Selasa, 30 September 2008

Waktu yang hilang...

Seorang Bapak pulang ke rumah dlm keadaan letih disambut oleh anak lelakinya yg berusia 7 tahun dimuka pintu.

Anak: Ayah, boleh nggak Amin bertanya?
Ayah: "Ya...nak tanya apa?"
Anak: "Berapa pendapatan ayah sejam?"
Ayah: "Itu bukan urusan kamu, buat apa kamu sibuk tanya?" si ayah mulai marah karena merasa lelah".
Sambungannya disini (bukan di: baca selengkapnya...)

Minggu, 28 September 2008

Hyperemesis Gravidarum

Hyperemesis gravidarum (HEG) artinya muntah yang berlebihan dalam kehamilan sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari ibu hamil yang bersangkutan.

Penyebab pastinya sampai sekarang tidak jelas. Tetapi faktanya ditemukan sebagai berikut: (1) Sering hanya pada trimester pertama saja (2) Lebih sering pada kehamilan pertama dengan kecendrungan berulang pada kehamilan berikutnya (3) Ada riwayat keluarga dengan HEG (4) Sering ditemukan pada mola (hamil anggur) dan hamil kembar (5) Lebih sering pada kehamilan yang tidak direncanakan.

Seperti biasanya jika tidak diketahui pasti penyebab sesuatu maka orang akan berteori. Diduga penyebabnya sebagai berikut: (1) Hormon: akibat kadar hormon HCG yang tinggi pada mola dan kehamilan kembar (2) Psikis: diduga faktor ini memperberat pada saat muntah-muntah sudah muncul (3) Defesiensi zat gizi: munculnya pada pagi hari setelah malm sebelumnya tidak makan, kekurangan vitamin B6 dan B1 serta protein (4) Faktor Alergi dan Imnunologi: bahan atau substansi yang keluar dari plasenta menimbulkan reaksi muntah-muntah pada ibu.

Pengobatan berupa rehidrasi (infus), diet (awal berupa karbohidrat kering seperti biskuit, roti) serta pemberian obat2an berupa : antimuntah (metoclopramide, ondansetron, pyridoxine, prometazine, domperidon dll), sedasi (diazepam, luminal), antialergi (phenergan), vitamin (B1, B6 dll.

Terminasi kehamilan bisa dilakukan jika ditemukan hal2 yang mengancam jiwa ibu seperti: penurunan kondisi umum ibu, Nadi diatas 100x/menit, suhu diatas 38 derajat Celcius, Oliguria (pipis sedikit) dan proteinuria (kebocoran protein lewat urin), kuning (jaundice) dan gangguan neurologi.

Cara terminasi : jika hamil kurang dari 12 minggu dilakukan vakum kuret, jika kehamilan lebih dari 12 minggu dilakukan operasi yaitu hysterotomi (membuka rahim) dengan anestesi regional.

Rabu, 24 September 2008

Download Youtube Video

Ibu Kuna yang nyahut di shoutbox kepingin tahu bagaimana caranya bisa nge-download video yang ditampilkan pada bagian paling bawah halaman posting ini.

Pertama tentunya ibu harus punya program video downloader untuk Youtube (format flash). Banyak sih programnya, salah satunya yang simple, cara pakainya mudah bisa didownload dulu disini. Hasil download dalam bentuk zip/rar, lalu di ekstrak dengan winzip/winrar.

Hasil ekstraksi ada file yang namanya : fvd (aplication), tinggal klik saja file ini. Hasil klik filenya seperti gambar dibawah ini :

fvd

Pencet tombol download / convert video file..., lalu keluar jendela baru seperti dibawah ini:

downlaod

Tahap berikutnya ibu tinggal memasukkan alamat URL videonya yang ada di youtube. Contohnya video cesar alamat URL nya (bagian 1 dan 2) sbb:
http://www.youtube.com/watch?v=Q4eN7ACB-q4
http://www.youtube.com/watch?v=yd8qBexzgF

Sesuaikan isian lainnya seperti output-nya mau disimpan dimana (pada gambar di atas contohnya di drive G:). Terakhir pencet tombol GET/CONVERT
Selamat mencoba bu Kuna...

Kata Mas ini ada cara yang lebih mudah lagi, buka web ini: http://keepvid.com/ tinggal masukkan URL video yang ingin didownload ...gampangkan ? Kalau macet maka yang ini http://www.savevid.com/ dijamin gak macet

Senin, 22 September 2008

Ejakulasi Sembuhkan Flu ?

Ini berita gembira buat laki-laki. Terutama yang hidungnya sering tersumbat (kongesti) oleh karena flu atau alergi. Nggak perlu pakai obat yang tentunya mempunyai efek samping. Obat2 flu dan alergi sering mengandung CTM yang salah satu efek pemakaian jangka panjangnya dapat menyebabkan impotensi.

Kongesti terjadi akibat dilatasi (pelebaran) pembuluh darah yang menyebabkan pembengkakan selaput lendir hidung. Obat2 anti kongesti (dekongestan) bekerja dengan cara merangsang saraf simpatis sehingga menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan menghilangkan efek pembengkakan dari selaput lendir hidung.

Dalam fase emisi dari ejakulasi menyebabkan reaksi saraf simpatis sehingga menyebabkan vasokontriksi (penyempitan) pembuluh darah dan efek dekongestan. Selanjutnya dalam fase refraksi efek simpatis tetap ada (reservoir) sehingga efek dekongestan tetap bertahan dalam waktu yang cukup.

Jadi jika mengalami sumbatan hidung cukup melakukan pengobatan sendiri dengan cara EJAKULASI...bisa dengan sexual intercourse atau masturbasi (yang ini aku nggak nganjurin lho...evilevilevil). Jadi jika butuh "obat dekongestan" cukup dengan ejakulasi doank gampangkan. Seperti makan obat 3 kali perhari atau lebih...(copot tuh dengkul he... he... he...)

Keuntungan dari metode ini seperti yang dinyatakan pada awal posting adalah tidak ada efek samping farmakologi (obat2an) dan persiapan "obat" selalu ada. Tul nggak?

Jumat, 19 September 2008

Telepon Seluler Membuat Sperma Jadi BeGo...

Nah ini baru berita buruk buat cowok2...Suatu penelitian di Cleveland USA baru-baru ini mendapatkan bahwa menaruh HP dalam keadaan hidup (talk mode on, ngomong pakai earphone) pada kantong celana akan menyebabkan penurunan kualitas sperma.

HP sebetulnya alat yang aman, tetapi karena diletakkan terlalu dekat dengan Mr.P maka gelombang elektromagnetnya akan mempengaruhi gonad (zakaria). Cuma percobaannya masih invitro (dalam labiratorium).

Tiga puluh dua 'dudes' diambil spermanya, lalu sperma dibagi 2: percobaan dan kontrol. Sperma percobaan didekatkan dengan HP dengan frekuensi 850 MHz. Hasilnya terjadi penurunan motilitas dan viabilitas sperma.

"Overall, researchers found an increase in oxidative stress such as a significant increase in free radicals and oxidants and a decrease in antioxidants that equals a decrease in sperm's quality, including motility and viability. Evidence of oxidative stress can appear under other conditions, including exposure to certain environmental pollutants or infections in the urinary genital tract."

Tetapi penelitian ini masih dianggap lemah karena sampelnya dalam jumlah kecil serta dikerjakan secara invitro (ada nggak yang mau jadi orang percobaan?). Sehingga dibutuhkan penelitian selanjutnya dengan skala yang lebih besar dan kalau dapat secara invivo (pakai orang percobaan), dan penelitian ini belum merekomendasikan cara menaruh HP yang sedang dalam talk mode ketempat yang lebih jauh dari zakaria...

Tetapi buat berjaga2 terutama yang masih belum punya anak nggak ada salahnya sudah merubah tempat menyimpnan HPnya...dari kantong celana ke tempat lain.

Kamis, 18 September 2008

Ejakulasi Prematur = ejakulasi dini = ejakulasi precox

Kemaren ada yang menanyakan via email apakah pasangannya termasuk ejakulasi dini...inilah jawaban dari pertanyaan itu. Biar bisa sharing dengan yang lain.

Ejakulasi prematur (EP) alias ejakulasi dini atau ejakulasi prekoks adalah ejakulasi yang terjadi sebelum yang bersangkutan atau pasangan menginginkannya terjadi. (Bisa dibayangkan luasnya defenisi ini, tanpa batas waktu...). Ingat tentang Sarah Carmen? Wanita dengan 200-250 orgasme sehari ? Kalau pakai standar dia maka semua laki2 nggak ada yang masuk kategori EP...lollollol

Kalau dilihat defenisi ini maka standarnya adalah kepuasan pasangan, artinya pasangan sudah klimaks dan memang sudah nggak masalah kalau pasangannya ejakulasi atau malah mengharapkan pasangannya mengalami ejakulasi. Angka kejadiannya (prevalensi) tinggi yaitu antara 30-70% (USA).

Kalau kita urut berdasarkan waktu...yang paling "payah" adalah sudah ejakulasi sebelum ngapa2 in...biggrinbiggrinbiggrin, urutan berikutnya ejakulasi saat baru nempel (peltu=nempel tumpah), selanjutnya: baru "sebentar" (dua atau tiga kali gesek kali ya...)

Jika hanya sesekali saja mengalami EP, mungkin tidak menjadi persoalan, tetapi kalau setiap kali intercourse seperti itu...ini baru masalah...confusedconfusedconfused

EP dapat dikategorikan kedalam 2 kelompok. Pertama Primer EP artinya selalu mengalami EP sejak pertama kali intercourse. Kedua Sekunder EP artinya dengan pasangan sebelumnya pernah "normal" ejakulasi, lalu dengan pasangan baru mengalami EP.

Penyebabnya adalah interaksi psikologis dan biologis. Penyebab secara psiologis : dulunya pernah berhubungan seks secara terburu2 karena takut ketahuan (pada masa muda atau saat awal onteraksi seksual) atau rasa bersalah terhadap sesuatu sehingga meningkatkan kecendrungan untuk segera mengakhiri hubungan seks. Penyebab biologis seperti kadar hormon yang rendah, infeksi saluran kemih dan lain-lain.

Komplikasi kesehatan nggak ada. Tetapi komplikasi yang mungkin timbul adalah Gangguan harmonisasi hubungan dengan pasangan dan yang kedua gangguan fertilitas (tidak mmpu menghamili pasangannya).

Penatalaksanaan dilakukan dengan metode terapi seksual dan obat2an.
1. Seks Terapi: 1 - 2 jam sebelum intercourse dianjurkan untuk maturbasi. Sehingga saat berhubungan rasa untuk ejakulasi menjadi berkurang.
2. Tehnik Memencet (squeeze technique), dimana pasangan disuruh berhubungan seperti biasa...pada saat terasa akan ejakulasi maka pasangan akan memencet ujung penis dekat pertemuan kepala dengan batang. Pencet sampai rasa ingin ejakulai hilang. Lanjutkan lagi dengan foreplay. Begitu seterusnya diulang2 sampai timing yang tepat untuk ejakulasi.
3. Obat-obatan: obat2an antidepresi seperti Zoloft, Prozac dll yang fungsinya memperlambat ejakulasi. Lidokain suatu zat anestesi dapat diberikan dalam bentuk salf (Lidonest) yang dioleskan pada kepala (bagian ujung penis) sehingga menjadi baal.
4. Psikoterapi : konseling dan terapi bicara dengan dokter atau konselor.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah apakah wanitanya mengalami apa yang dinamakan an-orgasmia atau mencapai orgasme dalam waktu yang lama. Dalam penelitian rata2 wanita mengalami orgasme 12-25 menit. Jika pasangan sulit mencapai orgasme maka pasti saja setiap laki2 masuk kedalam definisi EP. Selanjutnya adalah keluarnya cairan pre-ejakulasi (dari kelenjar Cowper) harus dketahui oleh pria bahwa itu bukanlah EP, melainkan suatu proses lubrikasi yang terjadi akibat stimulasi seksual. Yang terakhir disfungsi ereksi (ED) bisa merupakan gejala klinis dari suatu EP.

KLIK DISINI untuk mendownload e-book tentang mengendalikan ejakulasi dengan Yoga.

Sabtu, 13 September 2008

Test Hamil Positif Palsu

Test kehamilan yang positif belum menjamin seseorang hamil. Karena laki2 juga bisa positif jika menderita tumor tertentu pada zakarianya yang menghasilkan HCG.

Sebetulnya apa sih yang dideteksi pada pemeriksaan urine? HCG = Human Chorionic Gonadotropin. Hormon ini mencapai kadar puncaknya pada kehamilan 100 hari kemudian menurun lagi. Kadarnya tertinggi di urine pagi hari. Kalau mengatakan HCG berarti Betha-HCG. Alfa HCG nggak masuk hitungan karena struktur salah satu cincinnya mirip dengan homon estrogen sehingga agak sulit dibedakan.

Apa saja yang dapat membuat test ini positif padahal yang di test tidak hamil?

1. Hamil Kimia
Banyak kasus kehamilan yang tidak diketahui mengalami keguguran yang disangka haid. Padahal angkanya cukup tinggi. Saat di test positif sebelum terlambat haid, ternyata saat tiba jadwal haid keluar seperti biasa jumlahnya dan kehamilan juga keluar bersama haid.

2. Waktu pemeriksaan
Test kehamilan dilakukan diluar standar yang ditentukan oleh pembuat test, misalnya terlalu lama. Yang akan membuat test menajdi positif.

3. Pengaruh obat atau bahan kimia
Obat2 tertentu dapat membuat test ini positif seperti: pemakaian HCG utk terapi kesuburan dan diet. Obat diuretik dan obat2 anti Parkinson jg bisa membuat positif hasil pemeriksaan. Bahan kimia atau sabun yang terkontaminasi pada urin juga bisa membuat test positf. Vitamin C dosis tinggi juga dikatakan bisa mempengaruhi hasil test.

4. Adanya tumor dalam tubuh yang menghasilkan HCG seperti tumor jaringan plasenta (trofoblastik), tumor indung telur yang menghasilkan HCG dll.


Kamis, 11 September 2008

Konsultasi: Janin Nggak Berkembang Trimester I

Dear Dokter yang baik,



Terimakasih telah mem-approve imel saya. Senang sekali menemukan blognya dr. Didi diinternet. Akhirnya joinlah saya di milis ini, berharap akan banyak ilmu yang memnag bukan bidang saya bakal bisa saya ketahui.



Begini Dok, mens terakhir saya Juni 21, 2008 intervalnya ga pasti sekitar 30 harian. Biasanya bulan depannya bakalan mundur 3-5 harian. Karena bulan berikutnya saya ga juga dapet mens, kemudian sekitar agustus awal saya cek dengan test pack hasilnya positif. Ini kehamilan

saya yang pertama dok.



Kemudian tanggal 11 Agustus (pemeriksaan I) saya cek ke dokter untuk lebih memastikan. Berdasarkan hasil usg, memang postif hamil, 5 weeks 6 days, tapi ketika itu kata dokter detak jantungnya belum terdengar. Karenanya saya diminta cek lagi 2 ato 3 pekan setelahnya.



Kemudian tanggal 1 September (pemeriksaaanII) dicek lagi dengan usg hasilnya bahwa detak jantung bayi terdengar tapi lemah, selain itu ukuran janinnya kecil tidak seperti seharusnya.. kata dokter seharusnya sekitar 1 cm. Tapi dari usg hanya di dapat 3.3 mm,ukuran plasentanya

saya agak2 lupa. Saat itu dokter saya dah bilang kalo bisa jadi janinnya akan stop growing, dan sewaktu2 saya akan mengalami keguguran. Dokter meminta saya datang lagi sepekan setelahnya



Kemudian tanggal 8 September (pemeriksaan III) saya cek-an lagi dan hasilnya, ukuran janin bertambah tapi kata dokter tidak signifikan krn hanya menjadi 4.6 mm (ukuran plasenta juga bertambah), dan detak jantung kata dokter tak lagi ditemukan. Kata dokter sekali lagi waktu

itu sudah dipastikan saya bakal mengalami keguguran. Dokter kemudian memberikan 2 opsi, yang pertama dilakukan operasi aborsi, yang kedua mengunggu hingga gugur dengan sendirinya. Saya pilih opsi kedua natural bleeding aja pikir saya mengingat dari sejak awal kehamilan

hingga saat ini saya belum pernah mengalami pendarahan sedikitpun.. .dalam benak saya, masih berharap bahwa tak kan terjadi apapun. Dokter kemudian meminta saya datang 3 minggu lagi jika memang selama itu tidak tjd pendarahan.



Dokter yang baik, dari sejak awal kehamilan hingga sekarang symstoms orang hamil seperti pusing capek, mood yang naik turun, kembung, gampang merasa mual saya alami juga meski ga terlalu sering. Dan sempat memang dr pemeriksaaan pertama saya sempat mengalami stress

atas pekerjaan saya dilab. Saya seorang student dok, saya harus mempersiapkan hasil2 riset saya terkadang harus lembur untuk persiapan conference dsb, dan ini menyita sekali energi dan pikiran...apalagi ditambah bad mood-nya orang hamil yang seringkali muncul kalo saya dah

masuki ruang kerja saya. Sepertinya alergi gt ngliat kerjaan dan temen2 lab saya. Dan memang akhirnya berat badan saya sempat turun pada pemerikasaan kedua dibanding saat awal berkunjung kedokter.



Pertanyaan saya dok, maap jika panjang lebar cerita saya, yang jelas saya butuh pencerahan.

1. Dok, apakah diagnosa dokter saya bahwa janin saya sudah berhenti berkembang itu betul? Saya pribadi masih berpikir positif bahwa bayi dalam kandungan saya masih hidup selama tidak ada tanda2 keguguran-pendaraha n.



2. Dokter, apakah kasus saya diatas banyak terjadi juga? commonly happen kah pada semua wanita hamil?



3. Yang sudah sangat pasti ingin saya ketahui adalah apa yang menjadi penyebab kasus ini Dok?



4. Apakah kasus seperti ini bisa dipulihkan? Maksd saya, apakah janin dalam kasus ini kemudian bisa dipacu untuk tetap bertahan, kuat dan berkembang?



5. Dok, jika hingga 3 minggu kedepan tidak terjadi pendarahan dan janin tidak berkembang ato jika berkembang pun pertumbuhannya tidak signifikan, apakah saya harus melakukan aborsi? Adakah sisi bahayanya bagi rahim saya jika saya memilih untuk menunggu lagi?



Kira-kira itu yang menjadi pertanyaan saya dalam benak saya saat ini. Mohon maap jika panjang lebar. Sekali lagi mohon pencerahannya. Matur nuwun dan terimakasih.



Kata Dr Didi K SpOG

Dear Ibu Yth



1. Bisa saja dokter mencurigai janin tidak berkembang tetapi untuk memastikannya biasanya usg diulang kembali dalam 2 pekan...jika tdk ada perkembangan berartisdh dipastikan memang nggak berkembang. Ini sebetulnya untuk kehati2an saja jng sampai salah diagnosis.



2. Tdk semua bu...lumayan banyak juga bu yang ngalami kasus seperti ibu...



3. Penyebab janin nggak berkembang pada kehamilan awal biasanya TORCH...jadi setelah evakuasi kehamilan (kuret) lakukan pemeriksaan TORCH



4. Tergantung kondisinya. Jika memang sdh nggak bagus saat awal didiagnosis maka usaha apapun yg dilakukan tetap nggak akan berhasil. Tapi jika memang masih bagus saat didignosis tentunya janin masih bisa dipertahankan. Sedangkan kondidis ibu bisa dipulihkan dengan mengobati penyebabnya...dan tidak akan berulang pada kehamilan berikutnya jika ibu memang sdh sembuh.



5. Jika janin nggak ada perkembangannya berartijanin tdk bagus...maka harus dilakukan tindakan kuretase ..bukan aborsi....Istilh aborsi jika janinmasih hiduo lalu keluar/dikeluarkan...Jika memang sdh pasti nggak berkembang maka sebaiknya segera dikeluarkan...semakin lama tertahan akan semakin keras dan sulit dikeluarkan...(missed abortion)



Salam

Semoga Cerah..


Rabu, 10 September 2008

Kontrasepsi Pria


Kontraspsi yang ada pada saat ini umumnya diperuntukkan untuk wanita. Betapa tidak adilnya (pembela wanita nich....soalnya aku memang lebih banyak ngurusin wanita lain/isteri orang).


Kontrasepsi pria yang tersedia sekarang ini paling ngetop adalah kondom. Yang berikutnya vasektomi.Berikut ini ada beberapa metode kontrasepsi pria yang sedang dikembangkan:


Metode Pemanasan

Seperti sama-sama kita ketahui zakaria yang terekspos panas (mandi berendam air panas atau memakai underwear ketat ) akan menurunkan kualitas sperma. Para peneliti sekatang sedang intensif meneliti ukuran panas yang pas agar bisa dipakai sebagai metode KB.


Metode oklusi

Menyumbat saluran sperma dengan silikon (IVD). Jika vasektomi sulit melakukan proses reversal, maka dengan metode oklusi dapat dengan mudah dibuka kembali serta kesuburan kembali normal.


Hormonal

Sekarang sedang dilakukan percobaan diseluruh dunia terhadap pil KB pria. Pil ini analog dengan pil Kb wanita. Kerjanya menurunkan /menekan produksi sperma. Da juga dalam bentuk injeksi aatau implan. injeksi yang dilaporkan efektif 99 % adalah injeksi testosterone , tapi masih perlu lanjutan penelitian.


Metode Obat lainnya

Obat2an tertentu juga ternyata dapat menurunkan kualitas sperma seperti nifedipine. Juga ada gossypol, imuno-kontraespsi dan lain2nyaa, yang masih dalam tahap pengembangan


Lain2

Ekstrak tumbuhan tertentu juga memiliki efefk kontrasepsi pria seperti neem oil dan ekstrak biji pepaya , masih dibutuhkan penelitian lanjut.

Penyakit jantung pada kehamilan

Kehamilan adalah peristiwa sementara dalam kehidupan wanita, tetapi kehamilan dengan penyakit jantung dapat menimbulkan perubahan yang mempunyai akibat yang nyata. Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada system kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler dapat dijumpai pada wanita hamil atau tidak hamil. Jelaslah bahwa wanita dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik yang dapat mengurangi kesempatan hidup wanita tersebut.


Adaptasi normal yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan termasuk system kardiovaskuler akan memberikan gejala dan tanda yang sukar dibedakan dari gejala penyakit jantung. Kehamilan dapat mengubah fungsi serta fisiologis kardiovaskuler sehingga dapat mempengaruhi tindakan maupun prognosis terhadap jantungnya. Oleh karena kelainan jantung dapat mempengaruhi kehamilan, maka perlu dipertimbangkan tindakan apa yang harus diambil serta nasihat apa yang perlu diberikan pada masa kehamilan. Untuk hal tersebut perlu dipertimbangkan akibat keadaan dan pengobatan jantung si ibu terhadap keadaan fetus yang akan dilahirkan. Akhirnya setiap dokter yang merawat wanita dengan penyakit jantung mempunyai tanggung jawab pemeliharaan baik waktu hamil maupun tidak hamil, pendidikan tentang fertilitas, daya reproduksi, anjuran tentang hamil ataupun kelanjutan kehamilannya yang telah terjadi, serta diskusi tentang kemungkinan pemberian kontrasepsi ataupun tindakan sterilisasi.


EPIDEMIOLOGI
Hampir semua kelainan kardiovaskular, baik yang bawaa maupun yang diperoleh, baik yang organik maupun yang fungsional, dapat dijumpai pada wanita hamil, hanya frekuensi masing-masing tidak sama.


Meskipun banyak kasus penyakit jantung dengan kehamilan dijumpai diklinik dan rumah sakit di Indonesia, akan tetapi hanya sedikit yang pernah dilaporkan dalam tulisan ilmiah. Dalam KOPAPDI-IV, Johan S. Masjhur melaporkan 15 kasus pasien penyakit jantung postpartum di rumah sakit Dr. Hasan Sidikin, Bandung dan Aryanto Suwondo mengemukakan 50 kasus kardiomiopati peripartum di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Budi Susetyo melaporkan 36 kasus kardiomiopati peripartum di rumah sakit Dr.Sutomo, Surabaya, antara tahun 1976-1980. Sedangkan Thamrin A. Mohammad Di bagian Kebidanan rumah sakit Dr.Cipto Mangunkusumo, melaporkan antara bulan januari 1969- juni 1982 adanya 77 kasus kelainan jantung pada 10.322 kehamilan (0,74%). Pada 77 kasus ini, 67 orang menderita kelainan katup mitral dan 2 orang dengan kelainan katup aorta.


EFEK KEHAMILAN PADA SISTEM KARDIOVASKULER

Aspek fisiologis

Perubahan hemodinamik

Pada wanita hamil akan terjadi perubahan hemodinamik karena peningkatan volume darah sebesar 30-50% yang dimulai sejak trimester pertama dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 32-34 minggu dan menetap sampai aterm. Sebagian besar peningkatan volume darah ini menyebabkan meningkatnya kapasitas rahim, mammae, ginjal, otot polos dan system vascular kulit dan tidak memberi beban sirkulasi pada wanita hamil yang sehat. Peningkatan volume plasma (30-50%) relatif lebih besar dibanding peningkatan sel darah (20-30%) mengakibatkan terjadinya hemodilusi dan menurunya konsentrasi hemoglobin. Peningkatan volume darah ini mempunyai 2 tujuan yaitu pertama mempermudah pertukaran gas pernafasan, nutrien dan metabolit ibu dan janin dan kedua mengurangi akibat kehilangan darah yang banyak saat kelahiran.


Peningkatan volume darah ini mengakibatkan cardiac output saat istirahat akan meningkat sampai 40%. Peningkatan cardiac output yang terjadi mencapai puncaknya pada usia kehamilan 20 minggu. Pada pertengahan sampai akhir kehamilan cardiac output dipengaruhi oleh posisi tubuh. Sebagai akibat pembesaran uterus yang mengurangi venous return dari ekstremitas bawah. Posisi tubuh wanita hamil turut mempengaruhi cardiac output dimana bila dibandingkan dalam posisi lateral kiri, pada saat posisi supinasi maka cardiac output akan menurun 0,6 l/menit dan pada posisi tegak akan menurun sampai 1,2 l/menit. Umumnya perubahan ini hanya sedikit atau tidak memberi gejala, dan pada beberapa wanita hamil lebih menyukai posisi supinasi. Tetapi pada posisi supinasi yang dipertahankan akan memberi gejala hipotensi yang disebut supine hypotensive syndrome of pregnancy.


Keadaan ini dapat diperbaiki dengan memperbaiki posisi wanita hamil miring pada salah satu sisi, Perubahan hemodinamik juga berhubungan dengan perubahan atau variasi dari cardiac output. Cardiac output adalah hasil denyut jantung dikali stroke volume. Pada tahap awal terjadi kenaikan stroke volume sampai kehamilan 20 minggu. Kemudian setelah kehamilan 20 minggu stroke volume mulai menurun secara perlahan karena obstruksi vena cava yang disebabkan pembesaran uterus dan dilatasi venous bed. Denyut jantung akan meningkat secara perlahan mulai dari awal kehamilan sampai akhir kehamilan dan mencapai puncaknya kira-kira 25 persen diatas tanpa kehamilan pada saat melahirkan.


Cardiac output juga berhubungan langsung dengan tekanan darah merata dan berhubungan terbalik dengan resistensi vascular sistemik. Pada awal kehamilan terjadi penurunan tekanan darah dan kembali naik secara perlahan mendekati tekanan darah tanpa kehamilan pada saat kehamilan aterm. Resistensi vascular sistemik akan menurun secara drastic mencapai 2/3 nilai tanpa kehamilan pada kehamilan sekitar 20 minggu. Dan secara perlahan mendekati nilai normal pada akhir kehamilan. Cardiac output sama dengan oxygen consumption dibagi perbedaan oksigen arteri-venous sistemik Oxygen consumption ibu hamil meningkat 20 persen dalam 20 minggu pertama kehamilan dan terus meningkat sekitar 30 persen diatas nilai tanpa kehamilan pada saat melahirkan. Peningkatan ini terjadi karena kebutuhan metabolisme janin dan kebutuhan ibu hamil yang meningkat.


Cardiac output juga akan meningkat pada saat awal proses melahirkan. Pada posisi supinasi meningkat sampai lebih dari 7 liter/menit. Setiap kontraksi uterus cardiac output akan meningkat 34 persen akibat peningkatan denyut jantung dan stroke volume, dan cardiac output dapat meltingkat sebesar 9 liter/menit. Pada saat melahirkan pemakaian anestesi epidural mengurangi cardiac output menjadi 8 liter/menit dan penggunaan anestesi umum juga mengurangi cardiac output. Setelah melahirkan cardiac output akan meningkat secara drastis mencapai 10 liter/menit (7-8 liter / menit dengan seksio sesaria) dan mendekati nilai normal saat sebelum hamil, setelah beberapa hari atau minggu setelah melahirkan. Kenaikan cardiac output pada wanita hamil kembar dua atau tiga sedikit lebih besar dibanding dengan wanita hamil tunggal. Adakalanya terjadi sedikit peningkatan cardiac output sepanjang proses laktasi.


Perubahan unsur darah juga terjadi dalam kehamilan. Sel darah merah akan meningkat 20-30% dan jumlah lekosit bervariasi selama kehamilan dan selalu berada dalam batas atas nilai normal. Kadar fibronogen, factor VII, X dan XII meningkat, juga jumlah trombosit meningkat tetapi tidak melebihi nilai batas atas nilai normal. Kehamilan juga menyebabkan perubahan ukuran jantung dan perubahan posisi EKG. Ukuran jantung berobah karena dilatasi ruang jantung dan hipertrofi. Pembesaran pada katup tricuspid akan menimbulkan regurgitasi ringan dan menimbulkan bising bising sistolik normal grade 1 atau 2. Pembesaran rahim keatas rongga abdomen akan mendorong posisi diafragma naik keatas dan mengakibatkan posisi jantung berobah kekiri dan keanterior dan apeks jantung bergeser keluar dan keatas. Perubahan ini menyebabkan perubahan EKG. sehingga didapati deviasi aksis kekiri, sagging ST segment dan sering didapati gelombang T yang inversi atau mendatar pada lead III.


Distribusi Aliran Darah

Aliran Darah pada wanita hamil tidak sepenuhnya diketahui. Distribusi aliran darah dipengaruhi oleh resistensi vaskuler lokal. Renal blood flow meningkat sekitar 30 persen pada trimester pertama dan menetap atau sedikit menurun sampai melahirkan. Aliran darah kekulit meningkat 40 - 50 persen yang berfungsi untuk menghilangkan panas. Mammary blood flow pada wanita tanpa kehamilan kurang dari 1 persen dari cardiac output. Dan dapat mencapai 2 persen pada saat kehamilan aterm. Pada wanita yang tidak hamil aliran darah ke rahim sekitar 100 ml/menit (2 persen dari cardiac output) dan akan meningkat dua kali lipat pada kehamilan 28 minggu dan meningkat mencapai 1200 ml/menit pada saat kehamilan aterm, mendekati jumlah nilai darah yang mengalir ke ginjalnya sendiri. Nilai semasa kehamilan pembuluh darah rahim berdilatasi maksimal, aliran darah meningkat akibat meningkatnya tekanan darah maternal dan aliran darah. Pada dasarnya wanita hamil selalu menjaga aliran darah ke rahimnya, apabila redistribusi aliran darah total diperlukan oleh ibu atau jika terjadi penurunan tekanan darah maternal dan cardiac output, maka aliran darah ke uterus menurun dan tetap dipertahankan.


Vasokonstriksi yang disebabkan katekolamin endogen, obat vasokonstriksi, ventilasi mekanix, dan beberapa obat anestetik yang berhubungan dengan pre eklampsi dan eklampsi akan menurunkan aliran darah ke rahim. Pada wanita normal aliran darah rahim mempunyai potensi dapat dibatasi. Dan pada wanita berpenyakit jantung, pengalihan aliran darah dari rahim menjadi masalah karena aliran darah sudah tidak teratur. Mekanisme perubahan hemodinamik juga tidak sepenuhnya dimengerti, yang diakibatkan oleh perubahan volume cairan tubuh.. Total body water semasa kehamilan meningkat 6 sampai 8 lifer yang sebagian besar berada pada ekstraseluler. Segera setelah 6 minggu kehamilan volume plasma meningkat dan pada trimester kedua mencapai nilai maksimal 11/2 dan normal. Masa sel darah merah juga meningkat tetapi tidak untuk tingkatan yang sama; hematokrit menurun semasa kehamilan meskipun jarang mencapai nilai kurang dari 30 persen, Perobahan vascular berhubungan penting dengan perubahan hemodinamik pada saat kehamilan. Arterial compliance meningkat dan terjadi peningkatan kapasitas venous vascular. Perubahan ini sangat penting dalam memelihara hemodinamik dari kehamilan normal. Perubahan arterial yang berhubungan dengan peningkatan fragilitas bila kecelakaan vaskuler terjadi yang sering terjadi pada kehamilan dapat merugikan hemodinamik. Peningkatan level hormon steroid saat kehamilan inilah yang menjadi alasan utama terjadinya perobahan pada vaskuler dan miokard.




Perubahan hemodinamik dengan exercise

Kehamilan akan merobah respons hemodinamik terhadap exercise. Pada wanita hamil derajat exercise yang diberikan pada posisi duduk menyebabkan peningkatan cardiac output yang lebih besar dibanding dengan wanita tanpa kehamilan dengan derajat exercise yang sama. Dan maksimum cardiac output dicapai pada tingkatan exercise yang lebih rendah. Peningkatan cardiac output relatif lebih besar dari peningkatan konsumsi oksigen, sehingga terdapat perbedaan oksigen arterio-venous yang lebih lebar dari yang dihasilkan pada wanita tanpa kehamilan dengan derajat exercise yang sama. Keadaan ini menunjukkan pelepasan oksigen ke perifer sedikit kurang efisien selama kehamilan.


Pada wanita tanpa kehamilan, latihan akan meningkatkan stroke volume yang lebih besar dan sedikit peningkatan denyut jantung dari pada yang didapati pada individu yang tidak terlatih. Pada saat kehamilan efek latihan ini tidak kelihatan dan kemungkinan karena peningkahin stroke volume dibatasi akibat kompresi vena kava inferior atau meningkatnya distensibility vena. Exercise semasa kehamilan tidak jelas apakah lebih berbahaya atau lebih bermanfaat pada wanita dengan penyakit jantung daripada pada wanita tanpa kehamilan. Pada manusia, diketahui tipe exercise mempengaruhi hemodinamik maternal dan perfusi uterus. Regular aerobic endurance exercise semasa hamil berhubungan dengan berkurangnya berat kelahiran. Sebagian besar pengurangan tersebut karena berkurangnya massa lemak janin dan tidak jelas apakah hal ini merugikan.


Pada tabel di bawah dapat dilihat perubahan hemodinamik saat kehamilan normal, melahirkan dan post partum.


Tabel Perubahan hemodinamik normal semasa kehamilan

Parameter

hemodinamika

Perubahan saat kehamilan normal

Perubahan saat melahirkan

Perubahan masa post partum

Volume Darah

Tidak ada perubahan

40 - 50%

Kembali Normal

Denyut Jantung

Tidak ada perubahan

10 – 15 beat per menit

Kembali Normal

Cardiac output

30 – 50% diatas nilai-nilai normal

Bertambah 50%

Mula, dengan pre load, kemudian

dengan diuresis

Tekanan Darah

Normal

10 mm HG

Kembali normal

Stroke Volume

Pada trimester I dan II, sedikit pada trimester III

(300 – 500 ml perkontraksi)

Kembali Normal

Resistensi Vascular

Sistemik

Meningkat pada kehamilan semester akhir

Nnormal


Edema

Pada sebagian besar wanita hamil cairan edema akan terkumpul di tungkai, pergelangan kaki, dapat juga timbul di muka, tangan dan bagian-bagian lain badan. Mekanisme terjadinya edema pada wanita hamil normal belum diketahui. Diduga terjadi peninggian tekanan hidrostatik vena sesuai dengan peningkatan volume plasma. Tambahan pula tekanan onkotik plasma menurun disebabkan oleh pengenceran darah, namun demikian observasi ini tidaklah adekuat untuk menjelaskan terjadinya edema.


Anemia

Anemia dapat terjadi secara fisiologis pada wanita hamil. Kadang-kadang wanita hamil akan mengalami kesulitan karena adanya anemia sebelum hamil ataupun yang baru terjadi setelah hamil. Wanita hamil yang menderita anemia dapat menimbulkan keluhan sesak napas, mudah lelah, takikardia, ekstrasistol, peningkatan aliran darah, yang terutama jelas terlihat pada waktu bekerja. Dapat timbul bising sistolik fungsional. Seringkali keadaan jantung pasien dapat pulih hanya dengan mengatasi anemianya saja.


Masalah Kardiovaskuler Pada Wanita Yang Berpenyakit Jantung Dengan Kehamilan

Dahulu penyakit jantung pada wanita dengan kehamilan merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas. Dengan kemajuan diagnostik, pengobatan medik dan surgical dalam penatalaksanaan penyakit jantung, secara nyata telah menurunkan morbiditas dan mortalitas penderita penyakit jantung. Tindakan surgical pada penderita penyakit jantung semasa kanak-kanak menyebabkan sebagian besar wanita berpenyakit jantung dapat mengalami kehamilan dan melahirkan. Meskipun demikian beberapa hal yang dihadapi wanita berpenyakit jantung yang mengalami kehamilan masih menjadi masalah, karena dapat mengancam jiwa si ibu dan mempengaruhi keadaan janin. Pada tabel dibawah ini ditunjukkan beberapa masalah pada wanita hamil dengan penyakit jantung.1,3,11


Dianjurkan menghindarkan kehamilan atau menghentikan kehamilan

Hipertensi pulmonal

Dilated cardiomyopathy dengan gagal jantung kongestif

Sindroma Marten dengen dilatasi aorta

PJB sianotik


Kehamilan yang memerlukan konsultasi dan follow up ketat

Katup protesa

Koarktasio aorta

Sindroma Martan

Dilated cardiomyopathy yang asimtomatik

Lesi obstruktif

Pada saat kehamilan kesehatan ibu dan janin adalah sangat penting dan saling mempengaruhi. Kondisi janin yang baik sangat diperlukan tetapi keselamatan ibu menjadi prioritas utama. Idealnya pengobatan ibu dengan obat-obatan, pemeriksaan diagnostik dan pembedahan perlu dihindarkan pada ibu hamil, tetapi bila diperlukan dapat dilakukan.


Tabel Perubahan Hemodinamik pada 10 Wanita Hamil Normal Aterm Dibandingkan dengan Nilai Pascapartum


Parameter

Perubahan (%)

Curah jantung

Frekuensi jantung

Indeks kerja sekuncup ventrikel kiri

Resistensi vaskuler :

Sistemik

Pulmonal

Rerata tekanan arteri

Tekanan osmotic koloid

+43

+17

+17


-21

-34

+4

-14

Data dari Clark dkk. (1989)


Penerapan klinis

Penerapan klinis berdasarkan data fisiologik di atas sangat efektif untuk mengurangi angka mortalitas dan morbiditas selama kehamilan. Jantung yang normal dapat dengan mudah mengadakan kompensasi melalui mekanisme seperti peningkatan stroke volume akibat beban jantung yang timbul pada kehamilan tunggal. Pada kehamilan kembar, masa peningkatan kerja jantung menjadi lebih lama, walaupun kerja jantung tidak banyak bertambah. Pada fase aterm, mekanisme yang kurang efisien seperti takikardia timbul juga untuk mempertahankan curah jantung.


Persalinan dan pengeluaran bayi akan menambah beban jantung yang bersifat sementara, sedangkan beban pada postpartum malah lebih tinggi daripada beban selama masa pengeluaran bayi. Tingkat kerja jantung sebelum hamil tidak akan tercapai seperti pada 2 minggu setelah persalinan.


Penanggulangan pasien penyakit jantung yang hamil dipersulit lagi oleh adanya perubahan fisiologis seperti tersebut diatas, yang akan mengaburkan tanda-tanda penyakit jantungnya sendiri. Diagnosa penyakit jantung yang sebelumnya ada malah tidak akan terlibat, atau sebaliknya gambaran klinis kardiopulmoner pada kehamilan normal dapat menunjukkan gambaran seperti gangguan jantung. Keluhan yang dapat mengarah pada dugaan adanya gangguan jantung yang sering terdapat pada kehamilan, adalah sebagai berikut:

  • sesak napas pada waktu bekerja
  • peningkatan frekuensi pernapasan
  • sesak napas pada posisi ½ duduk (seperti ortopnea pada kegagalan jantung kongestif)
  • edema tungkai (terutama pada pertengahan akhir dari kehamilan)


KLASIFIKASI KLINIS

Belum ada uji yang dapat digunakan secara klinis untuk mengukur kapasitas fungsional jantung secara akurat. Klasifikasi klinis yang bermanfaat pertama kali diterbitkan pada tahun 1928 oleh New York Heart Association , dan direvisi untuk kedelapan kalinya pada tahun 1979. Salah satu perubahan penting adalah penambahan suatu penilaian status jantung setelah semua data dikaji. Dengan demikian, klasifikasi tidak lagi didasarkan hanya pada gejala klinis. Klasifikasi berikut didasarkan pada hendaya ( disability) yang lampau dan sekarang serta tidak dipengaruhi oleh tanda-tanda fisik :


Kelas I

Tidak terganggu (uncompromised) : pasien dengan penyakit jantung dan tidak ada pembatasan dalam aktivitas fisik. Mereka tidak memperlihatkan gejala insufisiensi jantung atau merasakan nyeri angina.

Kelas II

Agak terganggu (slightly compromised) : pasien dengan penyakit jantung dan sedikit pembatasan aktivitas fisik. Para wanita ini merasa nyaman saat istirahat, tetapi apabila melakukan aktivitas fisik biasa mereka akan tidak nyaman (discomfort) dalam bentuk rasa lelah berlebihan, palpitasi, dispnea, atau nyeri angina.


Kelas III

Jelas terganggu (markedly compromised) : pasien dengan penyakit jantung dan pembatasan nyata aktivitas fisik. Mereka nyaman dalam keadaan istirahat, tetapi aktivitas yang kurang dari biasa menyebabkan rasa tidak nyaman berupa kelelahan, palpitasi, dispnea atau nyeri angina.

Kelas IV

Terganggu parah (severely compromised) : pasien dengan penyakit jantung dan tidak mampu melakukan aktivitas fisik apapun tanpa merasa tidak nyaman. Gejala insufisiensi jantung atau angina dapat timbul bahkan dalam keadaan istirahat, dan apabila mereka melakukan aktivitas fisik apapun, rasa tidak nyaman bertambah.


PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN

  • Penyakit Jantung Reumatik

    Sebagian besar penyakit jantung pada kehamilan disebabkan oleh demam rematik. Diagnosis demam rematik pada kehamilan sering sulit, bila berpatokan pada criteria Jones sebagai dasar untuk diagnosis demam rematik aktif. Manifestasi yang terbanyak adalah poliartritis migrant serta karditis. Perubahan kehamilan yang menyulitkan diagnosis demam rematik adalah nyeri sendi pada wanita hamil mungkin oleh karena sikap tubuh yang memikul beban yang lebih besar sehubungan dengan kehamilannya serta meningkatnya laju endap darah dan jumlah leukosit. Bila terjadi demam rematik pada kehamilan, maka prognosisnya akan buruk. Adanya aktivitas demam rematik dapat diduga bila terdapat:

    • Suhu subfebris dengan takikardi yang lebih cepat dari semestinya
    • Leukositosis dan laju endap darah yang tetap tinggi
    • Terdengar desir jantung yang berubah-ubah sifatnya maupun tempatnya dan
    • C reaktif protein positif dan ASTO 300 Todd unit atau lebih.


  • Kelainan Katup Jantung

    Kelainan katup jantung yang sering dijumpai pada kehamilan berturut-turut adalah mitral stenosis (MS), gabungan MS dengan mitral insufisiensi (MS-MI), mitral insufisiensi (MI), aorta stenosis (AS), aorta insufisiensi (AI), gabungan antara AS dan AI (AS-AI), penyakit katup pulmonal dan penyakit katup trikuspidal.


Angka kejadian kelainan katup jantung di RSCM (1983) berkisar 69%-79% dari penyakit jantung dalam kehamilan. Peneliti di luar negeri mendapatkan angka antara 85%-95%, perbedaan ini kemungkinan besar disebabkan oleh perbedaan tingkat sarana diagnostik. Mengingat Indonesia merupakan negara sedang berkembang dengan tingkat sosioekonomi yang belum maju, sebenarnya diharapkan angka kejadian kelainan katup jantung lebih tinggi dibandingkan dengan Negara yang sudah maju.


  • Kelainan Jantung Bawaan pada Kehamilan

    Biasanya kelainan jantung bawaan oleh penderita sebelum kehamilan, akan tetapi kadang-kadang dikenal oleh dokter pada pemeriksaan fisik waktu hamil. Dalam usia reproduksi dapat dijumpai koarktatio aortae, duktus arteriosus Botalli persistens, defek septum serambi dan bilik, serta stenosis pulmonalis. Penderita tetralogi Fallot biasanya tidak sampai mencapai usia dewasa kecuali apabila penyakit jantungnya dioperasi. Pada umunya penderita kelainan jantung bawaan tidak mengalami kesulitan dalam kehamilan asal penderita tidak sianosis dan tidak menunjukkan gejala-gejala lain di luar kehamilan.


    Penyakit jantung bawaan dibagi atas :

    • golongan sianotik (right to left shunt)
    • golongan asianotik (left to right shunt)


  • Golongan sianotik

    Tetralogi Fallot. Tetralogi fallot terdiri atas 4 kelainan yaitu defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, over riding aorta, hipertrofi ventrikel kanan. Pada tekanan tertentu darah akan mengalir ke ventrikel kiri sewaktu systole sehingga aorta menerima darah campuran antara darah arteri dan vena. Dengan semakin lanjutnya proses, maka tekanan di ventrikel kanan makin menngkat dan hipertrofi bertambah sehingga sianosis bertambah. Keadaan ini diperberat dengan terjadinya kehamilan.


Penyakit Eisenmenger. Pada penyakit ini ditemukan kelainan berupa: defek septum ventrikel (VSD), hipertrofi ventrikel kanan, aorta bergeser ke kanan bersamaan dengan dilatasi arteria pulmonalis dan resistensi pembuluh darah pulmonal yang meningkat. Pada kehamilan terjadi penurunan resistensi perifer, akibat kelainan ini maka terjadi aliran darah dari kanan ke kiri. Prognosis penyakit ini ditentukan oleh derajat hipertensi pulmonal.


  • Golongan asianotik

    Patent ductus arteriosus (PDA). PDA adalah keadaan dimana masih tetap ada hubungan aorta dengan a. pulmonalis. Akibatnya darah dari aorta sebagian masuk ke a.pulmonalis karena tekanan darah dalam aorta lebih besar sehingga tekanan darah dalam arteria pulmonalis bertambah. Bila keadaan ini berlangsung lama, tekanan dalam arteria pulmonalis akan menjadi lebih besar daripada tekanan dalam aorta, sehingga aliran darah balik dari arteria pulmonalis ke aorta.


Ventrikel septal defek (VSD). VSD adalah penutupan sekat antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan tidak sempurna. Bila lubang terletak di atas, kelainan sering bersamaan dengan kelainan lain, seperti ASD dan stenosis pulmonalis. Tempat yang sering ialah di bawah katup aorta.


Koarktasio aortae. Koarktasio aortae adalah penyempitan setempat aorta yang terletak antara a.subklavia kiri dan muara duktus arteriosus. Terdapat dua bentuk kelainan yaitu bentuk infantile dan bentuk dewasa. Kematian pada koarktasio aortae disebabkan oleh endokarditis bakterialis , gagal jantung dan rupture aorta. Kehamilan mengakibatkan perubahan struktur pembuluh darah.


  • Penyakit Jantung Koroner Pada kehamilan

    Jumlah penyakit jantung koroner pada wanita hamil tidak melebihi 2% dari semua penyakit jantung. Aterosklerosis koroner jarang dijumpai pada wanita dalam usia reproduktif. Akan tetapi pasien hipertensi, diabetes mellitus, obesitas atau hiperkolesterolemia familiar mempunyai predisposisi untuk timbulnya penyakit jantung koroner. Efek kehamilan terhadap sang ibu dengan penyakit jantung koroner bervariasi. Ada laporan mengatakan angka kematian ibu mendekati 20%. Penanggulangan angina pectoris pada kehamilan, sama seperti pasien tidak hamil.


  • Penyakit jantung Hipertensi

    Penyakit jantung hipertensi sering dijumpai pada kehamilan, terutama pada golongan usia lanjut dan sulit diatasi. Apapun dasar penyakit ini, hipertensi esensial, penyakit ginjal atau koaktasio aorta, kehamilan akan mendapat komplikasi toksemia pada 1/3 jumlah kasus disertai mortalitas yang tinggi pada ibu maupun janin. Tujuan utama pengobatan penyakit jantung hipertensi adalah mencegah terjadinya gagal jantung. Pengobatan ditujukan kepada penurunan tekanan darah dan control terhadap cairan dan elektrolit.


DIAGNOSIS

  • Anamnesis
    :
    • Dari anamnesis sering sudah diketahui bahwa wanita itu penderita penyakit jantung, baik sejak masa sebelum ia hamil maupun dalam kehamilan-kehamilan yang terdahulu
    • Pernah demam rematik


  • Pemeriksaan : auskultasi / palpasi

    Burwell dan Metcalfe mengajukan 4 kriteria, satu di antaranya sudah cukup untuk membuat diagnosis penyakit jantung dalam kehamilan :2,4

    • Adanya bising diastolic, presistolik, atau bising terus-menerus
    • Pembesaran jantung yang jelas.
    • Adanya bising jantung yang nyaring disertai thrill
    • Aritmia yang berat


    Wanita hamil yang tidak menunjukkan salah satu gejala tersebut di atas jarang menderita penyakit jantung. Penyakit jantung yang berat tidak sulit untuk dikenal. Akan tetapi, karena diagnosis penyakit jantung dalam kehamilan lebih sulit seperti dijelaskan di atas, maka jika ada kemungkinan adanya penyakit tersebut, harus diminta pendapat seorang dokter yang lebih ahli. Bising diastolic atau bising presistolik yang disertai pembesaran jantung cukup khas bagi stenosis mitralis akibat demam rheuma.


  • Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG)

    Keluhan dan gejala : mudah lelah, dispnea, palpitasi kordis, nadi tidak teratur, edema/pulmonal, dan sianosis. Hal ini dapat dikenal dengan mudah.


PENATALAKSANAAN

Penanganan wanita hamil dengan penyakit jantung, yang sebaiknya dilakukan dalam kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardilogi, banyak ditentukan oleh kemampuan fungsionil jantungnya.


Empat konsep yang mengakibatkan penatalaksanaan ditekankan oleh American college of Obstetricians and gynecologist (1992a) :

  • peningkatan 50 persen volume darah dan curah jantung pada awal trimester ketiga
  • Fluktuasi lebih lanjut volume dan curah jantung pada masa peripartum
  • penurunan resistensi vascular sistemik, mencapai titik terendah pada trimester kedua, dan kemudian meningkat hingga 20 persen di bawah normal pada kehamilan tahap lanjut.
  • hiperkoagulabilitas, terutama pada wanita yang memerlukan antikoagulasi dengan turunan koumarin pada keadaan tidak hamil.


Dalam kerangka ini, baik prognosis maupun penatalaksanaan dipengaruhi oleh sifat dan keparahan masing-masing penyakit, selain klasifikasi fungsionalnya.

  • Dalam kehamilan
    • Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan pengawasan antenatal yang teratur sesuai dengan jadwal yang ditentukan (misalnya, sekali seminggu) merupakan hal yang penting.


    • Kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog, untuk penyakit jantung, harus dibina sedini mungkin.


    • Pencegahan terhadap kenaikan berat badan danretensi air yang berlebihan. Jika terdapat anemia, harus diobati.
    • Timbulnya hipertensi atau hipotensi akan memberatkankerja jantung, hal ini harus diobati.
    • Bila terjadi keluhan yang agak berat, seperti sesak napas, infeksi saluran pernapasan, dan sianosis, penderita harus dirawat di rumah sakit untuk pengawasan dan pengobatan yang lebih intensif.


  • Skema kunjungan antenatal : Setiap 2 minggu menjelang kehamilan 28 minggu dan 1 kali seminggu setelahnya.


  • Wanita hamil dengan penyakit jantung harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan pembatasan jumlah cairan.


  • Sebaiknya penderita dirawat 1-2 minggu sebelum taksiran persalinan.
  • Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit:


Kelas I

: Tidak memerlukan pengobatan tambahan.

Kelas II

: Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara kehamilan 28-36 minggu.

Kelas III

: Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak kehamilan 28-30 minggu.

Kelas IV

: Harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan, bekerjasama dengan kardiolog.


  • Dalam persalinan
    • Penderita kelas I dan kelas II biasanya dapat meneruskan kehamilan bersalin per vaginam, namun dengan pengawasan yang baik serta bekerjasama dengan ahli penyakit dalam.


    • Membuat daftar his : daftar nadi, pernapasan, tekanan darah yang diawasi dan dicatat setiap 15 menit dalam kala I dan setiap 10 menit dalam kala II. Bila ada tanda-tanda payah jantung (dekompensasi kordis) diobati dengan digitalis. Memberikan sedilanid dosis awal 0,8 mg dan ditambahkan sampai dosis 1,2-1,6 mg intravena secara perlahan-lahan. Jika perlu, suntikan dapat diulang 1-2 kali dalam dua jam. Di kamar diuretikum.


  • Kala II yaitu kala yang kritis bagi penderita. Bila tidak timbul tanda-tanda payah jantung, persalinan dapat ditunggu, diawasi, dan ditolong secara spontan. Dalam 20-30 menit, bila janin belum lahir, kala II segera diperpendek dengan ekstraksi vakum atau forseps. Kalau dijumpai disproporsi sefalopelvik, maka dilakukan seksio sesarea dengan local anastesi/lumbal/kaudal di bawah pengawasan beberapa ahli multidisiplin.


  • Untuk menghilangkan rasa sakit boleh diberikan obat analgesic seperti petidin dan lain-lain. Jangan diberikan barbiturate (luminal) atau morfin bila ditaksir bayi akan lahir dalam beberapa jam.


  • Kala II biasanya berjalan seperti biasa. Pemberian ergometrin dengan hati-hati, biasanya sintometrin intramuskuler adalah aman.


  • Dalam pasca persalinan dan nifas
    • Setelah bayi lahir, penderita dapat tiba-tiba jatuh kolaps, yang disebabkan darah tiba-tiba membanjiri tubuh ibu sehingga kerja jantung menjadi sangat bertambah. Hal ini harus diawasi dan dipahami oleh penolong. Selain itu, perdarahan merupakan komplikasi yang cukup berbahaya.


  • Karena itu penderita harus tetap diawasi dan dirawat sekurang-kurangnya 2 minggu setelah bersalin.


  • Penanganan secara umum
    • Penderita kelas III dan IV tidak boleh hamil karena kehamilan sangat membahayakan jiwanya.


  • Bila hamil, sedini mungkin abortus buatan medikalis hendaknya dipertimbangkan untuk dikerjakan.
  • Pada kasuster tentu sangat dianjurkan untuk tidak hamil lagi dengan melakukan tubektomi, setelah penderita afebris, tidak anemis, dan sedikit keluhan.
  • Bila tidak mau sterilisasi, dianjurkan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi yang baik adalah IUD (AKDR).
  • Masa laktasi
    • Laktasi diperbolehkan pada wanita dengan penyakit jantung kelas I dan II, yang sanggup melakukan kerja fisik.


  • Laktasi dilarang pada wanita dengan penyakit jantung kelas III dan IV.


  • Pembedahan jantung

    Dalam tahun-tahun terakhir operasi telah dilakukan pada jantung dan pembuluh darah besar untuk mencoba memperbaiki fungsi kardiovaskular dan dengan demikian prognosis ibu menjadi lebih baik. Terutama valvotomia mitralis sering dilakukan pada stenosis mitralis. Operasi ini memungkinkan penderita melewati masa kehamilan dan persalinan lebih aman. Walaupun demikian, kehamilan dan persalinan tetap merupakan beban yang mengandung bahaya. Operasi sebaiknya dilakukan sebelum kehamilan. Apabila operasi harus dilakukan pada wanita hamil, maka saat yang baik adalah dalam triwulan II. Terutama masa nifas merupakan masa yang berbahaya bagi penderita yang pernah mengalami operasi jantung.


    Sejak beberapa tahun telah dipasang protesis katup jantung pada beberapa wanita untuk mengganti katup mitral atau katup aorta yang rusak berat. Setelah operasi, penderita harus diberi obat-obat antipembekuan terus-menerus untuk mencegah embolismus. Di luar kehamilan cukup diberikan koumarin atau dikoumarol. Akan tetapi, obat-obat ini dapat melintasi plasenta dan dapat menyebabkan perdarahan dan kematian janin. Karena itu, heparin yang diberikan dalam suntikan subkutan merupakan obat yang paling baik dalam kehamilan. Menjelang persalinan heparin tidak boleh diberikan lagi karena bahaya perdarahan, yang harus diatasi dengan pemberian protamin sulfat. Sehari setelah persalinan, pengobatan dimulai lagi dengan koumarin, dikoumarol atau heparin, biasanya tanpa kesulitan.


PROGNOSIS

  • Bagi ibu

    Prognosis bagi wanita hamil dengan penyakit jantung tergantung pada beratnya penyakit yang diderita menurut klasifikasi fungsional, umur penderita, dan penyulit-penyulit lain yang tidak berasal dari jantung. Tentunya penanganan yang tepat dan keinginan wanita untuk sembuh dengan mentaati berbagai pantangan ikut pula menentukan prognosis.


    Angka kematian ibu dalam keseluruhannya berkisara antara 1 dan 5%, dan bagi penyakit yang berat sampai 15%. Menurut klasifikasi fungsionil angka kematian ibu ditemukan sebagai berikut:

Kelas I

0,17%

Kelas II

0.28%

Kelas III

5,52%

Kelas IV

5,84%


Kelainan yang paling sering menyebabkan kematian ibu ialah edema paru-paru akut pada stenosis mitralis. Angka kematian maternal secara keseluruhan adalah 1-5% dan angka kematian maternal bagi penderita berat adalah 15%.


  • Bagi bayi
    • Bila penyakit jantung tidak terlalu berat, tidak begitu mempengaruhi kematian perinatal
    • Namun pada penyakit yang berat, prognosis akan buruk karena akan terjadi gawat janin.


IUI = Intrauterine Inseminasi

Ada email dari seorang ibu yang mempertanyakan kenapa proses inseminasinya gagal. Beliau telah menikah hampir dua tahun lamanya. Biar sekaligus menjawab pertanyaan beliau dibuatlah posting ini : IUI.

IUI adalah proses menyemprotkan sperma secara artifisial kedalam saluran tuba saat sel telur keluar (ovulasi). Tindakan ini dilakukan pada wanita dengan usia dibawah 45 tahun dengan berbagai penyebab infertilitas kecuali yang dibebabkan oleh: sumbatan tuba, kerusakan tuba yang berat, sel telur yang jelek secara kualitas dan kuantitas, gangguan infertilitas pria yang berat dan tentu saja belum menopause.lollollol Bagi yang tidak memenuhi syarat untuk IUI maka alternatifnya adalah IVF (=bayi tabung).

Prosedurnya dimulai dengan induksi ovulasi pada wanita. Pada saat ovulasi terjadi, sperma pada pria dikumpulkan dengan cara masturbasi setelah abstinen selama 2-5 hari. Sperma yang didapat lalu di proses (spermal washing) yang dapat diselesaikan dalam waktu antara 20-60 menit. Kemudian sperma disemprotkan kedalam rahim yaitu ke saluran tuba dimana sel telurnya keluar (ovulasi). Gambar skematiknya seperti dibawah ini.

Photobucket

Suksesnya IUI tergantung pada: usia ibu, lamanya infertlitas, penyebab infertlitas, jumlah dan kualitas sperma hasil washing. Keberhasilan kehamilan semakin rendah pada keadaan-keadaan :
1. Usia wanita lebih dari 38 tahun
2. Wanita dengan cadangan ovum yang rendah
3. Kualitas mani yang jelek
4. Wanita dengan endometriosis sedang sampai berat
5. Wanita dengan kerusakan tuba
6. Infertlitas yang lebih dari 3 tahun.

VIDEO IUI



Selasa, 09 September 2008

FAM = Fibroadenoma Mammae

Barusan buka email dari seorang ibu di Cirebon yang mengeluhkan tentang adanya benjolan/tumor di payudaranya, yang setelah di biopsi oleh dokter bedah katanya tumor jinak, lalu diberi terapi hormon tetapi masih merasakan nyeri. Kalau dikira2in kemungkinan tumornya adalah FAM.

FAM adalah tumor jinak payudara yang sesuai dengan namanya berasal dari fibro=jaringan ikat dan adenoma=jaringan kelenjar. Bisa tunggal, beberapa atau dalam bentuk berkelompok (kompleks). Penyebabnya tidak diketahui pasti, diduga ada pengaruh hormon estrogen.

Ukuran FAM berkisar 1-5 cm. Ada yang sampai 15 cm namanya Giant FAM. Seperti sama2 kita ketahui wanita dapat mendeteksi sendiri benjolan di payudaranya dengan tehnik pemeriksaan sendiri (SADARI). Jika menemukan benjolan, lakukan pemeriksaan. Bisa dengan USG biasa atau dengan mammogram. Selanjutnya dokter akan melakukan biopsi untuk memastikannya.

Mengingat FAM bersifat jinak, jika ukjurannya kecil, tidak nyeri, ukuran tidak berubah dan hasil biopsi nggak masalah, maka tidak dibutuhkan tindakan operasi apapun, cukup di pantau dengan USG secara berkala. Tetapi jika besar (ukuran melebihi 3 cm), terasa nyeri dan bertambah besar serta hasil biopsi atipik (sel2nya sangat aktif) maka sebaiknya dilakukan pengangkatan FAM. Dianjurkan juga pengangkatan FAM apapun jenisnya pada wanita yang berusia lebih dari 40 tahun.


Video Operasi FAM


Video Sadari


Tubektomi Pomeroy

Hari ini ada seorang pasien yang minta disterilisasi. Dia baru 2 hari yang lalu melahirkan anaknya yang ke lima. Junlah anak yang cukup ramai sebetulnya pada era dimana program Kb digembar gemborkan sangat berhasil.

Tindakan steril pada wanita dilakukan dengan mengikat saja atau mengikat dan memotong atau ditambah dengan menanam ujung tuba kedinding rahim. Cara yang favorit dilakukan dokter SpOG di Indonesia adalah dengan tehnik Pomeroy yang pertama kali dikembangkan oleh dr.Ralph Pomeroy.

Tindakan seterilisasi ini dapat dilakukan saat tindakan cesar pada ibu yang ingin langsung steril. Sedangkan jika persalinan berlangsung normal maka tindakan dapat dilakukan 1 atau 2 hari setelah melahirkan. Why? Karena pada saat tersebut rahim masih lumayan besar sehingga nggak sulit untuk mencari saluran tubanya.

Sebetulnya aku sudah sering melakukan steril/ligasi tuba dengan laparoskopi. Pengalamn tersebut aku dapatkan atas kebaikan guru ku Prof K Suheimi waktu masih Chief Residen saat bertugas di RSUD Solok (Bareng dr.Ihsan...sdh spog belum?). Tapi karena RSU Propinsi tempat aku dinas belum ada sarana tersebut maka tindakan sterilisasi dilakukan the old way, yaitu dengan minilaparotomi (membuka dinding perut sedikit) lalu dilakukan tindakan tubektomi partial secara Pomeroy.

Prosedurnya lihat Gambar. Saluran tuba dijepit lalu diangkat seperti loop. Dilakukan pengikatan. Lalu loopnya di potong. kalau sudah sembuh maka tubanya akan terlihat seperti gambar terakhir.

Prosedur ini nggak menjamin 100% efektif, karena dengan keajaiban Tuhan, ternyata tuba yang sudah terpisah tersebut dapat menyatu kembali dengan proses yang namanya rekanalisasi. Angka kegagalan kira-kira 1 permil.

Berikut ini videeo Tubektomi Pomeroy, tetap dengan bantuan laparoskopi. Saluran tuba di keluarkan dengan laparoskopi, kemudian diluar perut tuba diikat dan dipotong (Pomeroy).



Senin, 08 September 2008

SOPK = Sindroma Ovarium Polikistik

PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome) = Sindroma Ovarium Polikistik adalah kumpulan gejala (sindroma) yang timbul akibat gangguan endokrin (hormonal) dan pada USG ditemukannya gambaran kista2 kecil yang banyak (polikistik).

Normalnya ovarium (indung telur) hanya membuat sedikit androgen, pada SOPK androgen sedikit meningkat sehingga menimbulkan gangguan ovulasi (terhenti), gejala jerawat dan gejala2 pertumbuhan bulu yang berlebihan.

Gejala2 yang sering timbul akibat kelainan ini adalah: jerawat, peningkatan berat badan, pertumbuhan bulu2 di daearah laki2(kumis, janggut dll), penipisan rambut kepala, gangguan haid (oligomenorea atau amenorea), infertilitas dan depresi.

Berdasarkan kriteria tahun 2003 kelainan ini didiagnosa jika ditemukan 2 dari 3 gejala : 1. Gangguan haid, 2. Gejala2 hiperandrogen 3. Gambaran Ovatium polikistik (USG)

Langkah pertama pengobatan adalah diet dan Oalah raga untuk mengurangi berat badan. Perbanyak sayuran, buah2an dan serat. Hindari lemak seperti daging, keju dan makanan yang digoreng. Stop merokok.

Obat2 yang diberikan berupa : Pil Kb untuk mengatur haid, Metformin untuk menurunkan gula darah dan Obat penyubur jika ingin hamil.

Gejala hiperandrogen seperti juga diobati seperti jerawat dan pertumbuhan bulu (hirsutisme). Jika ditemukan gejala depresi dilakukan konseling oleh psikiater.

Sabtu, 06 September 2008

Ingin Menunda Kehamilan ? Hati2...

Akhir2 ini trendnya banyak pasangan baru menikah yang ingin menunda kehamilan dengan berbagai alasan. Penundaan bisa jangka pendek maupun jangka panjang.

Hati2 dalam memilih metode kontrasepi karena salah pilih dapat merusak kesuburan. Kontrasepsi hormonal kadang2 bisa mengganggu kesuburan. Artinya jika kontraepsi dihentikan kesuburan tidak langsung kembali. Kalau sebentar mungkin nggak begitu merisaukan. Jika kembalinya lama? Pusingkan jadinyacry.

Jika ingin menunda kurang dari setahun pakai saja kontrasepsi alami (natural family planning) atau barier mekanik (kondom dll). Jika ingin menunda untuk jangka yang lebih panjang dapat mempergunakan IUD.

Disamping memilih metode kontrasepsi yang tepat ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memelihara kesuburan:

Jaga Makan/Diet
Apa saja makanan yang baik untuk kesehatan pembuluh darah akan bagus juga efeknya terhadap indung telur. Wanita yang mengkonsumsi lebih banyak lemak tidak jenuh (unsaturated fat) seperti pada olive oil dan avokad lebih kurang mengalami gangguan kesuburan karena masalah ovulasi.

Hindari Stress
Stress yang timbul akan mengganggu fungsi otak dalam proses produksi sel telur. Jika anda termasuk wanita yang gelisah dan mudah marah, usahakan untuk melakukan hal2 yang bisa membuat anda tenang dan relaks. Dapat melakukan relaksasi dengan tehnik pernafasan (hipnosis) dengan yoga atau juga Tai Chi.

Lakukan test dengan teratur
Ini terutama terhadap penyakit menular seksual (STD). STD dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran tuba. Tuba juga dapat terisi cairan akibat efek residu infeksi sehingga dapat mencegah implantasi embryo.

Jangan Merokok
Merokok dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, termasuk pembuluh darah yang ada disel telur. Memang nggak mengganggu kesuburan secara langsung. Wanita yang merokok lebih sering mengalami gangguan kesuburan dibanding yang nggak merokok.

Pakai OC (Pil KB)
OC tidak menggangu fertilitas serta mengurangi risiko PID, endometriosis dan kanker endometrium. Karena tidak ovulasi risiko terjadinya kista ovarium dan kanker ovarium juga berkurang. Kebanyakan segera hamil pada bulan berikutnya begitu menghentikan pemakaian OCs.

Check Up kondisi Umum
Ada kelainan2 umum yang dapat menimbulkan infertilitas yang sering tidak terdiagnosis seperti diabetes, penyakit thyroid, atau polycystic ovarian syndrome (PCOS=SOPK= Sindroma Ovarium Polikistik). Lakukan Check Up tahunan.

Jangan Sampai Menjalani Operasi Indung Telur
Nggak ada seorangpun yang mau di operasi. Jika dokter anda menganjurkan operasi tanyakan kemungkinan metode non-invasif lainnya yang dapat menyembulkan kista anda (dengan obat2an). Kista tertentu seperti kista coklat dapat diobati dengan hormon seperti dengan menggunakan Tapros

Jumat, 05 September 2008

Hipermenorea = Haid Banyak

Hipermenorea adalah perdarahan haid yang banyak dan lebih lama dari normal, yaitu 6-7 hari dan ganti pembalut 5-6 kali perhari. Haid normal (Eumenorea) biasanya 3-5 hari (2-7 hari masih normal), jumlah darah rata2 35 cc (10-80 cc masih dianggap normal), kira2 2-3 kali ganti pembalut perhari.

Penyebab hipermenorea bisa berasal dari rahim berupa mioma uteri (tumor jinak dari otot rahim, infeksi pada rahim atau hiperplasia endometrium (penebalan lapisan dalam rahim). Dapat juga disebabkan oleh kelainan diluar rahim seperti kelainan darah: anemia, gangguan pembekuan darah dll, juga bisa disebabkan kelainan hormon (gangguan endokrin).

Khusus pada wanita yang berusia 40 tahun keatas, wajib dilakukan kuret bertingkat (fractional curretage) untuk menyingkirkan kemungkinan keganasan. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menyingkirkan adanya gangguan pada darah serta pemeriksaan hormon FSH, LH dan Prolactin jika memungkinkan.

Pengobatan diberikan berdasarkan kausa. Jika ditemukan kelainan organ seperti mioma maka penyebabnya harus dihilangkan (diangkat). Untuk kelainan hormon dapat diberikan progesteron seperti MPA 10 mg/hari (merk: provera atau prothyra) pada hari ke 16-25 siklus haid. Atau diberikan kombinasi estrogen-progesteron (pil KB)hari 16-25 siklus haid. Pada wanita yang ingin dapat anak dapat diobati dengan obat pemicu ovulasi (profertil. ofertil, provula dll).