Kamis, 17 Februari 2011

Perawatan payudara saat menyusui

ASI menjadi semakin favorit akhir2 ini dengan adanya berita sufor yang terkontaminasi bakteri. Sufor yang bahan dasarnya susu sapi memang lebih cocok untuk sapi bukan untuk anak manusia. Sangat penting untuk merawat payudara jika ada rencana akan menyusukan bayi atau sedang menyusukan bayi. Dengan perawatan yang baik, maka akan meningkatkan kualitas menyusui serta bisa mencegah masalah2 yang terjadi saat menyusui.

Pertama-tama, hindari tekanan pada payudara: Jangan tidur dalam posisi telungkup, karena akan menekan payudara dan memblok saluran ASI. Pakailah bra yang longgar. Sertai hindari memakai atau membawa sesuatu di dada yang bisa menekan payudara. (kalau di kita paling bawa dompet uang di bra ).

Menyangga payudara dengan memakai bra khusus. Bra dengan bahan katun adalah yang terbaik karena akan mencegah terjadinya kelembaban yang tentu saja akan mengiritasi puting. Hindari bra dengan kawat pada bagian bawahnya, karena bisa menekan saluran ASI dan menimbulkan penyumbatan.

Bersihkan payudara. Cuci dengan air hangat setiap hari. Jangan memakai sabun atau bahan pembersih lainnya, karena bisa mengiritasi puting. Perlu juga mencuci tangan jika akan menyentuh payudara untuk mencegah infeksi serta mengeringkannya dengan tisue yang bersih atau handuk.

Jaga puting tetap kering. Jangan memakai pelindung puting berbahan plastik atau ped menyusui yang dilapisi bahan plastik. Hal ini akan menjadikannya lembab (basah) dan menghalangi aliran udara.

Keadaan yang sering ditemukan pada payudara yang menyusui:

1. Penurunan suplai darah ke puting. Hal ini akan menyebabkan puting menjadi pucat dan terasa nyeri saat menyusui. Berbagai hal dapat menyebabkannya seperti konsumsi kafein. (harus mengurangi konsumsi kopi, teh, dan soda). Penyebab lainnya adalah merokok dan udara dingin. Obat2an tertentu juga bisa menyebabkan puting pucat dan nyeri.

2. Pembengkakan payudara. Akibat produksi yang berlebihan dan atau bayi kurang/tidak mengkonsumsi ASI, maka payudara akan membengkak dan terasa nyeri. Dengan memberi/menyusukan ke bayi maka gejala ini akan hilang. Tetapi jika bayi tidak mau amat , pengosongan dapat dilakukan dengan pumping.

3. ASI banjir. Beda dengan kondisi diatas, pada banjir ASI, payudara yang penuh bisa mencari jalan keluar, sehingga ASI menetes dari puting. Untuk menghentikannya silangkan lengan ke dada, dan tekan dengan lembut pada bagian putingnya. untuk menyerap kebocorannya saat beraktifitas, bisa memakai pad di payudara untuk menyerap kebocoran. Pakai baju berlapis dan hindari memakai baju warna solid agar kebocoran tidak sampai terlihat dari luar.

4. Nyeri puting. Sering awalnya puting akan lecet saat baru mulai menyusui. Hal ini akan membaik sejalan dengan jam terbang menyusui yang semakin meningkat. Disamping lecet, puting juga bisa retak2, atau bahkan berdarah jika posisi isapan bayi tidak tepat. Untuk mencegahnya, sempurnakan posisi mulut bayi saat menyusui. Pastikan mulut bayi "full" dengan payudara saat menyusui. Mulut dan gusi bayi harus mengkover seluruh areola (area disekitar puting), dan tidak hanya di puting saja.

5. Sumbatan Saluran ASI. Saluran ini berfungsi menyalurkan ASI dari area produksi menuju puting susu. Hal-hal yang dapat menyumbat antara lain ASI yang mengental, jaringan parut, atau ada sesuatu yang menekan saluran tersebut. Penyumbatan ini akan menyebabkan mengurangi bahkan menghentikan aliran ASI pada payudara tersebut., sehingga menyebabkan pembengkakan. Yang lebih parah dapat menyebabkan abses (bengkak bernanah) pada payudara. Untuk itu payudara harus selalu di kosongkan sekosong2nya. (memberikannya ke bayi atau pumping).

Untuk mengurangi rasa tidak nyaman di awal periode menyusui, bisa dilakukan latihan yang disebut : Prenatal nipple conditioning. Latihan ini berguna untuk mengurangi rasa tidak nyaman saat mulai menyusui. Lakukan latihan ini 2 kali sehari mulai 6 minggu sebelum bayi lahir.
Gerakannya berupa : pijat payudara dengan lembut, putar-putar puting susu dengan jari selama 1-2 menit. Jika perlu pakai krim khusus untuk memutar2nya, gosok/usap payudara handuk yang lembut selama 15 detik.


Cara mencegah masalah2 diatas saat menyusui.
1.Saat akan menyetop pemberian ASI/melepaskan bayi dari payudara, pastikan bayi tidak sedang mengisap puting. Untuk menghentikan isapan, masukkan jari ibu dengan lembut ke dalam mulut bayi, sehingga efek isapan jadi lemah karena ada celah antara mulut bayi dan payudara. Tujuannya supaya saat melepaskan bayi, puting susu ibu tidak teregang/ketarik mulut bayi. (ntar panjang kan jelek )

2. Berikan ASI atau pumping minimal 8 kali perhari atau Beri ASI semau-maunya bayi. BAyi bisa menyusui 8-12 kali perhari atau bahkan lebih. Pastikan mulut bayi menempel penuh pada payudara, disamping mencegah cedera pada puting, juga ASI akan masuk secara optimal ke mulut bayi. Berikan ASI dari kedua payudara saat menyusui (bergantian). PAstikan ASI sudah kosong sebelum memindahkan ke payudara sebelahnya. kalau bayi sudah nggak mahu (kenyang) dan ASI masih ada, jangan di kasi ke bapak (just kidding), gunakan pompa untuk mengososngkan payudara dan ASI-nya disimpan kalau seandainya ibu gak sempat menyusui langsung di sesi menyusui berikutnya.

3. Cari posisi yang nyaman saat menyusui. Tempatkan bayi pada posisi dimana bayi dapat dengan mudah mengisap dengan nyaman. Posisi ini sifatnya relatif, tergantung masing2 individu dan bayi. Kalau sudah dapat posisi yang nyaman, maka gunakan posisi ini tiap kali menyusui. Jika posisi bayi tidak benar/tidak nyaman, maka mulut bayi tidak bisa nempel penuh (latch-on), ASi tidak lancar dan akibatnya bayi mengisap lebih kuat lagi akhirnya payudara akan lecet.

Agar mulut bayi latch-on masukkan areola (area hitam disekitar payudara) seluruhnya ke dalam mulut bayi. Untuk menilai apakah sudah latch-on:
a. Puting tidak sakit saat bayi menghisap, bayi akan langsung bisa menghisap ASI, dan pola hisap berubah dari cepat dan pendek, ke lambat dan dalam. Terdengar bayi menelan susu dan rahang bayi bergerak turun saat melakukan isapan.
b. Bentuk puting tidak berubah sebelum dan saat bayi selesai menyusui.

4. Rileks saat menyusui. Usahakan rileks dan tenang saat menyusui. Hal ini akan meningkatkan aliran ASI. tempelkan handuk basah hangat pada payudara atau mandi dengan shower hangat sebelumnya, karena kedua hal ini akan meningkatkan aliran ASI.

5. Bayi juga harus rileks saat menyusui. Bayi yang rileks saat menyusui, akan membuat bayi menyusui lebih maksimal. Pijat payudara saat akan mulai nyusui agar ASI segera mengalir. Jika bayi mengisap terlalu kuat dan payudara nyeri, rilekskan mulutnya dengan cara massase rahang bayi dibagian bawah telinganya. Lakukan dengan gerakan memutar (sirkuler) dan lebarkan mulutnya. Dagu bayi juga dapat diturunkan sedikit dengan sentuhan lembut pada bagian bawah dagunya. Hal ini akan membuat lidahnya terlepas. Selanjutnya jauhkan sedikit rahang bayi, sehingga ASI dapat keluar dengan lebih lancar lagi.

6. Gunakan pompa dengan benar. Baca instruksi pemakaiannya dan jaga pompa tetap dalam keadaan bersih. jika menyebabkan cidera pada payudara, maka hentikan pemakian pompa. Jangan pergunakan pad yang bisa mengiritasi dan melembabkan payudara secara berlebihan, karena hal ini akan meningkatkan risiko kerusakan puting dan infeksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar