanak atau remaja. Misalnya tidak mempunyai saudara kandung untuk dirawat.
Dengan kata lain para wanita lebih mungkin mengembangkan depresi post partum jika mereka terisolasi secara sosial dan emosional serta baru saja mengalami peristiwa kehidupan yang menakan.
Post partum blues tidak berhubungan dengan perubahan hormonal, bikimia atau kekurangan gizi. Antara 8% sampai 12% wanita tidak dapat menyesuaikan peran sebagai orang tua dan menjadi sangat tertekan sehingga mencari bantuan dokter.
C. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan disini adalah cara mengatasi gangguan psikologis pada nifas dengan post partum blues. Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah ini yaitu :
1. Dengan cara pendekatan komunikasi teraupetik
Tujuan dari komunikasi teraupetik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
a. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi.
b. Dapat memahami dirinya
c. Dapat mendukung tindakan konstruksi
2. Peningkatan support mental/dukungan keluarga dalam mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan masa nifas dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase, sebagai berikut :
a. Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus perhatian ibu hanya pada dirinya sendiri, pengalaman selama proses persalinan sering berulang-ulang diceritakannya. Hal ini membuat cenderung ibu menjadi pasif terhadap lingkungannya.
b. Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah persalinan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidak mampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
c. Fase letting go, merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah meningkat.
D. Pencegahan
Post partum blues dapat dicegah dengan cara :
  1. Anjurkan ibu untuk merawat dirinya, yakinkan pada suami atau keluarga untuk selalu memperhatikan si ibu
  2. Menu makanan yang seimbang
  3. Olah raga secara teratur
  4. Mintalah bantuan pada keluarga atau suami untuk merawat ibu dan bayinya.
  5. Rencanakan acara keluar bersama bayi berdua dengan suami
  6. Rekreasi

Rupture Perineum

Rupture Perineum
Persalinan seringkali mengakibatkan perlukaan jalan lahir. Luka-luka biasanya ringan, tetapi kadang-kadang terjadi juga luka yang luas dan berbahaya. Setelah persalinan harus selalu dilakukan pemeriksaan vulva dan perineum. Pemeriksaan vagina dan serviks dengan spekulum perlu dilakukan setelah pembedahan pervaginam. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat. Sebaliknya kepala janin yang akan lahir jangan di tahan terlampau kuat dan lama, karena akan menyebabkan asfiksia dan perdarahan dalam tengkorak janin, dan melemahkan otot-otot dan fasia pada dasar panggul karena direnggangkan terlalu lama.

Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari pada biasa sehinga kepala janin terpaksa lahir lebih kebelakang dari pada biasa, kepala janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar dari pada sirkumferensia suboksipito bregmatika, atau anak dilahirkan dengan pembedahan vagina. (Sarwono Prawirohardjo)

Faktor-faktor yang menyebabkan ruptur perineum (Harry Oxorn).
Faktor maternal, mencangkup :
1) Partus presipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong (sebab paling sering)
2) Pasien tidak mampu berhenti mengejan.
3) Partus diselesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan fundus yang berlebihan.
4) Edema dan kerapuhan pada perineum.
5) Varikositas Vulva yang melemahkan jaringan-jaringan perineum.
6) Arcus pubis sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit pula sehingga menekan kepala bayi ke arah posterior.
7) Perluasan episitomi.

Faktor janin mencangkup :
1) Bayi yang besar
2) Posisi kepala yang abnormal, ex : presentasi muka
3) Kelahiran bokong
4) Ekstraksi forceps yang sukar
5) Dystocia bahu
6) Anomali kongenital, seperti hidrocephalus

Robekan derajat pertama menurut harry oxorn dan sarwono prawiroharjo :
Robekan derajat pertama meliputi mukosa vagina, fourchette dan kulit perineum tepat dibawahnya. Perbaikan robekan ini kecil dan diperbaiki sesederhana mungkin, tujuannya adalah merapatkan kembali jaringan yang terpotong dan menghasilkan hemostass. Pada rata-rata kasus, beberapa jahitan terputus lewat mukosa vagina, fourchette dan kulit perineum sudah memadai. Jika pendarahannya banyak, dapat digunakan jahitan angka 8. jahitan terputus yang di simpul secara longgar, paling baik bagi kulit karena jahitan ini kurang menimbulkan tegangan dan lebih mnyenangkan bagi pasiennya.

Definsi Nifas
Masa nifas dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas kurang lebih selama 6 minggu. (Sarwono, 2001).
Dimulai setelah partus selesai dan berakhirnya kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru pulih kembali sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Sarwono, 1992)

Merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan normal, masa berlangsung selama 6 minggu /42 hari. (Manuaba, 2000)
Dimulai beberapa jam sesudah lahir plasenta dan mencangkup 6 minggu berikutnya (JHPIEG, 2001)

Dapat disimpulkan bahwa masa nifas adalah masa pemulihan alat-alat kandungan setelah melahirkan yang berlangsung kira-kira 6 minggu dan kembali seperti keadaan sebelum ada kehamilan, memerlukan waktu selama 3 bulan.

Menurut Mochtar (1998) Periode nifas dibagi 3 :
a. Early Puerperium (masa nifas dini)
Masa dimana telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan sendini mungkin.
b. Immediate Puerperium
Kepulihan alat-alat genetalia yag lamanya sampai dengan 6-8 minggu
c. Later Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulihnya dan sehat sempurna terutama bila selama kehamilan atau bersalin mengalami komplikasi, waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan bahkan tahunan.

Perubahan yang terjadi selama masa nifas (Prawiroharjo, 1992)
1. Sistem Vaskuler
Pada persalinan pervaginam kehilangan + 300-500 cc, bila melalui operasi SC kehilangan darah dapat 2 kali lipat. Perubahan yang terjadi dari blood volume (volume darah) dan hemokonsentrasi. Dan baru stabil setelah 4-6 minggu, setelah melahirkan shunt akan hilang dengan tiba-tiba volume darah ibu relatif akan bertambah.
2. Sistem reproduksi
a. Involusi rahim
Setelah plasenta lahir uterus akan mengeras karena kontraksi dan retraksi pada otot-ototnya. Setelah lahir, berat uterus 1000 gram, seminggu kemudian 500 gram, 2 minggu kemudian 375 gram dan pada akhir purperium 50 gram (normal 40-60 gram). Involusi terjadi karena masing-mading sel menjadi lebih kecil, karena cytoplasma yamg berlebihan di buang. Involusi disebabkan karena cytoplasma berlebihan dibuang. Involusi disebabkan karena autolisis, dimana zat protein, dinding rahim pecah. Diabsorbsi dan kemudian di buang dengan urin. Aktivitas otot-otot adalah terjadinya kontraksi dan retraksi otot-otot setelah anak lahir, yang diperlukan untuk menutup pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan plasenta, serta mengeluarkan isi uterus yang tidak diperlukan. Hal ini menyebabkan terganggunya pembuluh darah dalam uterus sehingga jaringan otot-otot kekurangan zat yang diperlukan dan jaringan otot-otot tersebut menjadi lebih kecil.

b. Involusi tempat plasenta
Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata kira-kira sebesar telapak tangan, luka ini dengan cepat mengecil, pada akhir minggu kedua hanya 3-4 cm, dan pada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta lekas sekali tidak meninggalkan parut.

c. Perubahan servik dan vagina
Beberapa hari post partum, ostium uteri externum dapat dilalui 2 jari, pinggirnya tidak rata, retak-retak karena persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui satu jari saja dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas kanalis servikalis, pada servik terbentuk sel-sel otot baru karena hiperlisis, retraksi dirobekan servik sembuh. Pada minggu ke 3 post partum rugae mulai nampak kembali.

d. Lochea
Yaitu cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas. Sifat lochea alkalis, jumlahnya lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir sewaktu menstruasi. Cairan ini berasal dari melekatnya plasenta. Bekas melekatnya plasenta menimbulkan pecahan-pecahan pembuluh darah dan dalam penyembuhan mengeluarkan getah, selain itu juga terdapat sisa selaput chorium yang tertinggal pada decidua ligquoromni saat persalinan vernik caseosa, rambut lanugo dan kemudian mekonium.
a) Lochea rubra/cruenta
Pada hari 1-2 berwarna merah berisi lapisan decidua sisa-sisa chorium, liquor amni, rambut lanugo, vernik caseosa, dan kemungkinan pula mekonium.
b) Lochea sanguinolenta
Pada hari ke 3-7 berwarna coklat sedikit darah, banyak serum, selaput lendir, leucucytendum kuman penyakit dan serabut jaringan yang telah mati.
c) Lochea serosa
Pada hari 7-10 berwarna agak kuning, cair, dan tidak ada lagi darah
d) lochea alba
Setelah 2 minggu berwarna kekuningan berisi selaput lendir leucocytendon kuman penyakit dan jaringan yang telah mati.

3. Buah dada/lactasi
Hormon progesteron dan estrogen menghambat pengeluaran prolaktin. Dengan lahirnya plasenta kadar estrogen dan progesteron menurun sehingga penekanan prolaktin meningkat dalam darah dan merangsang produksi ASI.

4. Sistem perkencingan
Dinding kantung kencing memperlihatkan oedema dan hiperenia. Kadang-kadang oedema tergonium pada hiperenia kandung kencing selama nifas kurang sensitif dan kapasita kandung kemih juga bertambah, sehingga volume penuh atau sesudah BAK masih tertinggal urine residual. Sisa urin ini dan trauma pada kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Dilatasi ureter dan pyelum normal kembali dalam waktu 2 minggu.

5. Tanda-tanda vital
a. Suhu tubuh
Suhu tubuh post partum meningkat 37,5 C-38 C, karena kerja keras waktu persalinan kemudian suhu akan normal.
b. Nadi
Pols sehabis melahirkan : 100x/menit karena kelelahan, perdarahan, nyeri, dan infeksi.
c. Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan karena adanya perdarahan
d. Pernafasan
Bila suhu dan denyut nadi tidak normal, pernafasan akan mengikutinya.

6. Sistem gastrointestinal
Biasanya ibu mengalami obstipasi swetelah melahirkan. Hal ini karena alat pencernaan mendapat tekanan waktu melahirkan, dehidrasi, hemoroi,. Supaya BAB kembali lancar dapat diberi makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup.

7. Otot-otot abdominal
Setelah persalinan, dinding perut longgar karena diranggang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu pada waktu yang ethemis, terjadi diastusis dari otot-otot rectus abdominalis untuk mengencangkan kembali otot-otot perut, dapat dilakukan senam nifas.

8. Perubahan psikis dan sosial
Kebanyakan wanita dalam minggu pertama setelah melahirkan menunjukkan gejala-gejala depresi dari tingkat ringan sampai berat.