Sabtu, 01 Januari 2011

VAKSIN CAMPAK

VAKSINASI DAN JENIS VAKSIN
  • Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan secara aktif terhadap penyakit campak.
  • Kuman penyebab campak adalah sejenis virus yang termasuk ke dalam golongan paramyxo virus.
  • Gejala yang khas yaitu timbulnya bercak-bercak merah di kulit (eksantem), 3-5 hari setelah anak menderita demam, batuk atau pilek. Bercak merah ini mula-mula timbul pada pipi di bawah telinga. Kemudian menjalar ke muka, tubuh dan anggota gerak. Pada stadium berikutnya bercak merah tersebut akan berwarna coklat kehitaman dan akan menghilang dalam waktu 7-10 hari kemudian. Tahap penyakit ketika timbul gejala demam disebut stadium kataral. Tahapo ketika kemudian timbul bercak merah di kulit disebut stadium eksantem. Pada stadium kataral penyakit campak sangat mudah menular kepada anak lain. Daya tular ini menjadi berkurang pada stadium eksantem.
  • Pada waktu stadium kataral dan stadium eksantem anak nampak sakit berat, lesu dan tidak ada nafsu makan. Sebenarnya penyakit campak sendiri merupakan penyakit yang terbatas dan dapat sembuh sendiri, tetapi sering diikuti oleh komplikasi yang cukup berat. Komplikasi penyakit campak yang berbahaya ialah radang otak (ensefalitis atau ensefalopati), radang paru, radang saluran kemih, dan menurunnya keadaan gizi anak. Terutama pada anak yang kurang gizi sering terdapat komplikasi radang paru yang mungkin dapat mengakibatkan kematian. Menurunnya berat badan anak akibat penyakit campak akan menyebabkan merendahnya daya tahan, sehingga ia dengan mudah dihinggapi penyakit lain. Penyebab ini juga akan menyebabkan lebih menurunnya berat badan dan begitulah seterusnya. Maka terdapat lingkaran setan antara menurunnya berat badan, merendahnya daya tahan tubuh dan kejadian infeksi. Keadaan ini mungkin berakhir dengan kematian.
  • Dengan memperhatikan komplikasi penyakit campak yang cukup berat ini, sebenarnya tidaklah tepat pendapat tradisional bahwa sebaiknya anak itu dibiarkan menderita campak secara alamiah. Atau dengan istilah awam :”Kalau anak sakit, biarkan supaya campaknya keluar.”

CARA IMUNISASI
  •  Bayi baru lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif terhadap penyakit campak dari ibunya ketika ia dalam kandungan. Makin lanjut umur bayi, makin berkurang kekebala pasif tersebut. Waktu berumur 6 bulan biasanya bayi itu tidak mempunyai kekebalan pasif lagi. Dengan adanya kekebalan pasif ini sangatlah jarang seorang bayi menderita campak pada umur kurang dari 6 bulan.
  • Imunisasi campak cukup dilakukan dengan 1 kali suntikan seelah bayi berumur 9 bulan. Lebih baik lagi seelah ia berumur lebih dari 1 tahun. Karena kekebalan yang diperoleh berlagsung seumur hidup, maka tidak diperlukan revaksinasi lagi.
  • Di Indonesia keadaannya berlainan. Kejadian campak masih tinggi dan sering dijumpai bayi menderita penyakit campak ketika berumur antara 6-9 bulan, jadi pada saat sebelum ketentua batas umur 9 bulan untuk mendapat vaksinasi campak seperti yang dianjurkan WHO. Dengan memperhatikan kejadian ini, sebenarnya imunisasi campak dapat diberikan sebelum bayi berumur 9 bulan, misalnya pada umur antara 6-7 bulan ketika kekebalan pasif yang diperoleh dari ibu mulai menghilang. Akan tetapi kemudian ia harus mendpat satu kali suntikan ulang setelah berumur 15 bulan.
  • Bila ada seorang anak terjangkit campak, apakah imunisasi terhadap anak lain serumah yang belum pernah campak perlu diberikan ? vaksinasi terhadap anak serumah yang mempunyai kontak  dengan penderita campak dapat diberikan dalam waktu 5 hari setelah terjadi kontak. Bila diberikan setelah hari ke-5, vaksinasi tidak akan bermanfaat, Karena anak sudah ketularan lebih dahulu dengan anak penderita campak tadi. Yang menjadi masalah ialah kesulitan menentukan waktu yang tepat terjadinya kontak. Untuk hal ini sebagai patokan dapat diambil hari pertama terjadinya demam yang timbul pada penderita campak tersebut, sebelum timbul bercak merah di kulit.
  • Dapat diambil kesimpulan, bila seorang anak diketahui mederita penyakit campak, yang biasanya dikenal ibunya karena timbulnya bercak merah, maka pada saat ini tidak ada manfaatnya lagi untuk melakukan imunisasi pada anak lainnya. Saat kejadian ini biasanya telah melampaui batas waktu 5 hari dari hari pertama terjadinya demam.
  • Seandainya anak serumah yang sudah ditulari virus campak, karena sesuatu hal tetapo mendapat imunisasi campak, hal ini tidak akan memperberat atau memperingan keadaan anak bila dalam beberapa hari kemudian ia akan menderita campak yang sebenarnya.
  • Perlukah vaksinasi campak diulang pada anak yang telah menderita campak karena infeksi alamiah ? sebenarnya bila anak tersebut benar-benar telah menderita penyakit campak, maka vaksinasi campak tidak perlu diberikan lagi.
  • Apakah anak tersebut benar menderita campak ? biasanya seorang ibu mendasarkan dugaan sakit anaknya itu hanya karena adanya demam yang disertai dengan timbulnya bercak merah di kulit. Gejala demam dengan bercak merah tidak hanya terjadi pada penyakit campak, tetapi dapat pula dijumpai pada penyakit lain, seperti penyakit “demam 3 hari”, demam berdarah, campak Jerman, dsb.
  • Kekebalan yang diperoleh berlangsung seumur hidup, sama langgengnya dengan kekebalan yang diperoleh bila anak terjangkit campak secara alamiah.
  • Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Mungkin terjadi demam ringan dan nampak sedikit bercak merah pada pipi di bawah telinga pada hari ke 7-8 setelah penyuntikan. Mungkin pula terdapat pembengkakan pada temapt suntikan.
  • Efek sampingnya sangat jarang mungkin terdapat kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada hari ke 10-12 setelah penyuntikan. Selain itu dapat terjadi radang otak, berupa ensefalitis atau ensefalopati dalam waktu 30 hari setelah imunisasi. Demikian pula dapat terjadi SSPE. Risiko terjadinya kelainan otak akibat imunisasi ini tidak perlu terlampau dirisaukan, karena kejadiannya sangat jarang. Selain itu, seandainya anak tersebut tidak mendapat imunisasi dan kemudian terjangkit penyakit camapak secara alamiah, maka ia tetap akan terjangkit kelainan otak serupa. Bahkan dalam bentuk yang lebih parah.
  • Indikasi kontra : indikasi kontra hanya berlaku terhadap anak yang sakit parah, yang menderita TBC tanpa pengobatan atau yang menderita kurang gizi dalam deajat berat. Vaksinasi campak sebaiknya juga tidak diberikan pada anak dengan penyakit defisiensi kekebalan. Sebaiknya imunisasi campak pada ibu hamil ditangguhkan. Pada anak yang pernah kejang, imunisasi campak dapat diberikan seperti biasanya asalkan dengan pengawasan dokter.
  • Penyakit campak merupakan penyakit menular yng bersifat akut dan menular lewat udara melalui system pernapasan, terutama percikan ludah (atau cairan yang keluar ketika seseorang bersin, batuk atau berbicara) seorang penderita.
  • gejala awal berupa demam, malaise atau lemah, gejala conjunctivitis dan coryza atau keerahan pada mata seperti halnya sakit mata, serta gejala radang trakheo bronkhtis yakni daerah tenggorokan saluran napas bagian atas. Suhu bisa mencapai 40,6 Oc. Bila si ibu menderita penyakit morbili ketika hamil muda, usia hamil satu-dua bulan, maka 50 % akan mengalami abortus. Bila menderita campak pada trimester pertama, atau kedua, dan ketiga, maka kemungkinan aka mengalami cacat bawaan, lahir mati atau lahir dengan berat badan rendah.
  • Vaksin ini memberikan imunitas yang cukup lama, hingga umur delapan sampai 10 tahun. Namun setelah itu, kekebalan akan menurun lagi. Oleh sebab itu, pada anak kelas 1 SD dapat diberikan vaksin campak ulangan. Wanita hamil sama sekali tidak dibolehkan mendapat vaksin campak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar