Sabtu, 11 Juni 2011

Materi Kesehatan: Kesehatan bagi Wanita Pekerja

Kesehatan bagi Wanita Pekerja

PENDAHULUAN
Dalam kondisi perkembangan pembangunan kearah industrialisasi dimana persaingan pasar semakin ketat, sangat diperlukan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Searah dengan hal tersebut kebijakan pembangunan di bidang kesehatan ditujukan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat pekerja.
Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, dimana dengan berkembangnya IPTEK dituntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mempunyai produktivitas yang tinggi hingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan daya saing di era globalisasi.
Berdasarkan data dari UNDP, salah satu indikator kualitas SDM adalah Indeks Kualitas Hidup (Human Development Index =HDI) yan ditentukan oleh 3 faktor yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Pada tahun 2000, Indonesia berada pada urutan ke 109 dari 174 negara di seluruh dunia. Dikawasan ASEAN, Indonesia berada pada urutan ke 7 dari 10 negara diatas Kamboja, Laos, Myammar.
Di era globalisasi dan pasar bebas AFTA 2003, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu pesyaratan yang ditetapkan dalam hubungan antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh anggota termasuk Indonesia. Beban ini cukup berat dimana dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003, pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007 dimana 64,63% pekerja laki-laki dan 35,37% pekerja wanita. Peningkatan ini selain dilihat dari segi positip dengan bertambahnya tenaga produktif, status kesehatan dan gizi pekerja umumnya belum mendapat perhatian yang berakibat akan menurunkan produktivitas kerja dan ongkos produksi menjadi tidak efisien.
Pelayanan kesehatan dan gizi yang belum memadai antara lain dapat dilihat bahwa pada pekerja kelas menengah kebawah umumnya menderita kurang gizi seperti Kurang Energi Protein (KEP), anemia serta sering menderita penyakit infeksi. Sedangkan pada pekerja kelas menengah keatas, umumnya terjadi kegemukan atau obesitas. Masalah gizi pada pekerja sebagai akibat langsung yakni kurangnya asupan makanan yang tidak sesuai dengan beban kerja atau jenis pekerjaannya. Jenis pekerjaan tertentu diperlukan diit khusus agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan gizi akibat pekerjaannya dan pengaruh lingkungan kerja.
Beberapa penelitian (Husaini dkk) melaporkan bahwa dikalangan tenaga kerja wanita 30-40% menderita anemia, dan hasil studi di Tangerang tahun 1999 menunjukan prevalensi anemia pada pekerja wanita 69%. Pekerja yang menderita anemia dari hasil penelitian produktivitasnya 20% lebih rendah dari pada pekerja yang sehat. Penelitian yang dilakukan oleh Kantor Menteri Negara Urusan Peranan Wanita (1985) didapatkan 15% pekerja wanita kekurangan energi dan protein yang menyebabkan pekerja menjadi lambat berpikir, lambat bertindak dan cepat lelah.
Wanita yang bekerja sesungguhnya adalah arus utama di banyak industri. Mereka diperlakukan sama dari beberapa segi, hanya dari segi pengalaman kesehatan mereka berbeda dengan laki-laki. Dengan adanya perbedaan-perbedaan, wanita berhak mendapatkan pelayanan kesehatan kerja yang diperlukan.
MASALAH KESEHATAN PADA PEKERJA WANITA
  1. ADANYA GANGGUAN HAID
    1. Amenorrhoea
    • Bila amenore menjadi perhatian tidak akan menyebabkan masalah
    • Penyebab yang paling umum adalah kehamilan dan pada wanita yang lebih tua oleh karena menopause atau histerektomi
    • Dapat disebabkan oleh beberapa keadaan lain seperti :
    • Gizi yang jelek atau berat badan kurang
    • Latihan yang berlebihan
    • Kondisi medis (hipotiroidism atau gangguan endokrine lain, TBC, anemia dari peneybabapapun yang serius, penyakit yang mengancam kehidupan)
    • Ukuran kontrasepsi
    1. Menorrhagia
    • Menyebabkan kebingungan, ketidakhadiran 1-2 hari
    • Dapat terjadi oleh karena adanya fibroid atau polip di uterus, penggunaan IUD, leukemi
    1. Dysmenorrhoea
§Mayoritas wanita yang mengalami kegelisahan saat haid, namun hanya sedikit yang merasa sakit yang cukup mengganggu aktivitas normal dan menjadi pola ketidakhadiran setiap bulan. Hal ini perlu perhatian dari tenaga medis.
§Dapat digolongkan :
oPrimary dysmenorrhoea
oSecondary dysmenorrhoea
§Obat penghilang rasa sakit seringkali mempunyai efek mengantuk akan menyebabkan masalah pada wanita yang bekerja pada pekerjaan dengan kesiapsiagaan terhadap hazard yang ada.
    1. Premenstrual syndrome
Adalah suatu kombinasi masalah fisik dan psikologis yang terjadi pada sebagian kecil wanita pada 7-10 hari sebelum haid.
    1. Menopause
ADANYA GANGGUAN GIZI
    1. Kebutuhan zat gizi
Kekurangan zat-zat gizi dalam makanan akan berdampak terjadinya gangguan kesehatan dan penurunan produktivitas kerja, antara lain :
      • Kurang intake protein akan mempengaruhi kalori yang kurang dan berakibat berkurangnya kapasitas kerja
      • Defisiensi zat besi menyebabkan banyaknya kasus anemia
      • Kekurangan vitamin A mungkin menyebabkan gangguan pada penglihatan yang mempengaruhi adaptasi dari terang ke gelap dan berakibat menimbulkan kecelakaan kerja
      • Kekurangan yodium mengganggu metabolisme, menurunkan kemampuan dan kecepatan kerja
    1. Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori tergantung dari aktivitas tubuh. Apabila kalori yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dari bahan makanan yang masuk tidak mencukupi, maka kalori akan dipenuhi dengan memecah sumber cadangan energi yang ada dalam tubuh sendiri.
    1. Faktor lingkungan kerja
Beberapa faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan dan gizi pekerja antara lain :
    1. Tekanan panas
Pekerja yang bekerja di tempat dengan suhu yang tinggi, kebutuhan air dan garam sebagai pengganti cairan yang hilang/ keringat perlu mendapat perhatian. Pada lingkungan yang panas dengan jenis pekerjaan berat sekurang-kurangnya 2,8 lt air minum, untuk kerja ringan 1,9 lt. Bagi pekerja di tempat dingin dibutuhkan makanan dan minuman hangat.
    1. Bahan kimia
Bahan kimia dapat menyebabkan keracunan kronis dengan akibat penurunan berat badan. Beberapa zat kimia lain dapat mengganggu metabolisme tubuh, mengganggu selera makan dan berpengaruh terhadap pencernaan.
Timah hitam dapat mempengaruhi pembentukan sel darah merah yang berakibat pekerja menjadi pucat dan kurus. Keracunan Berillium selalu disertai penurunan berat badan. Zat kimia yang bersifat asam akan merangsang lambung dan merusak selaput lendir.
    1. Faktor biologi
Pekerja yang bekerja di pertambangan, perkebunan, peternakan berisiko terinfeksi cacing, bakteri pada saluran pencernaan dll.
    1. Faktor psikologis
Stress kerja akibat ketidak serasian emosi, hubungan antar manusia dalam pekerjaan, hambatan psikologis sangat berpengaruh pada penurunan berat badan, intake makanan dan produktivitas kerja.
    1. Gaya hidup dan kebiasaan
Terlalu banyak bekerja, aktivitas olahraga kurang sering kali tidak memperhatikan gizi seimbang dan cenderung mengkonsumsi lemak tinggi , dapat menimbulkan kegemukan, hiperkolesterol, hipertensi, penyakit jantung dll.
9.Pekerja wanita yang hamil akibat terpapar zat radiasi, obat-obatan seperti obat anestesi dan bahan kimia tertentu dapat menyebabkan kelainan janin. \
PELAYANAN KESEHATAN BAGI PEKERJA WANITA
A. Pelayanan Kesehatan
  1. Upaya peningkatan (promotif)
      • Bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan dan kapasitas kerja.
      • Meliputi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kerja, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), norma sehat di tempat kerja a.l tidak merokok, tidak mengkonsumsi napza, peningkatan perilaku dan cara kerja yang baik dan benar, konsultasi gizi, kesehatan jiwa, masalah perkawinan, penerapan gizi seimbang, penyediaan tempat untuk memeras ASI, pemeliharaan kebugaran, pemeliharaan Berat Badan ideal, KB dll.
  1. Upaya pencegahan (preventif)
      • Bertujuan untuk memberikan perlindungan pada pekerja sebelum adanya proses gangguan akibat kerja.
      • Meliputi kegiatan :
        • Pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan khusus
        • Imunisasi
        • Penerapan ergonomi
        • Hygiene lingkungan kerja
        • Perlindungan diri tehadap bahaya-bahaya dari pekerjaan
        • Pengendalian lingkungan kerja
        • Latihan fisik (relaksasi) secara rutin
        • Pemberian suplemen gizi sesuai kebutuhan pekerja wanita
        • Rotasi kerja
  1. Upaya penyembuhan (kuratif)
      • Diberikan kepada pekerja yang sudah memperlihatkan gangguan kesehatn / gejala dini dengan mengobati penyakit, mencegah komplikasi dan penularan terhadap keluarganya ataupun teman sekerja.
      • Bertujuan untuk menghentikan proses penyakit, mempercepat masa istirahat, mencegah terjadinya cacat atau kematian.
  1. Upaya pemulihan (rehabiIitatif)
      • Pelayanan diberikan kepada pekerja yang karena penyakit atau kecelakaan telah mengakibatkan cacat sehingga menyebabkan ketidakmampuan bekerja secara permanen.
      • Meliputi :
  • Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuan yang masih ada secara maksimal.
  • Penempatan kembali pekerja yang cacat secara selektif sesuai kemampuan
  • Penyuluhan kepada masyarakat dan pengusaha agar mau menggunakan pekerja yang cacat.

B. Pelayanan Lingkungan Kerja
Bertujuan untuk terciptanya lingkungan yang sehat dan aman dalam rangka meningkatkan produktivitas pekerja yang optimal melalui pengendalian lingkungan kerja (pengenalan, pengukuran dan evaluasi lingkungan kerja).
PENUTUP
Wanita pekerja dari beberapa segi berbeda dengan laki-laki, sehingga dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap pekerja wanta perlu memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan tersebut.
Suatu program promosi kesehatan di tempat kerja harus dipusatkan pada permasalahan dan isu kesehatan wanita yang ditunjukan dan kepekaan sesuai integritas yang mempunyai dampak positip tidak hanya untuk wanita pekerja tersebut tetapi juga untuk keluarganya, masyarakat dan terutama untuk organisasinya / perusahaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar