ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TOKSEMIA GRAVIDARUM
TINJAUAN TEORI
Pengertian
Preeklamsia (toksemia gravidarum) adalah suatu kondisi dimana tekanan darah meningkat selama masa kehamilan. Bila tekanan darah anda meningkat, tubuh anda menahan air, dan protein bisa ditemukan dalam urin anda. Hal seperti ini juga disebut sebagai toxemia atau pregnancy induced hypertension (PIH).
Etiologi
Penyebab dari Toksemia Gravidarum sampai saat ini tidak diketahui, tapi resiko utama terjadinya pre-eklamsi adalah abrupsio plasenta.
Faktor Resiko
Resiko tinggi mengalami preeklamsia adalah :
1. Baru pertama kali hamil
2. Ibu hamil yang ibunya atau saudara perempuannya pernah mengalami preeklamsia
3. Ibu hamil dengan kehamilan kembar; ibu hamil usia remaja; dan ibu hamil berusia lebih dari 40 tahun
4. Ibu hamil yang sebelum kehamilannya memiliki penyakit darah tinggi atau penyakit ginjal
Patofisologi
Preeklamsia dapat membuat plasenta tidak mendapatkan darah dalam jumlah yang cukup. Bila plasenta tidak mendapatkan cukup darah, maka bayi anda tidak akan mendapatkan cukup oksigen dan makanan. Ini dapat mengakibatkan kelahiran dengan berat badan rendah.
Keadaan ini dapat disertai kelainan faal hati berupa kenaikan kadar fosfatase alkali dan transaminase dalam serum, sedangkan ikterus jarang timbul, hanya terjadi pada keadaan berat, yait karena koagulasi intravaskuler (DIC) dengan hemolisis dan nekrosis hati
Gambaran histopatologis menampakkan adanya trombi fibrin dalam sinusoid di periportal disertai tanda-tanda perdarahan serta nekrosis, sedangkan tanda-tanda inflamasi tidak ada.
Perdarahan intrahepatik dan subkapsuler menimbulkan keluhan nyeri epigastrik atau nyeri perut kuadran kanan atas, meskipun jarang terjadi, ruptur spontan hati yang mengakibatkan perdarahan intra peritoneal dan syok memerlukan tindakan bedah darurat.
Umumnya tidak ada pengobatan khusus terhadap kelainan faal hati yang terjadi pada toksemia gravidarum, terminasi kehamilan akan memperbaiki keadaan klinis dan histopatologisnya.
Tanda dan Gejala
Seorang wanita yang pada saat hamil tekanan darahnya meningkat secara berarti tetapi tetap dibawah 140/90 mm hg, juga dikatakan menderita pre-eklamsi. bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita pre-eklamsi, 4-5 kali lebih rentan terhadap kelainan yang timbul segera setelah lahir. bayi yang dilahirkan juga mungkin kecil karena adanya kelainan fungsi plasenta atau karena lahir prematur.
Gejala-gejala dari pre-eklamsi adalah:
tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 mm hg
wajah atau tangan membengkak
kadar protein yang tinggi dalam air kemih.
Manifetasi Klinis
Biasanya tanda-tanda preeklamsia timbul dalam urutan: pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi dan akhirnya proteinuria. Pada preeklamsia ringan tidak ditemukan gejal-gejala subyektif. Pada preeklamsia berat didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-muntah
Gejala-gejala ini sering ditemukan pada preeklamsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklamsia akan timbul. Tekanan darahpun meningkat lebih tinggi, edema menjadi lebih umum, dan proteinuria bertambah banyak.
Klasifikasi
1. Preeklamsia ringan : Tekanan darah yang tinggi, retensi air, protein dalam urin
2. Preeklamsia berat : sakit kepala, pandangan kabur, tidak dapat melihat cahaya yang terang, kelelahan, mual/muntah, sedikit buang air kecil (BAK), sakit di perut bagian kanan atas, napas pendek dan cenderung mudah cedera.
Komplikasi
Komplikasi utama dari pre-eklamsi adalah sindroma hellp, yang terdiri dari:
1. Hemolisis (penghancuran sel darah merah)
2. Peningkatan enzim hati (yang menunjukkan adanya kerusakan hati)
3. Penurunan jumlah trombosit (yang menunjukkan adanya gangguan kemampuan pembekuan darah).
Sindroma hellp cenderung terjadi jika pengobatan pre-eklamsi tertunda. jika terjadi sindroma hellp, bayi segera dilahirkan melalui operasi sesar. jika lebih dari 8 minggu tekanan darahnya tetap tinggi, kemungkinan penyebabnya tidak berhubungan dengan pre-eklamsi.
Pemeriksaan Penunjang
Penlaian Keadaan Ibu Klinis
TD: derajat keparahan, hubungan TD dgn CVA, bukan kejang
SSP: Keparahan sakit kepala;
o Gg penglihatan-buta, kabur;
o Tremor, iritabilitas, hiperaktif, somnolen
o Mual & muntah
Hematologi: edema, perdarahan, ptekie
Hepatik: nyeri kw kanan atas & epigastrik, mual & muntah
Ginjal: output & warna urin
Penilaian Keadaan Ibu lab
Hematologi:
o Hb, AT
o PTT, APTT, Fibrinogen, FDP
o LDH, asam urat
Hepatik:
o SGOT, SGPT, LDH
Glukosa
Ginjal:
o Proteinuria
o Kreatinin, urea, asam urat
Penilaian Keadaan Janin
Gerakan ( > 10x / 24jam )
DJJ
USG untuk perkembangan
Profil biofisik
Indeks cairan amnion
Pemeriksaan doppler arus darah: tali pusat
Penatalaksanaan Keperawatan
1. Istirahat, berbaring pada sisi kiri tubuh agar janin anda tidak menindih urat darah.
2. Sering melakukan pemeriksaan sebelum kelahiran
3. Mengurangi makan garam
4. Minum 8 gelas air per hari
Penalataksanaan Medis
1. Bila anda mengidap preeklamsia berat, dokter anda mungkin akan mengobatinya dengan memberikan obat-obat untuk menekan tekanan darah sampai perkembangan bayi anda cukup untuk dapat dilahirkan dengan selamat.
2. Mual & muntah: antiemetik
3. Nyeri subhepatik: Morfin 2-4 mg iv, Antasida, Minimalkan palpasi
4. Antihipertensi:
a. Min. risiko CVA pd ibu
b. Max. kondisi ibu u/ persalinan yg aman
c. Mendapat waktu u/ penilaian lbh lanjut: memperpanjang kehamilan &persalinan pervaginam jk mungkin
Pencegahan
Sampai saat ini, tidak ada cara pasti untuk mencegah preeklamsia. Ada faktor-faktor yang dapat penyebab terjadinya tekanan darah tinggi yang dapat dikontrol, ada juga yang tidak. Ikuti instruksi dokter anda mengenai diet dan olahraga.
Gunakan sedikit garam atau sama sekali tanpa garam pada makanan anda
Minum 6-8 gelas air sehari
Jangan banyak makan makanan yang digoreng dan junkfood
Olahraga yang cukup
Angkat kaki anda beberapa kali dalam sehari
Hindari minum alcohol
Hindari minuman yang mengandung kafein
Dokter anda mungkin akan menyarankan anda untuk minum obat dan makan suplemen tambahan.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Proses keperawatan adalah metode kerja dalam pemberian pelayanan keperawatan untuk menganalisa masalah pasien secara sistematis, menentukan cara pemecahannya, melakukan tindakan dan mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan.
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan danmelaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis
Pengkajian
Anamnesis, pemeriksaan umum, pemeriksaan obstetrik, dan pemeriksaan laboratorium rutin
Tekanan darah, air kencing, berat badan diperiksa tiap hari, dan edema dicari terutama pada daerah sacral
Balans cairan ditentukan tiap hari
Funduskopi dilakukan pada waktu penderita masuk rumah sakit dan kemudian tiap 3 hari
Keadaan janin diperiksa tipa hari dan besarnya dinilai
Penderita diingatkan untuk segera memberitahukan apaabila sakit kepala, merasa mual, merasa nyeri di daerah epigastrium, atau menderita gangguan dalam penglihatan.
Diagnosa Keperawatan
1. PK: Preeklamsi
2. Kelebihan volume cairan b/d gangguan mekanisme pengaturan
3. Perfusi jaringan perifer tidak efektif b/d peningkatan tekanan darah
Rencana Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 PK: Preeklamsi Setelah dilakukan tindakan keperawatan, perawat dapatmeminimalkan komplikasi preeklamsi yang terjadi dengan kriteria hasil:
- Tanda-tanda vital dbn
- Tidak terjadi kejang
- Edema ekstremitas berkurang - Pantau tanda dan gejala adanya preeklamsi
- Anjurkan klien untuk diet tinggi protein dengan asupan natrium sedang 2,5-7 gr per hari dan 6-8 gelas air perhari
- Anjurkan klien untuk istirahat dengan posisi lateral rekumben kiri
- Ajarkan klien tanda-tanda bahaya preeklamsi dan segera melaporkan jika hal itu terjadi
- Kolaborasi pemberian obat antihipertensi sesuai indikasi
- Kolaborasi pemberian obat anti kejang sesuai indikasi Mengurangi edema yang terjadi
Meningkatkan aliran plasma ginjal dan perfusi plasenta
Dapat mengambil tindakan lebih dini
Untuk menurunkan tekanan darah
Untuk mencegah kejang (eklamsi)
2 Kelebihan volume cairan b/d gangguan mekanisme pengaturan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x24 jam, klien akan memiliki keseimbangan volume cairan, dengan kriteria hasil:
- Tanda-tanda vital dbn
- Nadi perifer teraba
- Intake dan output 24 jam seimbang
- Berat badan stabil
- Tidak ada edema perifer Fluid Manajement:
- Pertahankan pencatatan intake dan output cairan yang akurat
- Monitor hasil lab yang berhubungan dengan retensi cairan (peningkatan BUN,penurunan hematokrit)
- Monitor tanda-tanda vital
- Lakukan penimbangan berat badan setiap hari
- Kolaborasi pemberian diuretik sesuai indikasi
Mempertahankan balance cairan
Pada edema terjadi retensi cairan sehingga BB meningkat
3 Perfusi jaringan perifer tidak efektif b/d peningkatan tekanan darah
Setelah dilakukan tindakan kepaerawatan selama x24 jam, klien memiliki perfusi jaringan perifer yang efektif dengan kriteria hasil:
- Capillary refilll ≤ 2 dtk
- Nadi perifer distal dan proksimal kuat
- Warna kulit dbn
- Tidak ada edema perifer Circulatory Care
- Evaluasi edema dan nadi perifer
- Rendahkan ekstremitas
- Pertahankan hidrasi yang adekuat
- Monitor status cairan meliputi intake dan output
- Anjurkan klien untuk latihan sesuai kemampuan
- Ubah posisi pasien setiap 2 jam jika memungkinkan
Meningkatkan aliran darah
Mencegah peningkatan viskositas darah
Melancarkan peredarah darah
Melancarkan peredaran darah dan penekanan pada bony prominen
DAFTAR PUSTAKA
Pregnancy Induced Hypertension (PIH): Preeclampsia or Toxemia
http://www.americanpregnancy.org
www.sehatgroup.web.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar