Persalinan Pervaginam Pada Bekas Cesar dalam bahasa Inggerisnya Vaginal Birth After Caesarean Section (VBAC). Dari data CDC (Amrik) tahun 2005, angka kelahirn dengan operasi cesar mencapai 29 %. Dari seluruh angka cesar tersebut, 90% nya bisa dicoba untuk melahirkan normal (VBAC) dan angka keberhasilan lahir normal (VBAC) sekitar 60-70%. Sebetulnya angka persalinan dengan Cesar yang wajar menurut WHO adalah 5-10 % dari seluruh kelahiran (Althabe and Belizan The Lancet 2006;368:1472-3).
Ternyata diseluruh dunia angka bedah cesar meningkat dengan pesat. Data dari RS Fatmawati Jakarta tahun 2002 angka Cesar nya 29.9 %. Sepertinya angka ini cukup menggambarkan keadaan Indonesia secara umum. Itu angka tahun 2002. Bagaimana sekarang ? Sepertimya nggak ada penurunan (yang berarti). Aku pernah membaca suatu survey angkanya masih segitu2 juga (lupa sumbernya).
Di Amerika berikut ini alasan kenapa angkanya tetap tinggi:
1) Rendahnya usaha untuk meningkatkan kemampuan wanita melahirkan normal.
2) Akibat tindakan obstetri seperti induksi pada serviks yang belum matang
3) Tidak mau memberikan informed tentang pilihan persalinan misalnya pada bekas Cesar lalu dicesar lagi
4) Kurang ngerti unggulnya persalinan normal dan bahayanya cesar
5) Dokter takut dituntut pasien (main amannya aja, walaupun cesar sebetulnya lebih berisiko)
6) Adanya tanggungan asuransi, sehingga dengan mudah mau di cesar (coba bayar sendiri! mikir2 nya pasti banyak)
7) Permintaan sendiri untuk di cesar karena nggak tahan sakit(hubungan erat dg no 6 & 1)
Persalinan pada bekas operasi dapat dilakukan dengan syarat:
1) Indikasi operasi sebelumnya bukan karena panggul sempit (indikasi tidak menetap)
2) Bayi nggak ada kelainan letak (letak kepala)
3) Janin Tunggal
4) Insisi non-klasik (sayatan di dinding rahim tidak boleh tegak lurus)
5) Penyembuhan luka operasinya baik (nggak pakai lama)
6) Berat bayi nggak boleh lebih 4 kg
Proses persalinannya disebut : TRIAL OF SCAR = Nyoba Jaringan Parut. Dimana proses mengedannya saat buka-an lengkap hanya boleh 2x 15 menit. Kalau nggak lahir juga harus dibantu dengan Vakum atau Forseps. Perlu diingat disini bahwa persalinan pervaginam adalah the best dari segi manapun. (ibu dan bayi, cost, risk)
Berapa lama jarak yang aman antara satu persalinan dengan berikutnya? Tidak ada ketentuan di textbook. Secara POGI sepakat jaraknya minimal 2 tahun baru boleh hamil lagi. Bagaimana jika sudah hamil lagi sebelum 2 tahun (kebobolan kb)...lanjutkan, nggak masalah. Jarak dua tahun ini tujuannya agar tumbuh kembang bayi sebelumnya dapat berlangsung dengan baik.
Nah satu lagi yang mungkin nggak diketahui orang awam, jangan dikira melahirkan kepala pada cesar gampang, apalagi pada bekas cesar sering dijumpai perlengketan. Kadang pada proses cesar dibutuhkan forseps atau vakum untuk mengeluarkan kepala.
Sekarang tren-nya malah inisisi seminimal mungkin lalu bayi dilahirkan dengan forceps. Luka operasi yang nggak terlalu lebar akan mempercepat proses penyembuhan operasi. Berapa sih sebetulnya lebar luka sayatan dikulit? Penelitian di amerika rata-rata 14 cm. Dengan melahirkan bayi pakai forseps maka sayatan kulit bisa lebih kecil dari 14 cm. Nah sekarang coba periksa berapa panjangnya sayatan kulit masing-masing.
Ternyata diseluruh dunia angka bedah cesar meningkat dengan pesat. Data dari RS Fatmawati Jakarta tahun 2002 angka Cesar nya 29.9 %. Sepertinya angka ini cukup menggambarkan keadaan Indonesia secara umum. Itu angka tahun 2002. Bagaimana sekarang ? Sepertimya nggak ada penurunan (yang berarti). Aku pernah membaca suatu survey angkanya masih segitu2 juga (lupa sumbernya).
Di Amerika berikut ini alasan kenapa angkanya tetap tinggi:
1) Rendahnya usaha untuk meningkatkan kemampuan wanita melahirkan normal.
2) Akibat tindakan obstetri seperti induksi pada serviks yang belum matang
3) Tidak mau memberikan informed tentang pilihan persalinan misalnya pada bekas Cesar lalu dicesar lagi
4) Kurang ngerti unggulnya persalinan normal dan bahayanya cesar
5) Dokter takut dituntut pasien (main amannya aja, walaupun cesar sebetulnya lebih berisiko)
6) Adanya tanggungan asuransi, sehingga dengan mudah mau di cesar (coba bayar sendiri! mikir2 nya pasti banyak)
7) Permintaan sendiri untuk di cesar karena nggak tahan sakit(hubungan erat dg no 6 & 1)
Persalinan pada bekas operasi dapat dilakukan dengan syarat:
1) Indikasi operasi sebelumnya bukan karena panggul sempit (indikasi tidak menetap)
2) Bayi nggak ada kelainan letak (letak kepala)
3) Janin Tunggal
4) Insisi non-klasik (sayatan di dinding rahim tidak boleh tegak lurus)
5) Penyembuhan luka operasinya baik (nggak pakai lama)
6) Berat bayi nggak boleh lebih 4 kg
Proses persalinannya disebut : TRIAL OF SCAR = Nyoba Jaringan Parut. Dimana proses mengedannya saat buka-an lengkap hanya boleh 2x 15 menit. Kalau nggak lahir juga harus dibantu dengan Vakum atau Forseps. Perlu diingat disini bahwa persalinan pervaginam adalah the best dari segi manapun. (ibu dan bayi, cost, risk)
Berapa lama jarak yang aman antara satu persalinan dengan berikutnya? Tidak ada ketentuan di textbook. Secara POGI sepakat jaraknya minimal 2 tahun baru boleh hamil lagi. Bagaimana jika sudah hamil lagi sebelum 2 tahun (kebobolan kb)...lanjutkan, nggak masalah. Jarak dua tahun ini tujuannya agar tumbuh kembang bayi sebelumnya dapat berlangsung dengan baik.
Nah satu lagi yang mungkin nggak diketahui orang awam, jangan dikira melahirkan kepala pada cesar gampang, apalagi pada bekas cesar sering dijumpai perlengketan. Kadang pada proses cesar dibutuhkan forseps atau vakum untuk mengeluarkan kepala.
Sekarang tren-nya malah inisisi seminimal mungkin lalu bayi dilahirkan dengan forceps. Luka operasi yang nggak terlalu lebar akan mempercepat proses penyembuhan operasi. Berapa sih sebetulnya lebar luka sayatan dikulit? Penelitian di amerika rata-rata 14 cm. Dengan melahirkan bayi pakai forseps maka sayatan kulit bisa lebih kecil dari 14 cm. Nah sekarang coba periksa berapa panjangnya sayatan kulit masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar