Selasa, 20 April 2010

Basic Life Support - Bantuan Hidup Dasar

Istilah Basic Life Support (Bantuan Hidup Dasar) merujuk pada Usaha untuk mempertahankan kehidupan saat penderita mengalami keadaan yang mengancam nyawa.

Karena sifatnya yang dasar berarti tanpa melibatkan penggunaan alat bantu yaitu tanpa :
  •  Cairan intra vena
  •  Obat
  •  Kejutan listrik

Untuk penanganan selanjutnya setelah suatu BSL dilakukan, maka dilakukanlah Bantuan Hidup Lanjut yang terdiri dari :
RS :
  •  ATLS
  •  ACLS
  •  PALS
  •  Dll
Pra-RS :
  •  PHTLS
  •  PHCLS

Pada prinsipnya suatu BSL harus dilakukan sedini mungkin pada saat suatu kegawatdaruratan yang mengancam nyawa terjadi. Dimana bila dalam 3 - 8 menit otak dan jantung tidak mendapat suplai Oksigen, mereka akan berhenti bekerja dan dapat terjadi kematian.

kematian sendiri dapat dibagi dalam dua penjelasan yakni :

Mati Klinis :
  •  nafas (-)
  •  jantung (-)

Mati biologis :
Kerusakan sel otak
“mati betulan”

Keterlambatan melakukan suatu BSL akan menurunkan kemungkinan selamat seorang pasien dengan presentase sebagai berikut :
  • 1 menit :  98 dari 100
  • 3 menit  : 50 dari 100
  • 10 menit : 1 dari 100
Kemudian apakah yang dinilai pertama kali sebelum melakukan suatu tindakan BSL ? ada tiga hal yang harus selalu dinilai pertama kali pada pasien yang mengalami kegawatdaruratan apapun penyebabnya , yakni :


A. Airway ( jalan nafas )
B. Breathing ( pernafasan )
C. Circulation ( jantung dan pembuluh darah )


A. AIRWAY
anatomi airway

Cara menilai Airway baik yakni :
  • Pasien sadar : Masih dapat berbicara berarti Airway baik (tanpa suara tambahan)
  • Pasien tidak sadar : Look,Listen , Feel.

Ada dua macam obstruksi (sumbatan) yang dapat terjadi pada jalannafas , yakni :
  • Total : akut dan insidous
  • Partial 

OBSTRUKSI TOTAL 

Gejalanya adalah tersedak yakni adanya benda asing pada airway. Cara penanganan :
  • Ferasat Heimlich : Pasien masih berdiri
  • Hentakan Perut (Abdominal Thrust) : Pasien baring
heimlich-abdominal trust
Waspadalah pada pasien yang tidak sadar,sebab gejala obstruksi seringkali tidak dikenali

Penanganan pada gangguan obstruksi yang berat meliputi :
  • finger sweep
  • abd. thrust
  • instrumental

OBSTRUKSI PARSIAL

Biasanya pasien masih dapat bernafas namun nafasnya berbunyi. Nafas yang berbunyi merupakan tanda penting dari adanya suatu obrstruksi yang parsial.

Penyebab
Gejala
Tindakan
Cairan 
gurgling   (bunyi kumur-kumur)
suction
Lidah  
Snoring (mengorok)
Manual / airway sementara
Larinks / trachea (penyempitan)
Crowing (stridor)
Airway definitif

Jenis Stridor :
  • Inspiratoir : Terjadi sumbatan parsial pada upper respiratory.tract Misalnya diakibatkan benda asing, edema laring,difteri, dan hematoma. Seringkali stridor jenis ini juga memerlukan jalan nafas definitif.
  • Ekspiratoir : Terjadi sumbatan parsial pada lower respiratory tract.

Jenis suction:
jenis_suction

Jalan Nafas Sementara pada obstruksi parsial :
  • Oropharingeal airway ( “Guedel” ) --> Pasien tidak sadar
  • Nasopharingeal airway --> Pasien sadar / ada refleks

oro-nasopharingeal tube

B. BREATHING

Hal penting yang harus dilakukan mengenai breathing (pernafasan) adalah :
  • Menilai (asses)
  • Oksigenasi
  • ventilasi

Menilai Pernafasan baik :

Pasien Sadar :
Berbicara kalimat panjang
Laju pernafasan ( dewasa ) : 12 - 20
Tanda dispnu\sianosis (-)
Pemeriksaan fisik baik

Pasien Tidak Sadar :
Gunakan prinsip Look - Listen - Feel

Beberapa gejala gangguan breathing :
Dispnu :
  • rasa sesak
  • pernafasan cuping hidung
  • retraksi

Sianosis :
  • kebiruan
Pemeriksaan Fisis
Inspeksi : Ekspansi simetris
Perkusi : Sonor Ki=Ka
Auskultasi : Bising Nafas Ki=Ka
"  Berikanlah Oksigen Bila Keadaan Umum Penderita tidak baik"
Pemberian Oksigen :
  • Kanul Hidung
  • Face Mask
  • Non Rebreathing Mask
face mask - kanul hidung

Konsentrasi Oksigen :

  • Udara bebas ± 21 %
  • Kanul hidung dengan O2 2 LPM ± 24 %
  • Kanul hidung dengan O2 6 LPM ± 44 %
  • Face mask ( rebreathing, 6-10 LPM ) ± 35 - 60 %
  • Non rebreathing mask ( 8-12 LPM ) ± 80 - 90 %
Nafas buatan / bantuan Pernafasan :
  • Mouth to mouth ventilation
  • Mouth to mask ventilation 
  • Bag-valve-mask ( ambu-bag )
Dimana frekuensi ventilasi tambahan untuk dewasa adalah 10 - 20 kali / menit dan anak/bayi  20 kali per menit.

nafas buatan

CIRCULATION

Frekuensi Denyut Jantung Normal permenitnya adalah :
  • Dewasa : 60 - 80 kali
  • Anak : 60 - 140 kali
  • bayi : 85 - 200 kali
Pada Orang dewasa dikatakan takikardia bila denyut jantung > 100 kali per menit.
mereba denyut nadi

"  Bila jantung berhenti berdenyut maka lakukan masase jantung luar"

Resusitasi Jantung Pulmonar (RJP) adalah pemberian nafas buatan + Masase Jantung Luar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar