Risiko melahirkan bayi dengan cacat bawaan akan meningkat dengan semakin meningkatnya usia. Hal ini mungkin disebabkan pembelahan sel yang tidak sempurna (istilah kerennya: nondisjunction). Sehingga menyebabkan jumlah kromosom yang tidak sama di akhir pembelahan sel. Akibat dari pembelahan yang tidak sempurna ini juga akan meningkatkan angka keguguran.
Beberapa kondisi yang bisa timbul akibat hamil di usia tua
* Tekanan darah tinggi dan diabetes. Dianjurkan untuk melakukan antenatal secara dini dan teratur sehingga dapat didiagnosa secara dini guna penanganan yang tepat.
* Stillbirth (melahirkan bayi yang sudah mati sebelum lahir) lebih sering terjadi pada usia diatas 35. Juga lebih sering mengalami berat badan lahir yang rendah (low-birth weight).
* Persalinan dengan Cesar juga lebih sering terjadi pada pada anak pertama dengan usia lebih dari 35.
Kondisi kesehatan yang baik menjelang dan selama kehamilan akan mengurangi risiko komplikasi. Berikut beberapa rekomendasi :.
* Pastikan mengkonsumsi asam folat yang cukup. Wanita usia subur dianjurkan mengkonsumsi folat 0.4 mg perhari.
* Kurangi konsumsi kafein. Jangan lebih dari 300 mg perhari. Secangkir kopi mengandung lebih kurang 150 mg kafein, segelas teh hitam mengandung sekitar 80 mg kafein.
* Makanan yang seimbang dan makan makanan yang bervariasi. Pilih makan dengan serat yang tinggi. Pastikan cukup vitamin dan mineral dalam makanan.
* Olah raga secara teratur.
* Jangan minum alkohol selama hamil atau makan obat2-an kecuali atas rekomendasi dokter.
* Jangan merokok selama kehamilannya.
Karena hamil dengan usia lebih dari 35 tahun lebih sering mengalami problem, maka pemeriksaan2 berikut direkomendasikan. Semua pemeriksaan ini dapat membantu mendeteksi kelainan2 sebelum, saat dan setelah kehamilan (selain USG)
Quad Marker Screen: mengukur empat macam bahan yang ada di dalam darah wanita hamil. Yang diperiksa adalah AFP (Alfa Feto Protein), hcG (Human Chorionic Gonadotropin), Estriol dan Inhibin-A.
Amniosentesis: disebut juga amnio, suatu prosedur dimana diambil sejumlah dikit cairan ketuban, kemudian ditest untuk mendeteksi adanya cacat bawaan pada bayi.Beberapa test yang bisa dideteksi : penyakit sickle cell, cystic fibrosis, muscular dystrophy, Penyakit Tay-Sachs, Down syndrome, neural tube defects (NTD).
USG : dapat mendeteksi kelainan2 yang tidak bisa dideteksi dengan amniosentesis seperti bibir sumbing, kelainan kaki club foot, atau kelainan jantung.
Chorionic Villus Sampling (CVS): sejumlah sampel plasenta diambil. Gunanya untuk melihat kelainan2 genetik yang tidak terdeteksi baik dengan USG ataupun amniosentesis.