Rabu, 27 Februari 2008

physiology of the eye : general (2)

Mata merupakan salah satu organ yang sangat peka. Trauma sekecil apapun, seperti debu yang masuk ke dalam mata, sudah cukup untuk menimbulkan gangguan yang hebat, lagi pula bila keadaan ini diabaikan, dapat menimbulkan penyakit yang cukup gawat. Karena itulah mata mendapat perlindungan yang baik dengan dikelilingi tulang-tulang orbita, disebelah depan terdapat kelopak mata (palpebra) superior dan inferior, diatas kelopak terdapat alis mata (supersilia), di pinggir kelopak terdapat bulu mata (silia) yang normal lengkungannya membelok keluar.

Bagian dalam palpebra diliputi oleh konjungtiva dimana terdapat 3 macam kojungtiva :
1. Konjungtiva palpebralis, yang meliputi palpebra. Bagian yang khusus meliputi tarsal disebut konjungtiva tarsalis.
2. Konjungtiva forniks, yang meliputi bagian kelopak mata.
3. Konjungtiva bulbi, yang meliputi bulbus okuli (bola mata).

Bagian depan dari bulbus okuli adalah kornea, yakni bagian mata yang sangat tembus pandang. Lapisan ini meneruskan diri kebelakang menjadi sklera. Lapisan yang lebih dalam dari sklera ialah uvea, yang terdiri atas 3 bagian :

1. Iris, di bagian depan.
2. Badan siliar (corpus siliaris) yang berbentuk segitiga.
3. Koroid, lanjutannya ke belakang yang mengelilngi bulbus okuli.

Iris dan badan siliar disebut juga uvea anterior, sedangkan koroid disebut uvea posterior.

Lapisan lebih dalam setelah uvea, dibentuk oleh retina yang meliputi seluruh bagian dalam dari bola mata. Pada suatu tempat di retina terdapat daerah yang lebih merah yang disebut makula lutea, dimana di tengahnya terdapat lekukan yang disebut fovea sentralis, yang merupakan daerah dengan ketajaman penglihatan yang maksimal. Di belakang iris terdapat lensa yang digantung pada badan siliar oleh Zonula Zinii. Ruang di antara iris dan kornea dinamakan bilik mata depan (camera oculi anterior = cao) dan ruang di antara iris dan lensa disebut bilik mata belakang (camera oculi posteriror = cop). Kedua ruang tersebut berhubungan melalui pupil dan diisi oleh cairan bilik mata (humor akueus) yang dibentuk oleh badan siliar. Di belakang lensa terdapat ruangan yang diliputi oleh badan kaca (corpus vitreus).

Pada bagian posterior bola mata melekat saraf optik (N.optikus=N.II) yang akan menerobos bulbus okuli melalui sklera. Pada pemeriksaan fundus N.Optikus tampak sebagai bercak yang berwarna lebih pucat daripada warna fundus dan bagian ini dari N.II disebut papil saraf optik (papila nervus optikus). Arteri dan vena retina sentral menerobos N.II sedikit di belakang bola mata, untuk kemudian keluar di tengah-tengah papil saraf optik dan bercabang-cabang mengurusi retina. Ruang orbita tidak seluruhnya diisi oleh bola mata yang mengisi bagian anterior tetapi juga diisi oleh jaringan lemak yang dilalui oelh pembuluh darah, serat saraf dan juga otot-otot mata luar.

Otot-otot mata luar terdiri atas :
1. Otot (musculus) rektus lateralis.
2. Otot (musculus) rectus medialis.
3. Otot (musculus) rectus superior.
4. Otot (musculus) rectus inferior.
5. Otot (musculus) obliqus superior.
6. Otot (musculus) obliqus inferiror.

Otot-otot ini melekat pada bola mata. Otot mata luar lainnya adalah levator palpebra yang seratnya tidak melekat pada bola mata tetapi seratnya melekat pada palpebra superior. Di daerah margo orbita superior bagian lateral terdapat kelenjar air mata (glandula lakrimalais) yangmembentuk air mata.

Dengan mengedipkan mata, maka air mata diratakan ke seluruh bagian anterior mata untuk kemudian disalurkan melalui :
1. Pungtum lakrimal superior dan inferior.
2. Kanalikuli lakrmal superior dan inferiror.
3. Sakus lakrimal (kantung air mata).
4. Duktus naso lakrimal.
5. Meatus inferior yang bermuara di rongga hidung

Dengan banyaknya pembuluh darah di rongga hidung, ditambah dengan hembusan pada waktu bernafas, maka air mata akan menguap, sehingga tidak meleleh melalui hidung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar