Kelembaban alami vagina mencegah permukaannya saling bergesekan /lecet saat wanita beraktifitas sehari2. Kelembaban ini bersifat asam, dan hal ini menjaga vagina dari infeksi. Keasaman vagina disebabkan oleh bakteri bersahabat yang hidup didalam vagina dan membantu menjaga kesehatannya.
Kelembaban vaginal dihasilkan utama oleh lendir cervix (leher rahim). Lendir ini mengalir secara lambat, membersihkan vagina, "menghanyutkan" sel-sel mati serta sisa2 menstruasi keluar rongga vagina. Rata2 perhari wanita mengeluarkan (discharge) 2 gram sel-sel mati dan 3 gram mukus (lendir).
Saat terangsang waktu melakukan hubungan seks, kelenjar kelenjar khusus yang berlokasi di pintu masuk vagina yang dinamakan kelenjar Bartholini, menghasilkan lendir tambahan. Kelembaban dari kelenjar ini lebih lendir dari yang dihasilkan leher rahim, karena memang tujuannya memberikan lubrikasi saat hubungan seks. Baunya yang khas merupakan hasil evolusi jutaan tahun, meningkatkan daya tarik/rangsangan bau oleh wanita terhadap spesies jantannya, dan merupakan tanda bahwa wanita sudah siap untuk berhubungan seks.
Keringnya Vagina sebelum menopause merupakan suatu problem seks. Ini bisa berati bahwa wanita kurang terangsang saat pemanasan, yang bisa terjadi karena foreplay yang kurang mantabs (tidak adekuat), rasa bersalah, rasa takut atau masalah hubungan suami isteri (partner). Perlu juga diingat bahwa laki2 lebih duluan terangsang dibandingkan wanita, sehingga laki2 bisa saja melakukan penetrasi sebelum wanita raedy, yaitu sebelum lubrikasi/pelinciran vagina yang optimal terjadi. Kurangnya lubrikasi juga hal yang lumrah pada wanita yang menyusui, karena kadar hormon estrogen lagi rendah serta pada wanita yang menderita diabetes.
Keringnya vagina bisa juga menjadi problem pada saat dan setelah menopause, yang diakibatkan oleh kurangnya estrogen. Estrogen bertanggung jawab dalam memelihara dinding vagina, yaitu elastisitas dan produksi pelembab (lendir) dari leher rahim.
Kadar estrogen menurun saat menopause, sehingga vagina kehilangan elastisitasnya, lapisan dindingnya menjadi tipis dan kering. Karena kurang lembab, bakteri bersahabat yg biasanya ada di vagina juga akan berkurang jumlahnya, akibatnya kadar keasaman vagina juga akan berkurang yang selanjutnya menyebabkan mudah timbul infeksi.
Semua perubahan2an diatas membuat berhubungan seks menjadi tidak nyaman, sehingga sekitar 40% wanita mengeluhkan hubungan seks yang nyeri bahkan. Faktor lain pada wanita menopause adalah kelenjar Bartholininya kurang efesien, membutuhkan waktu yang lebih lama serta jumlah lendir yang tidak sebanyak wanita yang lebih muda. Dalm penelitiannya didapatkan lubrikasi untuk penetrasi pada wanita yang muda hanya membutuhkan waktu dalm hitungan detik saja, sedangkan pada wanita menopause membutuhkan waktu minimal 5 menit.
Vagina yang kering sebetulnya dapat di lubrikasi dengan mudah. Untuk lubrikasi tambahan saat hubungan seks dapat dipakai sebaiknya mempergunakan lubrikan yang water-based seperti KY jelly atau pelembab vagina seperti Yes, Sylk, Replens atau Senselle. Jangan memakai produk yang oil-based seperti vaselin karena akan mengganggu produksi lubrikasi ilmiah.
Sylk, Yes dand KY jelly dipakai sesaat sebelum hubungan seks dengan mengoleskannya disekitar vulva, terutama sekitar liang vagina. Replens dan Senselle dipakai 3 kali seminggu sehingga tidak perlu dipakai saat akan berhubungan.
Bagi yang sudah menopause dianjurkan melakukan foreplay lebih lama agar kelenjar Bartholininya cukup menghasilkan lendir sebelum penetrasi. Lubrikan sederhana seperti KY jelly, atau pelembab seperti Replens atau Senselle, dapat dipergunakan jika membutuhkan lubrikasi tambahan.
Terapi sulih hormon (Hormone replacement therapy =HRT) pada wanita menopause juga membantu meningkatkan lubrikasi dan menebalkan dinding vagina, tetapi sayangnya memiliki risko. Sehingga HRT kurang dianjurkan jika kekeringana vagina hanya satu2nya masalah/keluhan pada menopause. Karena banyak cara2 yang lebih aman untuk mengatasi kekeringan vagina.
Cara lain bagi wanita menopause adalah mempergunakan krim estrogen vagina yang diapakai setiap malam selama 2-3 minggu (atau lebih sampai efeknya terasa).Setelah itu hanya dipakai dua kali seminggu. Walaupun belum terdapat bukti yang kuat, untuk mengimbangi efek estrogen biasanya diberikan juga tablet progeteron guna mengurangi risiko kanker rahim.
Disamping dalam bentuk cream, preparat estrogen juga tersedia dalam bentuk tablet vagina serta cincin vagina. Sedagkan bahan alami (suplemen)dapat dipergunakan ekstrak Black cohosh (sudah tersedia dalam bentuk kapsul). Black cohosh memiliki efek mirip seperti estrogen.
Kelembaban vaginal dihasilkan utama oleh lendir cervix (leher rahim). Lendir ini mengalir secara lambat, membersihkan vagina, "menghanyutkan" sel-sel mati serta sisa2 menstruasi keluar rongga vagina. Rata2 perhari wanita mengeluarkan (discharge) 2 gram sel-sel mati dan 3 gram mukus (lendir).
Saat terangsang waktu melakukan hubungan seks, kelenjar kelenjar khusus yang berlokasi di pintu masuk vagina yang dinamakan kelenjar Bartholini, menghasilkan lendir tambahan. Kelembaban dari kelenjar ini lebih lendir dari yang dihasilkan leher rahim, karena memang tujuannya memberikan lubrikasi saat hubungan seks. Baunya yang khas merupakan hasil evolusi jutaan tahun, meningkatkan daya tarik/rangsangan bau oleh wanita terhadap spesies jantannya, dan merupakan tanda bahwa wanita sudah siap untuk berhubungan seks.
Keringnya Vagina sebelum menopause merupakan suatu problem seks. Ini bisa berati bahwa wanita kurang terangsang saat pemanasan, yang bisa terjadi karena foreplay yang kurang mantabs (tidak adekuat), rasa bersalah, rasa takut atau masalah hubungan suami isteri (partner). Perlu juga diingat bahwa laki2 lebih duluan terangsang dibandingkan wanita, sehingga laki2 bisa saja melakukan penetrasi sebelum wanita raedy, yaitu sebelum lubrikasi/pelinciran vagina yang optimal terjadi. Kurangnya lubrikasi juga hal yang lumrah pada wanita yang menyusui, karena kadar hormon estrogen lagi rendah serta pada wanita yang menderita diabetes.
Keringnya vagina bisa juga menjadi problem pada saat dan setelah menopause, yang diakibatkan oleh kurangnya estrogen. Estrogen bertanggung jawab dalam memelihara dinding vagina, yaitu elastisitas dan produksi pelembab (lendir) dari leher rahim.
Kadar estrogen menurun saat menopause, sehingga vagina kehilangan elastisitasnya, lapisan dindingnya menjadi tipis dan kering. Karena kurang lembab, bakteri bersahabat yg biasanya ada di vagina juga akan berkurang jumlahnya, akibatnya kadar keasaman vagina juga akan berkurang yang selanjutnya menyebabkan mudah timbul infeksi.
Semua perubahan2an diatas membuat berhubungan seks menjadi tidak nyaman, sehingga sekitar 40% wanita mengeluhkan hubungan seks yang nyeri bahkan. Faktor lain pada wanita menopause adalah kelenjar Bartholininya kurang efesien, membutuhkan waktu yang lebih lama serta jumlah lendir yang tidak sebanyak wanita yang lebih muda. Dalm penelitiannya didapatkan lubrikasi untuk penetrasi pada wanita yang muda hanya membutuhkan waktu dalm hitungan detik saja, sedangkan pada wanita menopause membutuhkan waktu minimal 5 menit.
Vagina yang kering sebetulnya dapat di lubrikasi dengan mudah. Untuk lubrikasi tambahan saat hubungan seks dapat dipakai sebaiknya mempergunakan lubrikan yang water-based seperti KY jelly atau pelembab vagina seperti Yes, Sylk, Replens atau Senselle. Jangan memakai produk yang oil-based seperti vaselin karena akan mengganggu produksi lubrikasi ilmiah.
Sylk, Yes dand KY jelly dipakai sesaat sebelum hubungan seks dengan mengoleskannya disekitar vulva, terutama sekitar liang vagina. Replens dan Senselle dipakai 3 kali seminggu sehingga tidak perlu dipakai saat akan berhubungan.
Bagi yang sudah menopause dianjurkan melakukan foreplay lebih lama agar kelenjar Bartholininya cukup menghasilkan lendir sebelum penetrasi. Lubrikan sederhana seperti KY jelly, atau pelembab seperti Replens atau Senselle, dapat dipergunakan jika membutuhkan lubrikasi tambahan.
Terapi sulih hormon (Hormone replacement therapy =HRT) pada wanita menopause juga membantu meningkatkan lubrikasi dan menebalkan dinding vagina, tetapi sayangnya memiliki risko. Sehingga HRT kurang dianjurkan jika kekeringana vagina hanya satu2nya masalah/keluhan pada menopause. Karena banyak cara2 yang lebih aman untuk mengatasi kekeringan vagina.
Cara lain bagi wanita menopause adalah mempergunakan krim estrogen vagina yang diapakai setiap malam selama 2-3 minggu (atau lebih sampai efeknya terasa).Setelah itu hanya dipakai dua kali seminggu. Walaupun belum terdapat bukti yang kuat, untuk mengimbangi efek estrogen biasanya diberikan juga tablet progeteron guna mengurangi risiko kanker rahim.
Disamping dalam bentuk cream, preparat estrogen juga tersedia dalam bentuk tablet vagina serta cincin vagina. Sedagkan bahan alami (suplemen)dapat dipergunakan ekstrak Black cohosh (sudah tersedia dalam bentuk kapsul). Black cohosh memiliki efek mirip seperti estrogen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar