Pengertian
Amenore sekunder adalah berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.
Amenore sekunder adalah berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.
Amenore sekunder adalah tidak haid selama 6 bulan pada wanita yang sebelumnya pernah mengalami haid teratur atau selama 12 bulan pada wanita yang mempunyai haid tidak teratur.
Amenore sekunder adalah berhenti haid selama 6 bulan atau lebih pada wanita yang sudah pernah mengalami haid dan bukan pada wanita yang tidak hamil, menyusui atau menopause.
- Sindrom ovarium polikistik.
- Obesitas.
- Penurunan berat badan yang drastis.
- Kecemasan dan stres emosional.
- Olahraga yang berlebihan.
- Kehamilan.
- Menopause.
- Disfungsi tiroid.
- Tumor otak.
- Kegagalan dilatasi dan kuretase.
- Pengurangan lemak tubuh 15-17 persen.
- Konsumsi hormon tambahan.
- Konsumsi obat-obatan (bisulfan, klorambusil, siklofosfamid, fenotiazin, pil kontrasepsi, hormon terapi).
- Kelainan pada rahim seperti mola hidatidosa dan sindrom Asherman (pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan).
- Kelainan endokrin (peningkatan aktivitas kelenjar adrenal yang menyebabkan sindrom cushing).
- Pernah mengalami haid.
- Tidak mengalami haid selama 6 bulan atau lebih.
- Sakit kepala.
- Galaktore.
- Peningkatan atau penurunan berat badan.
- Vagina kering.
- Hirsutisme.
- Penglihatan kabur atau kehilangan penglihatan (disebabkan oleh tumor pituitari).
Prognosis
Prognosis tergantung pada penyebabnya.
Prognosis tergantung pada penyebabnya.
Kemungkinan Komplikasi
Kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat amenore sekunder tergantung dari penyebabnya.
Misalnya: penyebab dari amenore sekunder adalah kelainan pada rahim, maka kemungkinan dapat menyebabkan kanker rahim.
Kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat amenore sekunder tergantung dari penyebabnya.
Misalnya: penyebab dari amenore sekunder adalah kelainan pada rahim, maka kemungkinan dapat menyebabkan kanker rahim.
Pemeriksaan dan Tes
Pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul maupun tes kehamilan harus dilakukan untuk menjauhkan dari diagnosa kehamilan. Tes darah yang dapat dilakukan untuk mengecek kadar hormon, antara lain:
Pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul maupun tes kehamilan harus dilakukan untuk menjauhkan dari diagnosa kehamilan. Tes darah yang dapat dilakukan untuk mengecek kadar hormon, antara lain:
- Follicle stimulating hormone (FSH).
- Luteinizing hormone (LH).
- Prolactin hormone (hormon prolaktin).
- Serum hormone (seperti kadar hormon testoteron).
- Thyroid stimulating hormone (TSH).
Tes lain yang dapat dilakukan, meliputi:
- Biopsi endometrium.
- Tes genetik.
- MRI.
- CT scan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar