Selasa, 01 April 2008

Dasar Penyakit Jiwa

a. Definisi Gangguan Jiwa

Menurut American Psychiatric Association (APA, 1994), gangguan mental adalah gejala atau pola dari tingkah laku psikologi yang tampak secara klinis yang terjadi pada seseorang dari berhubungan dengan keadaan distres (gejala yang menyakitkan) atau ketidakmampuan (gangguan pada satu area atau lebih dari fungsi-fungsi penting) yang meningkatkan risiko terhadap kematian, nyeri, ketidakmampuan atau kehilangan kebebasan yang penting dan tidak jarang respon tersebut dapat diterima pada kondisi tertentu.

Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon maladaptive terhadap stresor dari lingkungan dalam/luar ditunjukkan dengan pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma lokal dan kultural dan mengganggu fungsi sosial, kerja, dan fisik individu.

Konsep Gangguan Jiwa dari PPDGJ II yang merujuk ke DSM-III adalah sindrom atau pola perilaku, atau psikologi seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distres) atau hendaya (impairment/disability) di dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia (Maslim, 2002).

b. Definisi kesehatan Jiwa

Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain (www.dinkes-dki.go.id.htm).

Kesehatan jiwa meliputi:
  1. Bagaimana perasaan anda terhadap diri sendiri
  2. Bagaimana perasaan anda terhadap orang lain
  3. Bagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan hidup anda Sehari - hari


c. Gejala Gangguan Jiwa (Maramis, 1995) :

1)Gangguan kesadaran

a) Penurunan kesadaran


(1)Apati

Mengantuk dan acuh-tak-acuh terhadap rangsang yang masuk; diperlukannya rangsang yang sedikit lebih keras dai biasanya untuk menarik perhatiannya.

(2)Somnolensi

Jelas sudah lebih mengantuk dan rangsang yang lebih keras lagi diperlukan untuk menarik perhatiannya.

(3)Sopor

Hanya berespon dengan rangsang yang keras; ingatan, orientasi, dan pertimbangan sudah hilang.

(4)Subkoma dan koma

Tidak ada lagi respons terhadap rangsang yang keras; bila sudah dalam sekali, maka reflek pupil (yang sudah melebar) dan reflex muntah hilang lalu timbullah reflex patologik.

b) Kesadaran yang meninggi

Kesadaran yang meninggi adalah keadaan dengan respons yang meninggi terhadap rangsang: suara-suara terdengar lebih keras, warna-warni kelihatan lebih terang: disebabkan oleh berbagai zat yang merangsang otak.

c) Tidur

Gangguan tidur dapat berupa: insomnia, berjalan waktu tidur, mimpi buruk, narkolepsi, kelumpuhan tidur.

d) Hipnosa

Kesadaran yang sengaja diubah (menurun dan menyempit, artinya menerima rangsang hanya dari sumber tertentu saja) melalui sugesti; mirip tidur dan ditandai oleh mudahnya disugesti; setelah itu timbul amnesia.

e) Disosiasi

Adalah sebagian tingkah laku atau kejadian memisahkan dirinya secara psikologik dari kesadaran. Kemudian terjadi amnesia sebagian atau total. Disosiasi dapat berupa: trans, senjakala histerik, fugue, serangan histerik, sindroma ganser, menulis otomatis.

f) Kesadaran yang berubah

Tidak normal, tidak menurun, tidak meninggi, bukan disosiasi, tetapi kemampuan mengadakan hubungan dengan dan pembatasan terhadap dunia luar dan dirinya sendiri sudah terganggu pada taraf “tidak sesuai dengan kenyataan” (secara kwalitatif), seperti pada psikosa fungsional.

g) Gangguan Perhatian

Tidak mampu memusatkan (memfokus) perhatian pada hanya satu hal/keadaan, atau lamanya memusatkan perhatian itu berkurang daya konsentrasi terganggu.

2)Gangguan ingatan

Ingatan berdasarkan tiga proses utama, yaitu pencatatan atau registrasi, penahanan atau resistensi, dan pemanggilan kembali atau recall. Gangguan ingatan terjadi bila terdapat gangguan pada salah satu atau lebih dari ketiga unsur tersebut.

a) Gangguan ingatan umum

Gangguan ingatan tidak terbatas pada suatu waktu tertentu saja dan dapat meliputi: kejadian yang baru saja terjadi dan kejadian yang sudah lama berselang terjadi.

b) Amnesia

Adalah ketidakmampuan mengingat kembali pengalaman, mungkin bersifat sebagian atau total, serta retrograd atau anterograd.

c) Paramnesia
Adalah ingatan yang keliru karena distorsi pemanggilan kembali (recall).

d) Hipermnesia
Adalah penahanan dalam ingatan dan pemanggilan kembali (arecall).


3)Gangguan orientasi

Orientasi adalah kemampuan seseorang untuk mengenal lingkungannya serta hubungannya dalam waktu dan ruang terhadap dirinya sendiri dan juga hubungan dirinya sendiri dengan orang lain.

Disorientasi atau gangguan orientasi timbul sebagai akibat gangguan kesadaran dan dapat menyangkut waktu, tempat, atau orang.

4)Gangguan afek dan emosi

Afek adalah nada perasaan, menyenangkan, atau tidak menyenangkan, yang menyertai suatu pikiran dan biasanya berlangsung lama serta kurang disertai oleh komponen fisiologik. Emosi adalah manifestasi afek ke luar dan disertai oleh banyak komponen fisiologik, lagi pula biasanya berlangsung relatif tidak lama (misalnya: ketakutan, kecemasan, depresi dan kegembiraan). Bilamana afek dan emosi itu sudah begitu keras, sehingga fungsi individu itu terganggu, maka dikatakan telah terjadi gangguan afek atau emosi yang dapat berupa:

a) Depresi

Depresi dengan komponen psikologik, misalnya: rasa sedih, susah, rasa tak berguna, gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa, penyesalan yang patologis; dan komponen somatik, misalnya: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan nadi menurun sedikit.

b) Kecemasan dan ketakutan

Kecemasan dapat dibedakan kecemasan (tidak jelas cemas terhadap apa) dari ketakutan atau fear (jelas atau tahu takut terhadap apa). Komponen psikologiknya dapat berupa: khawatir, gugup, tegang, cemas, rasa tak aman, takut, lekas terkejut, sedangkan komponen jenis somatiknya misalnya: palpitasi, keringat dingin pada telapak tangan, tekanan darah meninggi, respons kulit terhadap aliran listrik galvanik berkurang, peristaltik bertambah, lekositosis.

Kecemasan dapat berupa:

(1)Kecemasan yang mengambang ( free-floating anxiety); kecemasan yang menyerap dan tidak ada hubungannya dengan suatu pemikiran;

(2)Agitasi: kecemasan yang disertai kegelisahan motorik yang hebat;

(3)Panik: serangan kecemasan yang hebat dengan kegelisahan, kebingungan dan hiperaktivitas yang tidak terorganisasi.

c) Efori

Rasa riang, gembira, senang, bahagia yang berlebihan; bila tidak sesuai dengan keadaan maka ini menunjukkan adanya gangguan jiwa; jika lebih keras lagi dinamakan elasiâ dan jika keras sekali dinamakan exaltasiâ.

d) Anhedonia
Ketidakmampuan merasakan kesenangan, tidak timbul perasaan senang dengan aktivitas yang biasanya menyenangkan baginya.

e) Kesepian
Merasa dirinya ditinggalkan.

f) Kedangkalan
Kemiskinan afek dan emosi secara umum (berkurang, secara kwantitatif); dapat digambarkan juga sebagai datar, tumpul, atau dingin yang sama maksudnya; istilah-istilah ini tidak menunjukkan gradasi. Umpamanya kedangkalan emosi ialah tidak atau hanya sedikit merasa / kelihatan gembira atau sedih dalam keadaan atau mengenai sesuatu hal yang benar-benar menggembirakan atau menyedihkan.


g) Afek atau emosi tak wajar
Tak wajar atau tak patut dalam situasi tertentu (terganggu secara kwalitatif), umpamanya ketawa terkikih-kikih waktu wawancara. Bila extrim akan menjadi inadequate, yaitu afek dan emosi yang bertentangan dengan keadaan atau isi pikiran dan dengan isi bicara.

h) Afek atau emosi labil
Berubah-ubah secara cepat tanpa pengawasan yang baik, umpamanya tiba-tiba marah-marah atau menangis.

i) Variasi afek atau emosi sepanjang hari
Perubahan afek dan emosi mulai sejak pagi sampai malam hari. Umpanya, pada psikosa manik-depresi maka jenis depresinya lebih keras pada pagi hari dan menjadi lebih ringan pada sore hari.

j) Ambivalensi
Emosi dan afek yang berlawanan timbul bersama-sama terhadap seorang, suatu obyek atau suatu hal.

k) Apati
Berkurangnya afek dan emosi terhadap sesuatu atau terhadap semua hal dengan disertai rasa terpencil dan tidak peduli.

l) Amarah, kemurkaan, dan permusuhan
Sering dinyatakan dalam sifat agresi. Bila ditujukkan kepada pemecahan masalah dan dipakai sebagai pembelaan terhadap suatu serangan yang yata, maka agresi itu konstruktif sifatnya. Agresi itu menjadi: patologik bila tidak realistik, menghancurkan dirinya sendiri, tidak ditujukan kepada pemecahan masalah dan jika merupakan hasil konflik emosional yang belum dapat diselesaikan.

5)Gangguan psikomotor

Psikomotor adalah gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa: jadi merupakan efek bersama yang mengenai badan dan jiwa. Gangguan psikomotorik dapat berupa:

a) kelambatan
Secara umum gerakan dan reaksi menjadi lambat.

b) Peningkatan
Aktivitas dan reaksi umum meningkat.

c) Tik (tic)
Gerakan involunter, sekejap serta berkali-kali mengenai sekelompok otot atau bagian badan yang relatif kecil.

d) Bersikap aneh
Dengan sengaja mengambil sikap atau posisi badan yang tidak wajar, yang aneh atau bizar.

e) Grimas
Mimik yang aneh dan berulang-ulang.

f) Stereotipi
Gerakan salah satu anggota badan yang berkali-kali dan tidak bertujuan.

g) Pelagakan (mannerism)
Pergerakan atau lagak yang stereotip dan teatral (seperti sedang bermain sandiwara).

h) Ekhopraxia
Langsung meniru pergerakan orang lain pada saat dilihatnya; ekholalia: langsung mengulangi atau meniru apa yang dikatakan orang lain.

i) Otomatisma perintah (command automatism)
Menuruti sebuah perintah secara otomatis tanpa memikir dulu.

j) Otomatisma
Berbuat sesuatu secara otomatis sebagai pernyataan (expresi) simbolik aktivitas tak sadar.

k) Negativisme
Menentang nasihat atau permintaan orang lain atau melakukan yang berlawanan dengan itu.

l) Kataplexia

Tonus otot menghilang dengan mendadak dan sejenak, juga timbul kelemahan umum dengan atau tanpa penurunan kesadaran, yang dapat disebabkan oleh berbagai keadaan emosi.

m) Gangguan somatomotorik pada reaksi konversi

Menggambarkan secara simbolik suatu konflik emosional dan dapat berupa:

(1) kelumpuhan

(2) pergerakan yang abnormal, umpamanya tremor, tik, kejang-kejang atau ataxia

(3) astasia-abasia: tidak dapat duduk, berdiri dan berjalan.

n) Verbigerasi
Berkali-kali mengucapkan sebuah kata yang sama.

o) Berjalan
Tidak tegap, kaku (rigid) atau lambat

p) Gangguan motorik
Yang sebenarnya bukan merupakan gangguan psikomotor, yang mungkin sekali disebabkan oleh: pemakaian obat (umpamanya: tremor, hipokinesa, diskinesa, akatisia, karena neroleptika), gangguan ortopedik atau gangguan nerologik.

q) Kompulsi
Suatu dorongan yang mendesak berkali-kali, biarpun tidak disukai, agar berbuat yang bertentangan dengan keinginannya sehari-hari atau dengan kebiasaan serta norma-norma.

r) Gagap
Berbicara dengan terhenti-henti karena spasme otot-otot untuk bicara, mulai dari berbicara sangat ragu-ragu sampai dengan berbicara explosif.

6)Gangguan proses berpikir

Proses berpikir meliputi proses pertimbangan (judgment, pemahaman (comprehension), ingatan, serta penalaran.

a) Gangguan bentuk pikiran:

Dalam kategori ini termasuk semua penyimpangan dari pemikiran rasional, logik dan terarah kepada tujuan.

(1) Dereisme
Titik berat pada tidak adanya sangkut paut terjadi antara proses mental individu dan pengalamannya yang sedang berjalan. Proses mentalnya tidak sesuai dengan atau tidak mengikuti kenyataan, logika atau pengalaman.

(2) Pikiran otistik
Menandakan bahwa penyebab distorsi arus asosiasi ialah dai dalam pasien itu sendiri dalam bentuk lamunan, fantasi, waham atau halusinasi.

(3) Bentuk pikir yang non-realistik
Bentuk piker yang sama sekali tidak berdasarkan kenyataan, umpamanya: menyelidiki sesuatu yang spektakuler/ revolusioner bila ditemui; mengambil kesimpulan yang aneh serta tidak masuk akal.


b)Gangguan arus pikir

Yaitu tentang cara dan lajunya proses asosiasi dalam pemikiran, yang timbul dalam berbagai jenis:

(1) Perseverasi
Berulang-ulang menceritakan suatu idea, pikiran atau tema secara berlebihan.

(2) Asosiasi longgar
Mengatakan hal-hal yang tidak ada hubungannya satu sama lain.

(3) Inkoherensi
Gangguan dalam bentuk bicara, sehingga satu kalimatpun sudah sukar ditangkap atau diikuti maksudnya.

(4) Kecepatan bicara
Untuk mengutarakan pikiran mungkin lambat sekali atau sangat cepat.

(5) Benturan (blocking)
Jalan pikiran tiba-tiba berhenti atau berhenti ditengah sebuah kalimat.

(6) Logorea
Banyak bicara, kata-kata dikeluarkan bertubi-tubi tanpa kontrol, mungkin koheren ataupun incoherent.

(7) Pikiran melayang (flight of ideas)
Perubahan yang mendadak lagi cepat dalam pembicaraan, sehingga suatu idea yang belum selesai diceritakan sudah disusul oleh idea yang lain.

(8) Asosiasi bunyi (lang association)
Mengucapkan perkataan yang mempunyai persamaan bunyi, umpamanya pernah didengar.

(9) Neologisme
Membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami oleh umum.

(10) Irelevansi
Isi pikiran atau ucapan yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau dengan hal yang sedang dibicarakan.

(11) Pikiran berputar-putar
Menuju secara tidak langsung kepada idea pokok dengan menambahkan banyak hal yang remeh-remah yang menjemukan dan yang tidak relevan.

(12) Main-main dengan kata-kata
Membuat sajak secara tidak wajar.

(13) Afasi
Mungkin sensorik (tidak atau sukar mengerti bicara orang lain) atau motorik (tidak dapat atau sukar berbicara


Tidak ada komentar:

Posting Komentar