Tetanus timbul jika ketika spora bakteri Clostridium Tetani masuk ke dalam luka atau tali pusat (pada bayi baru lahir). Spora secara umum terdapat pada tanah. Manusia dari segala umur bisa terkena tetanus, tetapi penyakit ini lebih sering ditemukan dan bersifat serius pada bayi baru lahir(tetanus neonatal). Tetanus neonatal yang biasanya bersifat fatal, terutama sering ditemukan didaerah rural dimana persalinan terjadi di rumah tanpa prosedur yang cukup steril.
Tetanus dapat dicegah dengan melakukan imunisasi Tetanus-Toxoid (TT). Tetanus neonatal bisa dicegah dengan mengimunisasi wanita usia subur (WUS), baik saat hamil maupun di luar kehamilan. Hal ini akan memproteksi ibu dan bayi melalui transfer antibodi tetanus ke bayi. Juga tak kalah pentingnya, proses pertolongan persalinan yang bersih (steril) bisa mencegah tetanus neonatal dan ibu.
Seseornag yang pernah kena tetanus tidak akan memiliki kekbalan secara alami dan bisa terinfeksi lagi, karena itu perlu dilakukan imunisasi. Agar terlindung seumur hidup dari tetanus, individu harus mendapatkan 3 kali imunisasi DPT saat masih bayi, diikuti dengan TT booster pada usia masuk sekolah dasar (4-7 tahun), pada saat ABG (12-15 tahun), dan saat awal dewasa (Total 6 kali)
Sedangkan di Indonesia sudah dilakukan kegiatan eleminasi Tetanus via program BIAS, diamana anak SD kelas 1,2 dan 3 dilakukan imunisasi TT. Sehingga nantinya anak2 kita yang dulunya sudah ikut BIAS sudah terlindungi terhadap tetanus seumur hidupnya. Tetapi jika jarak imunisasi terakhir yang diterima sudah sepeuluh tahun atau lebih, maka tetap perlu dilakukan imuniasasi TT-booster saat nantinya hamil. Jika ada luka yang dicurigai akan terkena tetanus, maka perlu dilakukan dilakukan pemberian booster TT jika imunisasi terakhir yang diterima sudah melebihi 5 tahun.
Sedangkan program imunisasi TT pada wanita hamil di Indonesia, biasanya diberikan 2 kali, karena dianggap belum terimunisasi secara sempurna (6 kali). WUS yang sekarang ada adalah generasi yang belum menjalani imunisasi lengkap Tetanus. TT pertama dapat diberikan sejak di ketahui positif hamil dan TT yang kedua minimal 4 minggu setelah TT yang pertama. Sedangkan batas terakhir pemberian TT yang kedua adalah minimal 2 minggu sebelum melahirkan.
Tetanus dapat dicegah dengan melakukan imunisasi Tetanus-Toxoid (TT). Tetanus neonatal bisa dicegah dengan mengimunisasi wanita usia subur (WUS), baik saat hamil maupun di luar kehamilan. Hal ini akan memproteksi ibu dan bayi melalui transfer antibodi tetanus ke bayi. Juga tak kalah pentingnya, proses pertolongan persalinan yang bersih (steril) bisa mencegah tetanus neonatal dan ibu.
Seseornag yang pernah kena tetanus tidak akan memiliki kekbalan secara alami dan bisa terinfeksi lagi, karena itu perlu dilakukan imunisasi. Agar terlindung seumur hidup dari tetanus, individu harus mendapatkan 3 kali imunisasi DPT saat masih bayi, diikuti dengan TT booster pada usia masuk sekolah dasar (4-7 tahun), pada saat ABG (12-15 tahun), dan saat awal dewasa (Total 6 kali)
Sedangkan di Indonesia sudah dilakukan kegiatan eleminasi Tetanus via program BIAS, diamana anak SD kelas 1,2 dan 3 dilakukan imunisasi TT. Sehingga nantinya anak2 kita yang dulunya sudah ikut BIAS sudah terlindungi terhadap tetanus seumur hidupnya. Tetapi jika jarak imunisasi terakhir yang diterima sudah sepeuluh tahun atau lebih, maka tetap perlu dilakukan imuniasasi TT-booster saat nantinya hamil. Jika ada luka yang dicurigai akan terkena tetanus, maka perlu dilakukan dilakukan pemberian booster TT jika imunisasi terakhir yang diterima sudah melebihi 5 tahun.
Sedangkan program imunisasi TT pada wanita hamil di Indonesia, biasanya diberikan 2 kali, karena dianggap belum terimunisasi secara sempurna (6 kali). WUS yang sekarang ada adalah generasi yang belum menjalani imunisasi lengkap Tetanus. TT pertama dapat diberikan sejak di ketahui positif hamil dan TT yang kedua minimal 4 minggu setelah TT yang pertama. Sedangkan batas terakhir pemberian TT yang kedua adalah minimal 2 minggu sebelum melahirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar